suluhnusa.com – Pulau Siput, lazim disebut oleh masyarakat Lembata sebagai Pulau Awulolong. Sebuah pulau indah berpasir putih terletak didepan Teluk Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata. Menarik memang pulau yang satu ini. Meski tanpa berpenghuni dan tak satu pun tumbuhan yang hidup , karena hanya berupa bentangan pasir panjang dan luas itu, hanya menjadi habitat aneka siput dan kerang.
Kawasan destinasi wisata Lewoleba, termasuk Pulau Siput, dan sekitarnya sangat mudah untuk dieksplorasi karena letaknya berdekatan dengan kota Lewoleba sebagai tempat menginap wisatawan selama berada di Kabupaten Lembata. Masyarakat Lembata selama ini, hanya memanfaatkan Pulau Siput sebagai ladang menggali rezeki mencari siput dan kerang. Ternyata, Pulau Siput, punya daya tarik wisata yang dapat dieksplore, yang letaknya di bagian utara kota Lewoleba. Untuk menjangkau pulau ini wisatawan dapat menggunakan perahu motor dari kota Lewoleba dengan jarak tempu sekitar 25 menit. Tapi jika menggunakan kapal cepat, parti tidak lebih dari 7 menit.
Pulau ini luar biasa ‘ajaib”. Mengapa? Karena pulau unik ini hanya muncul pada saat pasang surut dan dijumpai beraneka ragam siput baik yang bertebaran diatas pasir putih , maupun yang terbenam dalam pasir. Untuk mendapatkannya, orang mesti mengorek dengan tangan, kayu atau linggis. Wisatawan yang mengunjungi pulau ini dapat melalukan berbagai aktivitas rekretif, mandi, menyelam, bermain pasir dan berjemur dihamparan pasir putih itu. Sambil menikmati keindahan panorama teluk Lewoleba yang diapiti ole dua gunung yang menjulang tinggi yakni Ile Lewotolok (Kecamatan Ile Ape Timur,Kabupaten Lembata) dan Ile Boleng, di seberang Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.
BACA JUGA :
https://suluhnusa.com/pariwisata/20161211/pulau-yang-ada-siput-hanya-di-lembata.html
Orang nomor satu Dinas Kebudayaan da Pariwisata Kabupaten Lembata, Apolonaris Mayan, S.pd mengungkapkan hal dalam sebuah wawancara khusus diruang kerjanya, pecan lalu di Batas Kota Lewoleba. Menurutnya, pulau unik ini punya daya pikat untuk wisatawan. Karena itu, mesti dikelola secara baik dan bertanggungjawab demi kemajuan Lewotana Lembata, dan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Lembata, jelas Apol, Mayan, sudah sesuai dengan dengan visi-misi Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati , Thomas Ola yang telah dikemas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2017 tentang RPJMD 2017-2022. Karenanya, Pulau Siput sebagai obyek wisata potensial,sudah saatnya dikelola secara baik dan bertanggungjawab.
Pembangunan destinasi Pulau Awulolong sebagai obyek wisata potensial berdaya pikat dunia memang harus dikelola dan dipoles dengan berbagai sarana dan prasarana wisata yang memadai. Antara lain, membangun Resort Apung dan dilengkapi dengan Kolam Renang Laut. Wisatawan dapat menikmati hidangan siput, dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada yang direncanakan menelan dana sekitar 7 miliar. Prinsip pembangunannya, demikian Apol Mayan, dengan tidak merusak ekosistem dan lingkungan hidup pulau itu. Artinya, jelas Apol, kearifan local dan budaya masyarakat dengan leluasa mencari siput dibiarkan tetap berlangsung. Kita butuh waktu untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat agar memaknai filosofi penataan obyek wisata unggulan ini.
TERKAIT :
https://suluhnusa.com/pariwisata/20161211/lembata-sebuah-prolog-dan-epilog-untuk-membaca-flores.html
Kearifan local, dan tradisi budaya masyarakat tetap dilestarikan seiring dengan langkah revitalisasi budaya yang ada dalam masyarakat kita. Kita tetap hormati budaya masyarakat memncari siput, tapi alam tidak dirusakan dan bahkan tetap terpelihara dengan baik. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Mari kita tata pulau siput ini semakin indah dan unik, tanpa merusak ekosistem agar agar tetap lestari menjadi obyek wisata dunia. ***
Karolus Kia Burin
Sekretaris Kominfo Lembata