SULUH NUSA, LEWOLEBA – Remaja menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa. Remaja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam permbangunan. Dan remaja menjadi tolak ukur kualitas kehidupan sebuah masyarakat baik di desa maupun bangsa.
Remaja kerap mendapat banyak persoalan yang sulit dipecahkan oleh remaja sendiri. Orang tua kerap menyalahkan remaja ketika remaja mendapat masalah. Persoalan kesehatan remaja, kekerasan terhadap ibu dan anak, pernikahan usia anak, kehamilan remaja dan berbagai persoalan lain menjadi isu utama dalam program pemberdayaan oleh Yayasan Plan Indonesia Internasional Program Area Lembata.
Margaretha Making, Kepala Puskesmas Waipukang, yang juga Master Training pendampingan remaja untuk Kabupaten Lembata menjelaskan Plan sejak 2012 sudah melakukan pendampingan terhadap 1025 anak remaja seluruh Lembata yang tersebar dj lima kecamatan yakni Kecamatan Omesuri, Kecamatan Buyasuri, Kecamatan Lebatukan, Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur.
“Dengan keterlibatan 80 fasilitator Desa di seluruh Lembata para remaja disampingi untuk belajar mengenal diri, menilai diri, memilih masa depan dan literasi financial, ” Ungkap Retha Making saat memberi motivasi kepada wisudawan wisudawati Remaja Mapan desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Timur, 3 Juni 2022 di Aula Desa Aulesa.
Selain itu, dari 60 an sesi pertemuan tatap muka, sekitar 28 sesi remaja mapan berbicara tentang kesehatan.
Menurut Retha, remaja harus diberi pemahaman bahwa perkawinan adalah pilihan, bukan kesempatan. Mereka juga diajarkan menjaga keseimbangan keuangan saat mereka beranjak ke bangku kuliah dengan bekerja separuh waktu.
“Menjaga keseimbangan penggunaan keuangan saat mereka sedang kuliah. Orangtua, berkewajiban untuk membantu mewujudkan cita cita mereka. Replikasi mapan menjadi program unggulan bagi remaja enam tahun ke depan di desa desa dan kecamatan sampingan Yayasan Plan Indonesia, ” Ungkapnya.
Sementara iru, Camat Ile Ape Timur, Niko Watun, mengungkapkan para Kepala Desa harus melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama pihak swasta dan LSM untuk kemajuan manusia Ile Ape Timur.
“Program remaja mapan ini harus tetap dijalankan melalui berbagai kebijakan keuangan di APBDes, ” Tutur Niko Watun.
Camat Niko berharap Fasdes yang ada akan berkolaborasi dengan bidan desa untuk melanjutkan program remaja mapan di desa desa Ile Ape Timur.
Wisuda remaja mapan Desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Timur, dihadiri oleh Camat Ile Ape Timur, Niko Watun, Kepala Puskesmas Lemau Ati Todja, Sekretaris Desa Aulesa Silvano Huar, Koordinator Yayasan Plan Lembata Fransiskus Riberu, para kepala desa se Ile Ape Timur, BPD Desa Aulesa dan masyarakat.
Perwakilan Remaja Mapan, Maria Avengelina Surat, dalam testimoni dan sambutan mengucapkan terimakasih kepada plan Indonesia.
Dirinya merasa sangat terbantu dengan program plan. Pendamping, pemerintah Desa Aulesa yang telah memberikan dukungan kepada anak anak remaja mapan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Surat juga menyampaikan permohonan maaf kepada para fasilitator atas kesabaran dan ketabahan para fasilitator selama melakukan pendampingan.
Sekretaeis Desa Auesa, Silvano Huar Honing memmbeberkan sebanyak 25 anak anak remaja mapan diwisuda usai menjalani kegiatan belajar mengajar tatap muka bersama Fasilitator Desa selama sekitar 6 bulan.
“Remaja Mapan menjadi Agen perubahan. Pemdes mendukung program ini untuk mendukung para generasi Aulesa tumbuh menjadi remaja yang memiliki masa depan, ” Ungkap Silvano Huar.
Koordinator program Yayasan Plan Area Lembata, Fransiskus Riberu mewakili Erlina Dangu, mengungkapkan hari ini menjadi hari wisuda yang ke sembilan untuk 10 desa Yayasan Plan Indonesia Internasional Area Lembata.
“Besok (Hari ini, 4 Juni 2022-Red) di desa Todanara adalah wisuda terakhir. Aulesa memang luar biasa. Kenapa harus wisuda? Satu motivasi agar tetap belajar mewujudkab cita cita di perguruan tinggi dan diwisuda, ” tutur Riberu.
Ia menjelaskan remaja di desa tidak cukup belajar hanya dengan pengetahuan formal. Kurikulum pilih masa depan menjadi solusi konkrit dalam peningkatan sumber daya manusia remaja Lembata.
Oleh karena itu kurang lebih selama 6 bulan mereka mengikuti kurikulum pilih masa depan. Pembentukan karakter diri, kesehatan reproduksi dan literasi keuangan.
“Butuh support agar anak anak ini tetap komitmen dengan cita cita mereka berkat dukungan dari orang tua, ” jelas Riberu.
Yayasan Plan Indonesia Internasional Program Area Lembata berharap kesediaan pemerintah Desa untuk memperhatikan pengembangan sumber daya manusia tidak hanya membangun fisik.
Riberu mengungkapkan Desa Desa di Lembata yang mendapat Program Adolence Health Agency (AHA) disebut sebagai Desa Mapan, yakni Desa Todanara dan Aulesa di Kecamatan Ile Ape Timur. Desa Kolipadan dan Dulitukan di Kecamatan Ile Ape.
Sementara Kecamatan Lebatukan Program AHA menyentuh remaja di Desa Seranggorang dan Desa Tapobaran. Desa Dolulolong dan Meluwiting di Kecamatan Omesuri, sedangkan di Kecamatan Buyasuri berada di Desa Leuburi dan Desa Roho.
Program AHA ini menurut Riberu, dilakukan dengan membentuk kelas di desa desa Mapan dengan fasilitator yang sudah disiapkan oleh Yayasan PLAN Indonesia.
“Program AHA ini lahir karena keprihatinan Yayasan Plan Internasional Indonesia akan tingginya kasus Pernikaahan anak usia dini, Kehamilan remaja dan persoalan remaja lainnya di Lembata. Tahun 2021 saja tingkat kehamilan anak usia remaja meningkat dengan pelakunya adalah anak laki laki di bawah usia 19 tahun,” tuturnya.
Program AHA ini hadir dengan memberikan pilihan atau menuntun remaja Lembata menjadi Mapan, Pilihlah masa depan atau dunia kerja.
Para remaja di sepuluh Desa dibentuk Kelas Mapan yang terdiri dari remaja laki laki dan perempuan. Mereka diberikan pelajaran sebanyak 69 sesi yang berlangsung selama 7-8 bulan.+++sandrowangak