suluhnusa.com – Ini catatan ketiga, setelah beberapa kami meninggalkan Kota Larantuka, Flores Timur menuju Malang Kota Apel-Kota Pendidikan. Ini catatan perjalanan dua orang guru kampung ke Kota Pendidikan-Kota Malang agar bisa membawa ole ole “apel’-Inspirasi pendidikan ketika kembali ke Kampung di halaman sekolah Flores Timur. Saya bersama Maksimus Masan Kian mendapat sekian banyak inspirasi yang dapat dibagi menjadi pengalaman bersama dalam mengemangkan pendidikan.
Dari Lantai sampai tiang sekolah dijadikan media belajar
21 Maret 2018, adalah hari ketiga kami di Charis Nasional Academy mendapat tugas observasi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) selama dua hari sebelumnya. Dan siang ini kami “mengintip” Kegiatan Belajar Mengajar di salah satu kelas tingkat sekolah dasar.
Jika dalam observasi sebelumnya memilih berada di dalam kelas, kali ini tidak. Cukup mengamati di balik jendela kelas.
Di pintu tertulis kelas IIIb. Uniknya pelajaran di kelas ini, Ibu guru yang berdiri di depan kelas tak henti hentinya memberikan motivasi kepada siswa untuk berpendapat. Semakin banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab, Ibu dengan tinggi badan sekitar 150cm ini semakin bersemangat untuk membuka ruang dan terus membuka ruang untuk siswa berpendapat.
TERKAIT:
https://suluhnusa.com/humaniora/20180320/guru-kampung-tidak-ingin-makan-apel-rusak.html
Terlihat beberapa siswa saling berdebat dengan jawaban masing masing. Sebagian menyetujui atau menyatakan jawaban sama dengan teman yang lainnya.Siswa berpendapat, berdasarkan bahan pelajaran berupa 3 gelas aqua yang berisi es batu. Secara bergantian mengangkat gelas aqua tersebut sambil terus memberikan pertanyaan kepada siswa.
Setelah berhasil memancing siswa berpendapat. Siswa diberikan penjelasan singkat seputar konsep tentang zat padat, cair dan gas. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan ke luar ruangan kelas berdiskusi sambil bermain dan membuat jawaban seputar zat padat, gas dan cair.
Jawaban jawaban siswa dibawahkan kelas dan dipandu oleh ibu guru, masing masing mempersetasikan jawabannya.
Halaman sekolah, baik tangga, lantai, dinding kelas, tiang kelas dan apa saja yang ada di sekitar kelas dijadikan sebagai tempat atau media belajar.
Lalu Fakultas Sastra UNIKAM jalin kerjasama dengan AGUPENA Flotim
Seminar Gerakan Literasi Sekolah kerja sama AGUPENA Flores Timur dengan Fakultas Bahasa dan Sastra UNIKAM Malang Rabu 21/3/2018 di Auditorium Fakultas berlangsung selama 3 jam
Hadir sebagai nara sumber Ketua Agupena Flotim Maksimus Masan Kian bertopik Tantangan Literasi dan Peluang Kerja dan Koordinator Agupena Witihama Agussalim Bebe Kewa( Azam Putra Lewokeda) mempresentasikan gerakan literasi di MTs Negeri 4 Flores Timur didampingi moderator handal dan kreatif Klementinus Bengan Aman demisiionaris senat mahasiswa Kanjuruhan.
Acara diawali dengan ceremonial penjemputan oleh Paguyuban Tite Hena dinakhodai Adrianus Adrianto Palihama lewat tarian hedung dan penyematan selendang literasi oleh gadis nusa bunga.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Dr.Mujiono,S.Pd.M.Pd. Dalam sambutan singkatnya pria asli kota seribu apel menyatakan apresiasi pada pihak Agupena Flotim yang bersinergi.
https://suluhnusa.com/seni-budaya/20180321/guru-kampung-tidak-ingin-makan-apel-rusak-ii.html
Usai pembukaan dilanjutkan penandatangan keinginan kerjasama untuk saling mendukung dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan pendidikan dalam kegiatan penulisan dan penelitian bersama dan promosi dan koordinasi layanan akademik dan non akademik Fakultas Bahasa dan Santra Unikam Malang.
Acara dilanjutkan penyerahan cinderamata buat kedua nara sumber yang siap tampil prima dihadapan sekitar 120 mahasiswa dan anggota kumpulan tite hena dan PANUSA Malang. Pose bersama mengakhiri seminar dilanjutkan makan malam dan ngopi bersama.***
Azam Putra Lewokeda