7 Bendungan Untuk Tani Ternak sampai Pembangkit Listrik

Beranda » Kesehatan » 7 Bendungan Untuk Tani Ternak sampai Pembangkit Listrik

suluhnusa.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai provinsi yang sering mengalami kesulitan air untuk memenuhi kebutuhan permukiman perkotaan, peternakan dan pertanian. Ketersediaan air menjadi salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di NTT.

Presiden Jokowi menggelontorkan sekitar 5 Triliun lebih APBN untuk menyelasaikan pembanmgunan tujuh bendungan di Nusa Tenggara Timur.

“Dari 7 bendungan, satu bendungan telah selesai yaitu Raknamo. Sementara 3 bendungan dalam tahap konstruksi yaitu Rotiklot, Napun Gete, dan Temef. Sementara 3 bendungan dalam tahap perencanan dan persiapan yaitu Mbay, Manikin dan Kolhua,” ungkap Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) II Provinsi NTT, Ir. Agus Sosiawan, ME melalui Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (Ka SNVT) PJPA, Ir. Yayat Sumaryat, MT ketika dihubungi suluhnusa.com di Kupang, 21 Maret 2018.

Sejak dilakukan groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2014 lalu, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, dengan biaya sebesar Rp 710 miliar dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor akan di PHO kepada PPK bulan April 2018 mendatang.

Keberadaan Bendungan Raknamo diharapkan untuk menyediakan air baku di Kabupaten Kupang dengan debit sebesar 100 liter per detik, irigasi 1.250 hektar lahan pertanian di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak, pengendalian banjir daerah hilir Kota Kupang, pengembangan pariwisata, serta pembangkit listrik tenaga mikro dengan daya 0,22 MW.

TERKAIT :

https://suluhnusa.com/pariwisata/20180322/karena-aset-vital-butuh-keseriusan-pemprov-ntt-urus-bendungan-raknamo.html

Sementara itu, untuk pembangunan Bendungan Rotiklot yang pada saat dilakukan groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Desember 2015 lalu, dengan kontraktor PT Nindya Karya-PT. Universal Suryaprima KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 470 miliar. Bendungan Rotiklot memiliki daya tampung sekitar 2,67 juta kubik ditargetkan pembangunannya selesai pada 2018.

Adapun manfaat dari Bendungan Rotiklot ini diharapkan mampu mengairi jaringan irigasi seluas 139 hektar (padi), 500 hektar (palawija),mengurangi debit banjir 500 m3/detik, penyediaan listrik 0,15 MW, dan suplai air baku untuk masyarakat dan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter per detik.

Selanjutnya, pembangunan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, kontraknya telah ditandatangani pada Desember 2016 lalu dengan PT Nindya Karya (Persero) sebagai kontraktor dengan nilai kontrak sebesar Rp 849,9 miliar dan ditargetkan selesai pada akhir 2020.

“Meskipun begitu, Kementerian PUPR berupaya mempercepat proses pembangunan Bendungan Napun Gete sehingga diharapkan dapat selesai dalam waktu kurang dari lima tahun sejak penandatanganan kontrak,” jelas Ir. Yayat Sumaryat, MT.

Bendungan Napun Gete direncanakan memiliki volume tampungan sebanyak 7,63 juta meter kubik, direncanakan dapat mengairi irigasi seluas 700 hektar, menediakan air baku sebanyak 0,20 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.

Lebih jauh Yayat menjelaskan Pada tahun 2017, dimulai pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang akan menjadi bendungan terbesar di NTT dengan daya tampung sebesar 81,15 juta meter kubik untuk memenuhi kebutuhan jaringan irigasi seluas 6.000 hektar dan kebutuhan air baku sebesar 0,13 meter kubik per detik serta menghasilkan listrik sebesar 2,8 megawatt (MW).

BACA JUGA :

https://suluhnusa.com/pariwisata/20180306/peningkatan-jaringan-irigasi-kodi-aliri-729-hektar-persawahan.html

Dari tujuh bendungan yang direncanakan dibangun di NTT, baru Bendungan Raknamo yang rampung 100 persen. Sisanya bervariasi kondisinya. Tiga bendungan masih dalam tahap konstruksi, yakni Bendungan Rotiklot, Napun Gete dan Temef. Sementara itu, tiga bendungan lain yang masih dalam tahap pembebasan lahan, yakni Bendungan Mbay, Manikin dan Kolhua. Biaya pembangunan 7 bendungan tersebut Rp 5,9 triliun itu, menurut Yayat, sangat penting bagi masyarakat NTT yang dikenal kekurangan air. ***

 

sandro wangak

Share your love
Suluh Nusa
Suluh Nusa

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur.?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *