‘Sandro lu tulis bae bae sadiki’
MEDIA WLN – Pesan ini dari Dia. Dia yang sudah saya anggap sebagai abang sendiri. Kami sudah seperti keluarga. Saya mengenal beliau lima belas tahun lalu. Tepatnya 2005 saat masih menjadi redaktur di Koran Minguan NTT POS. Saya wawancara beliau tentang sepak bola kota kupang (PSKK) yang sudah luntur dari tradisi juara. Hasil wawancara itu, saya beri judul, PSKK Kapan Juara lagi ?
Selanjutnya tahun 2007, kami terlibat politik yang intens saat PKB mengusung Daniel Hurek menjadi calon wakil walikota Kupang bersama Daniel Adoe (Duo Dan), dan memenangkan pertarungan politik saat itu. Saya memang menjadi bagian dari tim kerja politik Daniel Hurek saat itu bersama sekian senior. Akan tetapi dalam karya jurnalistik saya, tetap bediri independen. Kisruh muncul dalam tubuh PKB. Kaitan erat dengan SK Gus Dur. Saat itu, Yucun Lepa menjadi Ketua DPW PKB NTT. Gonjang ganjing SK PKB yang ketahuan memberikan dukungan ganda, saya lalu menurunkan headline di Koran NTT POS saat itu dengan judul “Yucun Lepa Tipu Gus Dur,”.
Abang saya yang satu ini secara diam diam menelpon saya untuk mehadap ke Hotel Cahaya Bapa. Saya tiba sore hari. Di ruangan depan Cahaya Bapa, Abang saya ini sudah memegang Koran NTT POS. Saya dalam hati, pasti dimarahi. Dia menyuguhkan saya kopi. Sambil menatap saya, dia membuka halaman Koran NTT POS dan mengatakan kepada saya, “Sandro, lu tulis bae bae sadiki”. Lalu lanjut diskusi politik.
Duo Dan menang pilkada 2007. Daniel Hurek menjadi Wakil Walikota, dengan jabatan Ex Oficio Ketua KONI dan Ketua PSKK Kota Kupang, tahun 2008. Saya diminta menjadi salah satu pengurus urusan kesekretariatan. Sekretaris PSKK saat itu adalah abang Piter Fomeni. Semua pengurus PSKK adalah para legenda sepakbola Kota Kupang. Ada Anton Kia. Mathias Bisinglasi. Feliks Dando. Lukman Hakim. Mudji. Zulkifli Umar. Edi Amtiran. Sipri Seko. Pethu Abanat. Dan masih banyak lagi. Ada Aba Iskandar, Bernadinus Mere dan Melki Lado Madi.
Kompetisi pertama tahun 2008 adalah awal kebangkitan PSK Kota Kupang. Sebanyak 21 Klub yang terdaftar di PSKK menjadi peserta. Semua kompak membenahi PS Kota Kupang dimulai dari pembenahan Klub. Kompetisi antar klub berjalan.
Selain persiapan Kota Kupang sebagai tuan rumah Eltari Memorial cup 2010, kompetisi antar klub berjalan dengan sistem divisi. Kompetisi Divisi I dan Divisi II. Syarat dan ketentuan berlaku, degradasi klub dari Divisi I ke Divisi II adalah hal yang paling dihindari oleh semua klub di bawah naungan PSKK. Di saat bersamaan kendala yang terbesar adalah soal wasit. Dalam keterbatasan PSK Kupang menggelar pelatihan wasit C3 yang saat ini tersebar di seluruh NTT. Ada Pichan matarau, Redem,Oni, Anton dan beberapa lagi. Mereka adalah jebolan wasit C3 PSK Kota Kupang.
Hotel Cahaya Bapa adalah salah satu hotel tua di Kota Kupang. Letaknya di Naikoten II, berhadapan dengan Gereja St.Yoseph. Disaat PSK Kota Kupang lagi sekarat, Cahaya Bapa menjadi pilihan TC bagi pemain pemain PSK Kota Kupang.
Tahun 2010, Kota Kupang menjadi tuan rumah El Tari dan PSKK bangkit sebagai pemenang setelah mengalahkan Raksasa Perseftim Flores Timur di Gor Oepoi Kupang.
Semua catatan perjalanan PSK Kota Kupang apik dalam ingatan dan liputan abang saya, Sipri Seko, wartawan Olaraga Pos Kupang, yang selanjutnya melahirkan Erick Seran yang saat ini menjadi wartawan di Tribun Bali – Denpasar.
2011 usai menggelar rapat kerja PSKK Kupang di Camplong, saya pindah ke Denpasar menjadi wartawan Fajar Bali dan Memorandum Suksesi (JPNN), kami tidak lagi berkabar sampai siang tadi, saya mendengar informasi bahwa abang saya itu sudah dipanggil oleh Tuhan. Saya menelpon Zulkifli Umar. Abang saya, Feliks Dando wafat. Duka sepak bola Kota Kupang. Feliks Dando, Cahaya Bapa, Cahaya Sepak Bola Kupang itu sudah pergi menghadap Cahaya Bapa Abadi di Surga.
“Ya benar. Jalan Tuhan. Om Feliks su sonde ada. Beliau juga Kepala Batu, katomg su omong untuk barhenti minum, tapi tau to bu. Jalan Tuhan jadi kita semua harus terima. Karena kita semua yang hidup ini akan ke sana juga,” ungkap Zulkifli Umar.
Feliks Dando bagi saya bukan hanya sebagai pemilik Hotel Cahaya Bapa, tetapi juga cahaya bagi Sepak Bola Kota Kupang.
Daniel Hurek Menulis
Felix Dando,demikianlah saya dan anak-anak Naikoten 2 menyapamu.Kita penghuni seputar gedung gereja St.Yoseph,sejak Januari 1976 . Tahun 2008 saya Pimpin DPW PKB NTT, KONI dan PSSK. Felix Dando menjadi salah satu Wakil Ketua, untuk bersama menahkodai Organisasi Politik dan Ormas ini.
Felix Dando,menjadi Pimpinan TIM Eltari Cup 2010, menghantarkan PSKK meraih Juara pertama,menghentikan langkah raksasa bola NTT Perseftim Flores Timur.Dinamika Politik tak terhindar,Felix ke PAN sy tetap PKB.Pilkada Kota Kupang 2017,pada saat yang sangat menentukan, tembok garasi mobilku, jadi saksi bisu.Felix bersama PAN ke Firmanmu, saya bersama PKB ke Sahabat karena ada hal prinsip yang kita berdua sepakati yakni untuk kepentingan rakyat yang lebih luas kita bersatu.
Fakta membuktikan ketika Felix menghantar Aspirasi rakyat dari Kelurahan Alak datang di Gedung DPRD Kota Kupang thn 2018,berkaitan dengan infrastruktur jalan yang perlu mendapat perhatian,teman-temanku di DPRD Kota agak enggan menerimamu,kecuali saya, Nitanel Pandie dan Livingstone Ratukadja.
Saya menjemputmu di pintu gerbang DPRD dan ke Ruang sidang utama.Lanjut hari itu juga saya bersamamu ke lokasi di Alak. Saya dengar jln itu kini telah diaspal.Hari ini, teman Felix Dando,dipangggil pulang ke rumah Bapak Kita di Surga. Saya harap surga tempatmu. Istri dan anak anak serta keluarga besarmu,beroleh kekuatan. Amin
RIP FELIKS DANDO CAHAYA BAPA. Sang Cahaya Sepak Bola Kupang itu sudah pergi menghadap Cahaya Bapa Abadi di Surga.
sandrowangak