suluhnusa.com – Bulan November 2018 mendatang akan hadir ribuan guru ke Larantuka. Dengan kegiatan utama menulis. Karena AGUPENA adalah Asosiasi Guru Penulis Indonesia.
Ibukota Kabupaten Flores Timur, akan menjadi tuan rumah perhelatan kegiatan Peringatan Hari Lahir (Harlah) Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) ke-12 Tingkat Nasional yang diselenggarakan pada 28 November 2018.
Terpilihnya Larantuka sebagai tuan rumah lantaran Larantuka menjadi kota sekretariat Agupena Cabang Flores Timur, yang dipercayakan menjadi tuan rumah perhelatan akbar tahun ini. Keputusan tuan rumah ini menjadi salah satu poin rekomendasi dalam Rapat Kerja Nasional Agupena se-Indonesia yang terjadi beberapa waktu lalu (04-06/05/2018) di Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Harlah Agupena ke-12 Asy’ari Hidayah Hanafi, S.Pd melalui pesan singkat via messenger. Ari, sapaan Asy’ari Hidayah Hanafi, mengatakan kegiatan ini akan diikuti oleh perwakilan Agupena Cabang dan Wilayah seluruh Indonesia dengan estimasi peserta sekitar 500 lebih utusan.
“Selain peserta dari luar Flores Timur, peserta dari dalam Flores Timur juga diundang untuk berpartisipasi, baik guru, siswa, maupun masyarakat umum,” terang guru SMPN Panca Marga, Koli ini.
Ia menambahkan akan hadir ribuan guru ke Larantuka. Dengan kegiatan utama menulis. Karena AGUPENA adalah Asosiasi Guru Penulis Indonesia.
Ari mengatakan, dalam menyambut Harlah itu, panitia melaksanakan beberapa kegiatan lokal, yakni mengadakan perlombaan dan workshop. “Ada lomba menulis berita, membaca puisi, taman baca tergiat, dan guru penggerak literasi di sekolah. Ada pula workshop penulisan buku, workshop menjadi kepala sekolah berprestasi, dan workshop pembuatan media pembelajaran,” sebut pengelola Pondok Baca Wewit Lado Hukun ini.
Sementara itu, Ketua Agupena Flotim Maksimus Masan Kian, S.Pd, via messenger mengatakan, semua karya tulis baik siswa maupun guru akan diterbitkan dalam bentuk buku. “Kita upayakan semua hasil tulis peserta terdokumentasikan secara baik dalam bentuk buku ber-ISBN agar memiliki kredit poin tersendiri,” terang guru pada SMPN 1 Lewolema ini.***
pion ratuloli