suluhnusa.com – Pelaksanaan Expo Budaya, Uyelewun Raya di Kecamatan Omesuri, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kamis 17 Oktober hingga Sabtu 19 Okrober 2019 lalu, menjadi wadah untuk memperkuat pranata adat setempat.
Lebih dari itu, beragam atraksi yang ditampilkan oleh kelompok masyarakat yang heterogen dari berbagai latar belakang, suku, agama dan Ras, dalam sebuah even budaya tahunan ini, akhirnya akan melahirkan kekayaan budaya Bangsa.
Hal tersebut disampaikan oleh Hasrul Ediyard, Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertinggal, Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi RI, kepada suluhnusa.com, Selasa (22/10).
Menurut Edyard, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi, Kususnya di Direktorat jenderal pengembangan daerah tertinggal, melalui direktorat penanganan daerah pasca konflik, terus memperkuat pranata adat di daerah melalui program penguatan pranata adat, seperti yang ada di Kedang.
“Penguatan pranata adat ini tujuannya pada akhirnya mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui penguatan pranata adat atau even budaya. Semua inovasi, semua kreativitas, silahturahmi dari berbagai elemen masyarakat, agama, suku, kelompok ditengah masyarakat, sebisa mungkin bisa satu dan tidak bergesekan. Saya melihat di expo Uyelewun baru-baru ini interaksi dari berbagai kelompok, suku dan agama sangat cair. Ini menunjukan bahwa wilayah ini meski terbentuuk dari kelompok masyarakat yang heterogen, namun dapat dipersatukan oleh pranata adat yang kuat,” ujar Hasrul Ediyard, Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik, Kemendes RI.
Edyard menyebutkan, silakan banyak agama, silakan banyak kelompok, Ras atau agama tatapi persatuan dan kesatuan tetap dijaga bersama-sama.
Melalui expo budaya di daerah, pihaknya berharap dapat menjadi momentum perekat perbedaan dan menguburkan potensi konflik sekecil apapun.
“Kemudian kita berharap juga struktur masyarakat yang heterogen juga tidak berpotensi konflik, sebaliknya bisa dikelola dengan baik sehingga menguatkan persatuan dan kesatuan. Kita juga berharap dengan banyak etnis, suku dan agama, melahirkan banyak kreasi di tengah masyarakat, kekayaan keragaman itu jika dikelola dengan baik akan menjadi kekuatan luar biasa, akan menjadi kekayaan budaya bangsa,” ujar Edyard.
Ditegaskan, pihaknya memfasilitasi kegiatan expo budaya di daerah karena festival atau expo budaya sebagai wadah atau jembatan untuk menyatukan berbagai persepsi.
“Expo budaya menjadi ruang untuk melakukan pameran, kuliner, macam-macam atraksi budaya, bisa ditampilkan, untuk mempromosikan bahwa kita ini satu, kita ini tetap menjaga persatuan di tengah masyaraat, tidak melahirkan konflik. Jika ada potensi konflik sekecil apapun jangan dibesar-besarkan, karena ada budaya yang mempersatukan kita,” ujar Edyard.
Disebutkan, pihaknya membuka ruang untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan even tahunan budaya. Dukungan bidsa berupa anggaran serta sumbang pendapat guna menyukseskan expo atau festival budaya di daerah.
“Tujuan kita memfasilitasi supaya ada kegiatan di daerah yang sifatnya bisa menjadi moment untuk menyatukan persepsi yang ada di tengah-tengah masyarakat. Kebetulan Lembata juga punya even Expo Uyelewun, agenda tahunan, saya dengar ini kali kedua, tetapi kegiatan ini bukan hanya dari Kementerian saja tetapi kegiatan bersama-sama. Namanya kegiatan kolaborasi, antara pemda Lembata dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi,” ujar Edyard.
Dikatakan, dalam posisi ini tentu Pemda lebih di depan, baik dalam penganggaran, maupun dalam rangka memfasilitasi berbagai atrasi budaya dan kegiatan yang dilaksanakan, sementara pihak kementerian memperkuat dengan anggaran dan penguatan pranata adat.
Pemerintah kabupaten Lembata melalui Dinas kebudayaan setempat kini memiliki dua even Tahunan yang berkaitan dengan pagelaran seni dan budaya Lembata. Even Tahunan tersebut yakni Festival Tiga Gunung dan Expo Budaya Uyelewun Raya.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan pariwisata Kabupaten Lembata, Apolonaris Mayang menjelaskan, pihaknya menggelontorkan anggaran senilai 200 Juta Rupiah untuk menggelar even tahunan Expo Uyelewun Raya ini. ***
hosea