suluhnusa.com – Plan Inernatinal Program Area Lembata, semakin peduli akan keberangsung pulau ini. Sebab, menyadari bahwa perubahan iklim dunia semakin parah, plan melakukan kegiatan advokasi tentang dampak perubahan iklim sejak usia anak sekolah.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Plan International Program Area Lembata dalam menyukseskan kegiatan Pengurangan Resiko Bencana kepada siswa/i SMAN 1 Ile Ape.
Mereka dilatih secara bertahap tentang bahaya bencana bagi lingkungan dan perubahan iklim pun bagian dari bencana tersebut. Untuk itu, anak anak sekolah harus diperkenalkan agar peka terhadap lingkungan di mana dia tinggal.
Sebab, tahun 2016 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, menurut keterangan World Meteorological Organisation (WMO). Suhu rata-rata pada 2016 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dibanding masa pra-industri dan 0,07 derajat Celcius lebih tinggi dibanding rekor yang sempat dicetak pada 2015.
Meski suhu di seluruh dunia mengalami peningkatan karena El Nino, para ahli mengatakan bahwa 2016 akan tetap memecahkan rekor walaupun tanpa terjadinya fenomena tersebut.
Analisis tersebut berdasarkan data dari Met Office Hadley Centre Inggris, Climatic Research Unit University of East Anglia, National Oceanic and Atmospheric Administration AS (NOAA), dan Goddard Institute for Space Studies NASA.
Agar anak anak sekolah menyadari pentingnya, menjaga lingkungan, Plan International Program Area Lembata, melakukan berbagai pelatihan mulai dari menulis, berpidato dan fotographi dengan thema umum perubahan iklim.
Hal ini disampaikan Vransiskus Ola, Techical Officer Disaster Risk Management Plan Area Lembata melalui Spesialist Comunication, Tari Pujiwati (Communication Specialist), Plan International Program Area Lembata) didampingi Benediktus Assan, saat memberikan materi tentang Photographi Perubahan Iklim, dalam kaitan dengan Pengurangan Resiko Bencana di SMAN 1 Ile Ape.
Ola mengungkapkan, kegiatan ini berkesinambungan dan peserta siswa/i SMAN 1 Ile Ape, akan dijadikan sebagai agen perubahan iklim untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah baik ditingkat paling bawah sampai di tingkat lebih tinggi.
“Anak anak dilatih untuk peka terhadap perubahan iklim dengan cara menulis, berpidato dan fotographi. Semuanya dengan tema perubahan iklim. Dari hasil karya anak anak ini akan dijadikan bahan untuk mempengaruhi kebijakan pemeritah,” ungkap Ola di benarka Assan.
Anak anak SMAbN 1 Ile Ape ini dibentuk berkelompok dan diberikan tugas untuk menulis catatan harian mereka terkait kehidupan sehari hari di lingkungan masing masing dilengkapi dengan foto.
Peni, salah satu peserta pelatihan, merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini. Karena baginya kegiatan ini sangat bermanfaat. (sandrowangak)