Pada hari Kamis Putih itu para petugas memandikan dan membalutkan Bunsa Maria dengan kain berkabung berupa mantel beludru hitam, ungu atau biru.
Kemudian dilanjutkan pembukaan peti patung Tuan Ana di kapel Tuan Ana. Sore harinya dilakukan tradisi pemasangangan, yaitu pancang atau tiang lilin di kanan kiri jalan rute perarakan Jumat Agung oleh seorang atau keluarga yang mengajukan diri sesuai nazar agungnya melayani Tuhan untuk keperluan prosesi dan pada kegiatan ini umat juga akan membantu mardomu.
Perayaan Ekaristi berlangsung malam hari, mengenang perjamuan terakhir Yesus dengan muridNya, pembasuhan kaki para murid, dan juga pembacaan kisah penangkapan Yesus sampai menunggu diadili.
Di Hari Jumad, kata Frnandez, puncak Acara dilakukan saat Hari Raya Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung. Diawali perarakan bahari membawa patung Tuan Meninu, yaitu melewati Selat Gonzalo dan menuju Pohon Sirih.
“Ini hari puasa dan pantang wajib umat Katolik. Sebagai puncak devosi Peninggalan para paderi Portugal abad Ke-16 yang disebut semana Santa warga Larantuka sibuk mempersiapkan Armida atau stasi atau Perhentian jalan Salib. Warga memasag turo-pagar bambu di sisi kiri dan kanan jalan lalu di atas turo itu dipasang lilin yang akan menyala sepanjang malam,” jelasnya.
Saat perarakan sambil melantukan pujian, terdapat delapan pemberhentian yang disebut dengan armida. Kalau Jalan Salib Biasa dikenal 14 stasi (Perhentian), prosesi Semana Santa Larantuka memiliki delapan Armida,
“Kedelapa Armida itu adalah, Armida Misericordiae: mengingatkan manusia Akan kedatangan Yesus Kristus,. Armida Tuan Menino: pemenuhan Janji Allah terhadap manusia, Armida Balela meneladani Yesus Yang menghibur manusia, karya dan teladan Yesus, Armida Tuan Trewa, Yesus rela berkorban demi manusia, Armida Pante Kebis: kesertaan Bunda Maria untuk Bersatu Dalam, penderitaan Yesus, Armida Pohon Sirih mengingatkan Umat Akan hukuman mati Yang diderita Yesus, Armida Kuce mengingatkan kematian Yesus di kayu Salib, Armida Tuan Ana Yesus diturunkan Dari kayu Salib Lalu dimakamkan,” jelas Fernandez.
Di setiap perhentian atau armida seorang Wanita Maju Ke altar menunjukkan gulungan Lukisan Wajah Yesus, simbol Veronika mengusap Wajah Yesus Yang Illustrasi Perjalanan Ke Golgota.
Prosesi dimulai dari Katedral dan berakhirpun di Katedral, secara berurutan Barisan genderang perkabungan, panji Conferia, Anak-anak Yang membawa alat-alat sengsara Yesus, biarawati, para biarawan, pendamping, Lakademu yang memanggul peti Tuan Ana. Kemudian para promesa, Umat, Dan peziarah.
Ribuan Umat mengikuti prosesi Sambil memegang lilin yang menyala. Sementara itu, kota Larantuka menjadi Lautan Cahaya lilin Yang memancar di Sepanjang prosesi dengan keamanan pihak kepolisian dan dibantu Remaja Masjid, Pemuda GMIT dan Teruna Teruni Hindu-Budha. Inilah wujud toleransi yang hakiki.
“Mari kita jaga toleransi ini,” ajak Fernandez
Bahkan Fernandez menambahkan, sejak beberapa tahun terakhir, Umat agama lain pun ikut menyediakan kamar bagi para peziara yang terus membludak setiap tahun, termasuk tahun 2018.
Dan perayaan Semana Santa tahun 2018, ini mengambil tema Kesetiakawanan, sesuai dengan tema Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Larantuka.***
sandro wangak