Join PLAN Lembata, Yayasan Stella Vitae Gelar Workshop Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di SPNF

SULUH NUSA, LEMBATA – Yayasan Stela Vitae menggelar workshop bertajuk “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan Non Formal (PNF)” pada Selasa, 10 Desember 2024, di Auditorium Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, 10 Desember 2024.

Kegiatan ini diikuti oleh para Kepala Sekolah dari PKBM MENSA, PKBM Setia Bakti, PKBM Stella Vitae, Para tutor, peserta didik pendidikan kesetaraan, paket A, B, dan C, Dinas P2PA Kabupaten Lembata dan Dinas Penddikan Kabupaten Lembata, dan Forum Puspa Lembata.

Workshop bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pendidik tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari kekerasan, sekaligus memberikan panduan praktis dalam menangani kasus kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan satuan pendidikan non formal (PNF).

Direktur Yayasan Stela Vitae, Veronika Deran Geroda, mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bersama tentang kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mendorong partisipasi aktif tim TPPK, pendidikan dan peserta didik dalam mencetak dan menangani kasus kekerasan.

“Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bersama tentang kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mendorong partisipasi aktif tim TPPK Kabupaten Lembata, pendidikan dan peserta didik dalam mencetak dan menangani kasus kekerasan.” Ungkap Veronika.

Hadir sebagai narasumber utama, Ibu Anastasia F. Atawolo, S.E Kabid PUG Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Lembata, menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas dalam mencegah kekerasan.

“Sekolah harus menjadi tempat di mana setiap anak merasa aman dan dihargai. Untuk itu, kita perlu membangun budaya anti-kekerasan melalui pendekatan yang inklusif.” ujar Maria.

Ia juga berharap, agar ke depan, kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan dan di Lembata pada umumnya bisa diminimalisir untuk menciptakan kondisi pendidikan kita tetap positif dan nyaman bagi siswa.

Setelah pemaparan materi, workshop ini juga diisi dengan diskusi interaktif. Para peserta dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal kekerasan, baik fisik maupun emosional, serta cara melaporkan dan menangani kasus kekerasa sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Workshop ini ditutup dengan penandatangan komitmen bersama dari para peserta untuk menolak tindakan kekerasan di satuan pendidikan non formal (PNF). Harapannya, kegiatan ini menjadi awal perubahan positif di lingkungan pendidikan di Kabupaten Lembata.+++ama.kewaman

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *