suluhnusa.com – Pemerintah Kabupaten Lembata dibawah pimpinan, Eliyaser Yantjie Sunur, terus melakukan pembenahan infrastruktur dan penataan kota. Salah satu diantaranya adalah pembenahan infrastruktur jalan dengan pola long segmen melalui pembiayaan tahun tunggal, tahun jamak, dan avaelebiliti payment (victorynews, 21/08/2017). Prioritas pembangunan jalan raya ini merupakan akses utama untuk memudahkan pembangunan, dan memperlancar transportasi masyarakat ke dalam kota.
Saat ini, sedang berlangsung pengerjaan jalan dari Pasar Raya menuju ke Ile-Ape dan Ile Ape Timur, dengan tujuan untuk memperlebar ruas jalan dan memperbaiki jalan yang rusak. Namun, persoalan bukan hanya membangun infrastruktur jalan untuk menjadi baik dan lebar saja, tetapi jalan yang sudah bagus juga harus dihiasi dengan pohon-pohon yang rindang dan hijau. Sangat disayangkan, dalam proses pembenahan infrastruktur jalan tersebut, harus menghilangkan sekian banyak pohon yang ada di sepanjang jalan tersebut.
Tidak semestinya dalam pembenahan infrastruktur harus mengorbankan pepohonan di sepanjaang jalan dan membuat lingkungannya tidak ramah. Meskipun di gusur secara berkala, namun yang menjadi perhatian kita, adalah bagaimana pohon-pohon tersebut ditanam kembali dan menjaganya, agar lingkungan disepanjang jalan tersebut tetap asri. Karena, menurut pengamatan saya, dengan melihat kembali pengalaman pembenahan infrastruktur jalan sebelumnya dari Okang Paga, perbatasan antara Desa Jontona dan Desa Todanara menuju Desa Watodiri, pohon-pohonnya dihilangkan tanpa diganti dengan pohon yang lain atau ditanam kembali. Alhasil, kawasan tersebut menjadi lebih panas dari biasanya, karena tidak ada peneduh di sepanjang jalannya.
Pohon yang hilang sepanjang jalan Pasar raya menuju Ile ape dan Ile ape timur adalah pohon jaranan atau pohon reo dengan nama ilmiahnya adalah lannea coromandelica. Perlu diketahui bahwa, pohon reo ini merupakan salah satu jenis pohon yang mampu bertahan di tempat-tempat gersang, seperti di kawasan Pasar Raya menuju Ile Ape. Pohon reo sangat bagus untuk penghijauan karena pertumbuhannya yang cepat. Dengan pertumbuhannya yang cepat, maka pohon reo bisa menjadi salah satu alternatif peneduh di sepanjang jalan tersebut. Pohon reo juga mampu menyegarkan kondisi udara sekitar dengan menyerap CO2 dari udara dan melepaskan O2 ketika melakukan proses fotosintesis. Dengan begitu, maka paling tidak bisa menyerap suhu udara di Kabupaten Lembata yang bisa mencapai 32 derajat celcius itu.
Jika kita merujuk pada Peraturan Lingkungan Hidup terbaru, yang telah di-realease pada tahun 2012, maka perlu di pahami oleh para pelaksana kunci dan dan pelaksana operasi kegiatan proyek, agar dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan bisa memprioritaskan pengelolaan lingkungan, sehingga tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Contoh tersebut di atas menunjukan bahwa kurang berhasilnya proyek pembangunan infrastruktur jalan, karena gagal menjaga kualitas lingkungan walau pun sudah memiliki peraturan yang memadai. Hal ini menunjukan bahwa, betapa lemahnya perhatian dari pihak-pihak yang terkait dan kurang kontrolnya lembaga legislative dalam menjalankan fungsinya, terhadap pengaruh kegiatan proyek pembangunan jalan yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
Oleh karena pengaruh lingkungan sangat besar dampaknya pada kehidupan masyarakat Lembata pada umumnya maka, dalam kelanjutan pembangunan proyek infrastruktur jalan tersebut, diperlukan adanya prioritas yang memadai terhadap dampak kerusakan lingkungan guna penanganan secara dini dan serius terhadap persoalan lingkungan ini.
Ada beberapa alternatif yang harus kita tempuh untuk menjaga lingkungan tetap ramah setelah pembenahan jalan selesai adalah, yang pertama, menanam kembali pohon-pohon yang telah ditumbangkaan tersebut dengan diselingi dengan pohon-pohon yang lainnya di sisi-sisi jalan, guna mengurangi cuaca panas di Lembata. Dengan begitu maka lingkungan akan tetap ramah dan hijau.
Yang kedua adalah, pemerintah yang dalam hal ini menjalankan fungsinya sebagai eksekutif, perlu juga menginstruksikan kepada jajarannya terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan UU, sehingga perencanaan pengelolaan lingkungan tetap berjalan secara berkelanjutan. Artinya bahwa, dalam hal ini dinas pertanian, harus melakukan pengadaan anakan pohon yang lain untuk siap ditanam disisi jalan tersebut.
Untuk menjaga lingkungan di sepanjang jalan Kabupaten Lembata tetap lestari, maka perlu adanya proritas secara berkala juga, untuk merawat dan melestarikan pohon-pohon yang ada di sepanjang jalan tersebut, agar kondisi lingkungannya tetap nyaman dan lestari. Untuk merawat dan melestarikan pohon-pohon tersebut, maka pemerintah juga perlu membentuk semacam “pasukan” untuk merawat tanaman tersebut. Jika hal demikian dijalankan dengan benar tentu akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, dengan mempekerjakan pemuda-pemuda di lembata. Maka secara tidak langsung bisa mengurangi angka pengangguran di Kabupaten kita.
Karena apa pun itu, menciptakan jalanan yang bagus dihiasi dengan pemandangan dan pepohonan yang indah dan hijau, adalah harapan dan impian kita bersama.***
Feliksianus Ama,
Lahir di Jontona, Ile Ape Timur. Sekarang tinggal di Jakarta Selatan. Saat ini menjadi menjadi anggota Keluarga Besar Mahasiswa Dan Pemuda Lembata Jabodetabek (KEMADA BAJA) angkatan 2015. HP: 081210365796. Alamat email: 22Ama.Feliksianus@gmail.com. Alamat FB Ama Kewaman.