Mendobrak akal, mengetuk batin
Kali ini tak bisa diam
Diam berarti mati
Melantangkan suara sebagai senjata
Menembak jitu ke telinga para penguasa
“Permisi, kalian penguasa”, santun
Dengarlah suara batin kami
Ini tentang janji yang pernah kalian ungkapkan
Di depan para pribumi, diteriaki dengan pasti, “Mari Membangun Lembata yang Lebih Baik”.
Di panggung kayu sederhana
Berkaos lambangkan partai
Kalian berdiri tegak
Menahan panasnya mentari
Demi mencari suara menuju singgasana
Kini kalian terlihat rapi
Berjas hitam, kameja putih
Tidak lupa dasi mewahnya
Duduk di singgasana
Wah… Terlihat raja benaran ya, pak?
Kalian mengobral janji
Jika tidak janji, tidak menang
Di sana rakyat kalian sedang menanti
Jangan hanya asyik bergelimang hak
Sedang kewajiban, kalian ingkari
Masihkah ingat dengan janji itu, pak?
Jalan yang pernah kalian lewati dan singgahi
Jalan Trans Buyasuri, namanya
Tempat pribumi menanti janji
Cacat pembangunan di tempat kami
Sedang di sana(Omesuri), kalian tindak lanjuti
Ada apa ini, pak?
Bukankah kita saudara sekandung?
Lahir dari rahim Gunung Uyelewun
Lantas, Mengapa kalian dusta itu?
Mengapa kami terlihat asing?
Apakah kami bukan bagian dari Lembata?
Ahh… Kalian para penguasa
Jangan lupa dengan semua itu
Di sini tetap menolak lupa
Marilah menegakkan keadilan demi kesejahteraan rakyat Lembata.
Lembata
Sabtu, 13 Januari 2018
Iin Fhara Di La Serna