suluhnusa.com – Kawasan perbatasan menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 mengenai Penataan Ruang Nasional telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional di bidang pertahanan dan keamanan.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan perekonomian di perbatasan merupakan pendekatan strategis dalam rangka menjaga kedaulatan Negara.
Oleh karena itu, strategi pengembangan perekonomian di kawasan perbatasan, sesungguhnya tidak semata-mata dilakukan dalam rangka mensejahterakan masyarakat setempat.
Lebih dari itu, pilihan ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah upaya menjaga kedaulatan Negara.
Indonesia memiliki kawasan perbatasan dengan sepuluh negara, baik perbatasan darat maupun perbatasan laut. Kawasan perbatasan darat tersebar di tiga kawasan, yaitu kawasan perbatasan darat RI-Malaysia di pulau Kalimantan, kawasan perbatasan darat RI-PNG di Papua, dan kawasan perbatasan darat RI-Timor Leste di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk batas Negara RI-RDTL, diberikan kepercayaan kepada Yonif 743/PSY untuk menjaga garis perbatasan itu.
Kepercayaan Negara ini dilaksanakan oleh pasukan tempur infanteri tertua di pulau Timor ini dengan sebaik sebaiknya. Yonif 743/PSY merupakan pasukan batalyon tempur infanteri tertua di pulau timor fi bawah komando Korem 161/ Wirasakti Kupang di bentuk pada tahun 1950.
Dalam melaksanakan tugas Negara itu, saat merayakan HUT ke 53, Yonif 743/PSY menggelar dengan cara yang sederhana. mereka mengunjungi perbatasan panti asuhan untuk membangun tali asih, melaksanakan doa bersama agar NKRI tetap menjadi harga mati juga membangun kebersamaan melalaui makan bersama di atas daun pisang.
Menarik memang. Pasukan TNI bersama seluruh jajajran Kapolres dan beberpa pejabat di Kabupaten Belu duduk dan makan bersama di atas daun pisang yang digelar begitu saja di atas tanah.
Tradisi makan di atas daun pisang saat ini tidak saja menjadi tren tetapi memiliki makna mendalam. Tradisi yang memiliki filosofi kebersamaan dan persaudaraan.
Makan diatas daun pisang merupakan tradisi orang Indonesia. Di daerah tapal kuda di ujung timur Pulau Jawa pun ada tradisi seperti itu. Daerah tapal kuda meliputi Bondowoso, Jember, Pasuruan, Banyuwangi, Probolinggo, dan Situbondo. Di Minahasa Utara pun dikenal makan bersama di atas daun pisang. Orang Bali juga punya tradisi ini. Makan di atas daun pisang. Orang Lamaholot pun demikian. Ini tradisi orang Indonesia yang mengajarkan makan bersama di atas daun pisang meruntuhkan sekat-sekat derajat seseorang.
Tradisi ini kembali dilakukan oleh prajurit Yonif 743/PSY saat merayakan ulang tahun kesatuannya yang ke 53, 19 Maret 2018.
suluhnusa.com, mendapat kiriman video berdurai sekitar 1 menit, dari Dansatgas Pamtas RI-RDTL Mayor Inf Putu Tangkas Wiratawan S.Ip, saat mereka merayakan hari bahagianya dengan makan bersama di atas daun pisang.
“Ini tradisi orang Indonesia yang mengajarkan makan bersama di atas daun pisang meruntuhkan sekat-sekat derajat seseorang. Kami membangun komitmen bersama semua pohak di perbatasan untuk menjaga Batas Negara. NKRI Harga Mati. Merah Putih dicintai dengan hati,” ungkap Putu Tangkas kepada suluhnusa.com, 19 Maret 2018.
Dalam merayakan HUT 53 Yonif 743/PSY ramah tama yang dilaksanakan dengan sedikit berbeda karena kegiatan santap siang tidak menggunakan piring ataupun nasi Kotak melainkan di atas daun pisang.
Hal ini menunjukkan adanya kebersamaan prajurit 743 dan tamu undangan yang hadir pada acara tersebut.
Romo Yoris salah satu tokoh Agama yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa dalam setiap penugasan di wilayah perbatasan RI – RDTL pada umumnya semua Prajurit TNI yang bertugas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik hanya saja Yonif 743/PSY sedikit berbeda dengan satuan lain saat bertugas diperbatasan, hal ini dikarenakan selain melaksanakan tugasnya Satgas Yonif 743/PSY juga sangat dekat dan cepat berbaur dengan Masyarakat khususnya di wilayah perbatasan sehingga saat Yonif 743/PSY bertugas akan sangat berkesan dan diterima dengan baik dimata Masyarakat.
Diakhir Kegiatan Dansatgas mengucapkan terima kasih kepada Seluruh Prajurit atas dedikasi dan pengabdiannya selama pelaksanaan tugas perbatasan. Hal ini menandakan bahwa Prajurit Yonif 743/Psy selalu mendapat hati di lingkungan masyarakat sekitarnya, karena Yonif 743/Psy selalu menjunjung tinggi kearifan lokal di manapun berada, dengan berpegang teguh pada semboyan yonif 743/PSY-Siap Kerja Bersama Karena Kita Bersaudara. Selamat Ulang Tahun Komandan. ***
sandro wangak