17 Desa di Lebatukan Diminta Wujudkan Website Desa

suluhnusa.com – Aparat pemerintah desa pada 17 desa yang ada di Kecamatan Lebatukan didorong untuk mewujudkan media komunitas dan website desa. Website desa tidak sekadar untuk menampilkan anggaran desa sebagai bentuk transparansi anggaran, tetapi juga untuk mengexpose aktivitas pembangunan dan potensi desa yang akan berdampak pada peningkatan pembangunan di desa.

Demikian dikatakan Camat Lebatukan Petrus Ruing saat menutup kegiatan pekatihan pengembangan media komunitas di aula kantor Desa Lamatuka, Kecamatan Lebatukan, Jumat (8/12).

Kegiatan pelatihan selama dua hari Kamis-Jumat (7-8/12) yang digelar Program Gerakan Sehat Cerdas (GSC) Kecamatan Lebatukan menghadirkan perwakilan dari 17 desa yang terdiri dari sekretaris desa, KPMD GSC, pengurus Balai Rakyat, dan utusan kepala dusun.

Camat Ruing mengingatkan kepada para peserta agar sekembalinya dari pelatihan tersebut  diharapkan materi yang didapat dilanjutkan dengan  membuat website desa dan akan diintervensi lewat APBDes.

Dikatakannya, saat ini ada desa yang telah memiliki website desa, hanya belum ada orang yang bisa menulis untuk mengisi website yang sudah dibuat tersebut. Karenanya, para peserta yang telah mendapatkan pelatihan tersebit nantinya dapat menjadi penulis untuk dimuat pada website desa masing-masing.

“Dengan pelatihan ini bisa menulis apa yang dilakukan di desa dan bisa diberitakan di media desa. Bercerita tentang desa dan promosikan tentang apa yang ada di desa yang berdampak pada pembamgunan di desa masing-masing.Berita-berita yang dimasukkan harus berdampak poaitif bagi desa dan kabupaten,” kata Ruing.

Ia kembali menegaskan agr tak berhenti setelah pelatihan. Pengetahuan yang sudah diperoleh harus diptaktikkan mengingat tahun depan semua desa diprioritaskan untuk membuat website desa.

“Terima kasih kepada narasumber dan FK (fasilitator kecamatan) yang terus memberikan insiprasi dan pelatihan untuk krmajuan wilayah Kecamaran Lebatukan,” tandas Ruing.

Antonius da Silva, Wakil Ketua Asosiasi Guru Penulis (Agupena) Kabupaten Lembata dalam materinya pengembangan buletin desa dan blog desa menyampaikan pentingnya membuat buletin dan blog desa untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan di desa. Ia juga menjelaskan kepada para peserta terkait tata cara pembuatan buletin dan blog.

Ia juga mendorong peserta untuk berani memulai menulis baik lewat akun FB, diary, maupun blog. Peristiwa yang ada di desa dapat diinformasikan kepada masyarakat luas lewat tulisan yang baik.

Para peserta pun dimintanya membuat tulisan dengan anek jenis tema.  Dalam evaluasinya terhadap tulisan para peserta ia menfatakan bahwa sudah ada tulisan gang bagus yang ditulis secara teratur dan ada alur pikit yang dituangkan secara baik dalam tulisan. Namun, lanjutnya, ada yang masih dibuat dalam bentuk seperti lapitan atau notulen.

Ia juga mendorong warga untuk menulis kisah sukses warga yang dapat menjadi inspirasi bagi warga lain terutama orang-orang yang berbuat sesuatu dari hal-hal yang sederhana namun bermanfaat bagi banyak orang.

Sementara Hiero Bokilia, Wartawan Harian Umum Victory News dalam materinya pengenalan dasar jurnalistik dan teknik dasar menulis berita mengajak para peserta untuk lebih jauh mengenal dan memahami jurnalistik dan jurnalis. Jurnalistik, lanjutnya merupakan aktivitad mengumpulkan bahan, menulis, dan menginformasikannya melalui media, baik cetak, elektronik, maupun media online. Dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik, lanjut Bokilia, seorang jurnalis dibekali kode etik jurnalistik.

Kepada para peserta, ia juga menjelaskan terkait berita yang layak ditulis dan tak layak ditulis oleh seorang jurnalis. Ia juga mengingatkan kepada peserta agar menulis sesuatu tidak mengada-ada tetapi harus berdasarkan fakta karena menurutnya fakta itu suci.

Ia juga menjelaskan terkait proses memperoleh informasi berita baik melalui pengamatan, wawancara, dan riset. Dalam wawancara, lanjutnya, seorang wartawan harus tahu persoalan yang hendak diwawancarai dan mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka kepada narasumber untuk mendapatkan jawaban yang terperinci.

Sementara terkait teknik penulisan, ikepada para peserta ia menggambarkan terkait metode penulisan dengan piramida terbalik. Juga terkait penempatan judul yang mencerminkan isi berita. Secara rinci ia juga menjeladkn terkait teras berita dan isi berita yang hatus saling terkait antara terad berita (lead)  dengan tubuh berita.

Sementara itu, Fasilitator Kecamatan Program GSC Lebatukan, Maria Parera mengatakan, kehadiran media komunitas merupakab bentuk respons atad kebutuhan informasi yajg berpihak kepada masyarakat pedesaan. Media komunitas menjadi kekuatan baru masyarakat pedesaan memberitakan persoalan masyarakat yang belum dijamah media massa.

Pengembangan media komunitas, terang Parera, menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat mengenai teknik sosialisasi yang efektif dengan menggunakan media lokal. (lia)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *