Optimizing Temperature Of Fish Drying Chamber By Determining The Ideal Slope Angle Of The Flat Mirror Reflector

Beranda » Jurnal » Optimizing Temperature Of Fish Drying Chamber By Determining The Ideal Slope Angle Of The Flat Mirror Reflector

 

Duran Hore1, Irene Budayawati2

1Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang;  2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang

Email: yolan_yoel@yahoo.com

Abstract

The process of dry  fish production in NTT is generally done  traditionally    by drying it directly   and rely on sunlight as a dryer. Supported by average daily  temperature in NTT from 30 oC to 33.7 o C, these heat energy is very potential  to be utilized for  producing dried fish. To achieve the water content of 20% to 35% so that decaying by   microorganisms  really stop, then  required drying time  by 5 days  to 8 days. Such a long time process allows  damaging occurrence   and degradation of the quality of dried fish if  heating process is less than the maximum. The process of dry fish production by drying it directly in the open area,  in terms of hygiene  is less,  due to  the  dried fish  contaminated by dust, flies, and other impurities. These giving   an effect on quality decrease    and selling price. In addition, the process of drying in the open area like this,  if not get maximum heating process,  then   will interfere   surrounding environment because it can produce the odor. From the description above,  a fish drying tool   developed through the utilization of solar thermal energy with an adjustable reflector system to optimize the temperature in the dryer room. This  research using  true experimental research method with the subject of the study base  on: the first is the design of the dryer, and the second is find the ideal angle of reflector to reflect the solar  heat to the dryer cabin so that the fish drying process can be achieved optimally. From the test that has been done on the 45 °  reflector slope  angle,  the obtained result  there is increasing of  the room temperature in the drying cabin from room temperature 25 ° C to 63 ° C, and after 8 hours  drying process  the average moisture content  had  reach to  45.29%  of Wet base. By   increasing  temperature of drying chamber, the use of these dryers is not limited to fish only  but also for producing  dried beef, and   drying  process of other agricultural products as well.

Key words:

OPTIMASI SUHU RUANG ALAT  PENGERING IKAN

MELALUI PENENTUAN SUDUT IDEAL REFLEKTOR CERMIN DATAR

Duran Hore1, Irene Budayawati2

1Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang;  2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Kupang

Email: yolan_yoel@yahoo.com

 

Abstrak

Proses produksi ikan  kering di NTT pada umumnya dilakukan secara tadisional dengan cara langsung dijemur  dan mengandalkan sinar matahari sebagai pengeringnya.   Didukung oleh suhu udara rata-rata siang hari di NTT  berkisar dari 30 0 C sampai 33,7 0C maka energi panas ini sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam memproduksi ikan kering.  Untuk mencapai kadar air 20%  sampai 35%  agar perkembangan mikroorganisme pembusuk benar-benar berhenti dibutuhkan waktu penjemuran 5 hingga  8 hari.  Waktu yang demikian lama memungkinkan terjadinya kerusakan dan penurunan kualitas ikan  kering yang dihasilkan jika penyinaran kurang maksimal.     Proses produksi ikan kering dengan cara dijemur langsung di tempat terbuka maka dari segi hygienitas kurang baik karena terkontaminasi debu, lalat, dan kotoran lainnya.  Hal ini tentu saja berefek pada menurunya kualitas ikan dan harga jual. Selain itu proses penjemuran di tempat  terbuka  seperti  ini  apa bila   tidak   mendapat penyinaran secara maksimal  maka akan menggangu kenyamanan  lingkungan sekitar karena dapat  menghasilkan aroma atau bau yang tidak sedap.   Dari uraian di atas  dikembangkan suatu alat pengeringan ikan  melalui  pemanfaatan  energi   panas matahari  dengan sistim adjustabel  reflector untuk mengoptimalkan suhu di dalam ruangan pengering. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode true experimental  research  dengan pokok  kajian terletak pada: yang pertama adalah rancang bangun   alat pengering,  dan yang ke dua adalah  menemukan sudut yang ideal reflector   untuk merefleksikan panas  matahari ke kabin pengering   sehingga proses pengeringan ikan dapat tercapai secara optimal. Dari pengujian yang telah dilakukan pada kemiringan reflector 45° hasil yang diperoleh adalah dapat meningkatkan suhu ruang dalam kabin pengering dari suhu kamar 25°C hingga 63°C, dan setelah proses pengeringan selama  8 jam rata-rata kadar  air sudah mencapai 45,29 % basis basah. Dengan adanya peningkatan suhu ruang pengering ini maka  penggunaan alat pengering ini tidak terbatas hanya untuk ikan saja tetapi juga bisa untuk pembuatan dendeng daging kering, dan juga untuk pengeringan hasil pertaniah lainnya.

Kata Kunci: pengering, ikan, reflector, matahari, cermin datar.

 


Share your love
Suluh Nusa
Suluh Nusa

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur.?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *