SULUH NUSA, LEMBATA – GURU KORBAN penganiayaan oleh orangtua siswa, Damianus Dolu resmi dipanggil dan dimintai keterangan oleh penyidik unit PPA Polres Lembata, Rabu, 13 Maret 2024.
Pangilan pemeriksaan terhadap guru Damianus Dolu ini tertuang dalam surat panggilan tertanggal 11 Maret 2024.
Surat panggilan dengan perihal undangan permintaan keterangan ini, bernomor B/184 /III/ Res.1.6/ 2024 /Reskrim, ditujukan kepada Damianus Dolu.
Damianus Dolu dilapor siswi PAN tentang dugaan kekerasan terhadap anak dengan nomor laporan LP / B / 30 / III / 2024 / SPKT / Res Lembata / Polda NTT.
Guru Damianus yang awalnya menjadi Korban penganiayaan oleh Orangtua Siswi PAN di dalam kelas saat KBM kini berstatus sebagai pelaku dugaan kekerasan terhadap anak.
Sayangnya, laporan guru Damianus di Polres Lembata sejak tanggal 19 Februari 2024, penanganannya terkesan lamban karena sudah hampir sebulan penyidik Polres Lembata belum menetapkan tersangka.
Sementara itu kumpulan guru penggerak Kabupaten Lembata usak diskusi melalui zoom meeting, menggelar pertemuan terbatas bersama guru Guru SMA Negeri 1 Nubatukan, korban kekerasan orang tua wali murid dan pemerhati pendidikan Lembata di Pondok Perubahan, 11 Maret 2024.
Hironimus Lado dipercaya menjadi Ketua Forum Penyelamat Guru Lembata.
Dalam pertemuan itu diketahui sosok guru Damianus Dolu, korban pengeroyokan ayah dan kakak bekas siswi SMAN 1 Nubatukan sebagai guru berprestasi.
Guru mata pelajaran matematika itu ternyata lulus dengan predikat cumlaude dari program studi Pendidikan Matematika Univeritas Katolik Widya Mandira Kupang. Dan, ia juga satu dari sejumlah guru yang lolos sebagai guru penggerak angkatan ke-4, sekaligus yang pertama dari Lembata.
“Sebagai guru penggerak, Guru Dami ini punya sejumlah jurus dalam mengatasi siswa bermasalah di sekolah. Aneh kalau sampai dia melakukan kekerasan terhadap siswinya,” ungkap salah satu Guru dalam pertemuan tersebut.
Rekan Guru Dami semasa kuliah juga mengaku heran dengan adanya pengakuan siswi yang jadi sumber soal hingga terjadinya aksi pengeroyokan.
“Aduh… Dami tidak mungkin pukul orang. Lihat potongan fisiknya, dan sikapnya yang lemah lembut, tidak mungkin Dami bertindak kasar,” ungkap Herman Huller, rekan Dami semasa menjadi aktivis mahasiswa di Kupang.
Forum diskusi pun menduga kalau laporan adanya tindak kekerasan guru Dami terhadap siswi hanyalah modus yang dipakai para pihak dalam upaya menghentikan proses hukum terhadap pelaku pengeroyokan guru Dami.
“Penyidik harus jeli melihat masalah ini. Saksi-saksi dalam ruang kelas semuanya tahu apa yang terjadi. Jangan sampai ada yang berssksi bohong di polisi,” ujar seorang peserta diskusi.
Forum diskusi akhirnya menyepakati untuk melakukan audiens dengan Kapolres Lembata, AKBP Josephine Vivick Tjangkung dalam waktu dekat. Selain untuk menyampaikan profil guru Dami, juga akan menyerahkan kronologi kasus pengeroyokan serta keterangan sejumlah saksi mata di dalam ruang kelas saat Guru Dami menegur sang siswi hingga terjadinya aksi pengeroyokan oleh ayah dan sang kakak dari siswi tersebut.Forum Komunitas Penyelamat Guru Lembata juga berniat mengajak organisasi profesi guru di Lembata serta para ketua komite untuk mendiskusikan peran para pihak dalam memajukan pendidikan di Lembata, terutama tanggungjawab dalam membentuk karakter anak.
“Harus ada kejasama yang baik antara sekolah dan orang tua, jika mau pendidikan kita lebih maju. Tidak main hakim sendiri begini,” uangkap Andreas Odung, yang disepkati menjadi Sekretaris Komunitas.
Sebelumnya diberitakan kasus yang dialami Guru Dami ini mendapat kecaman darin berbagai pihak. Ketua PGRI se Nusa Tenggara Timur termasuk Lembata, IGi Lembata, Pater Stephen Tupen Witin, Korwas SMA/SMK, John Mamun sampai publik Lembata juga mengecam tindakan kekerasan penganiayaan yang dialami Guru Damianus Dolu. Mereka mendesak agar pelaku penganiayaan terhadap Guru Dami segera ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk menjalani proses hukum selanjutnya. +++sandro.wangak/aldino
Desak Kapolres Lembata agar secepatnya selesaikan kasus guru Dami Dolu ini dan segera tangkap dan periksa kedua pelaku tindakan kekerasan kepada guru Dami Dolu ini sesegera mungkin