Wabup Lembata Bilang Mungkin Mereka Yang Demo Itu Belum Dapat Sosialisasi

suluhnusa.com – Pemerintah Kabupaten Lembata mengakui sudah melewati semua proses terkait pembangunan Jeti Apung dan Kolam Renang di Pulau Siput. Sejak dari proses perencanaan, pelelangan, pengumuman pemenang, pelaksanaan proyek, sampai pada tahap evaluasi dan monitoring termasuk tahap sosialiasi.

Hal disampaikan Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday, kepada wartawan di Kantor Bupati Lembata, 28 Januari 2019 usai memimpin rapat koordinasi bersama semua SKPD.

Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday menerangkan Pemda Lembata telah melakukan sosialisasi pembangunan proyek kolam apung dan jembatan titian (jeti) apung di Pulau Siput Awololong bagi masyarakat.

Bahkan proses sosialisasi ini sudah gencar dilakukan Pemda Lembata sejak perencanaan awal pada tahun 2018 lalu.

Meski demikian, Wabup Langoday mengakui proses sosialisasi yang dilakukan ini belum tepat sasaran.

Ketika disinggung suluhnusa.com, terkait langkah yang diambil Pemda pasca aksi protes nelayan pesisir teluk Lewoleba, apakah melakukan sosialisasi terlebih dahulu atau tetap melanjutkan pekerjaan, Wabup tegas menjawab, pihaknya akan tetap melanjutkan pekerjaan dan juga tetap melakukan sosialisasi.

“Sosialisasi itu sudah lama sejak proses perencanaan. Sosialisasi sudah dilaksanakan hanya mungkin kelompok sasarannya tidak tepat. Mungkin saja kelompok yang melakukan aksi protes di tanggal 24 Januari 2019 lalu belum mendapat sosialisasi,” kata Wabup Langoday.

Sosialisasi yang tidak merata mengakibatkan ada kelompok sasaran tertentu mendapatkan informasi sedangkan kelompok sasaran yang lain tidak mendapatkan informasi.

Hal ini menurut Wabup Langoday menjadi penyebab kenapa sebagian masyarakat Lembata melakukan aksi unjuk rasa menentang proses pembangunan ini.

Ia menjelaskan proyek pembangunan kolam dan jeti apung ini mendapat tanggapan positif dan persetujuan dari masyarakat atau kelompok sasaran yang telah mendapatkan sosialisasi.

“Mungkin masyarakat yang lebih dekat dengan Awololong itu belum mendapatkan informasi. Ketika sosialisasi dilakukan di kelompok masyarakat tertentu semuanya merespon dengan baik,” kata Wabup Langoday.

Masih menurut Wabup Langoday, sosialisasi ini bukan saja soal proses pembangunan Jeti Apung tetapi juga pasca pembangunan agar masyarakat benar benar paham soal manfaat dari kegiatan ini.

BACA JUGA :

Wakil Bupati Lembata : Pemda Siap Berdialog, Tapi Tidak Terima Pendemo

“Kita akan tetap sosialisasi. Sosialisasi ini bukan saja soal rencana tetapi tetapi pasca pembangunan. Kita terus, terus dan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkapnya.

Bahkan ketika disinggung suluhnusa.com, apakah Pemda akan meminta bantaun aparat keamanan untuk mengawal kelanjutan pembangunan Jeti Apung, Wabup Langoday menegaskan pihaknya mengedepankan pendekatan persuasif.

“Tidak. Kita persuasif. Tidak menggunakan aparat keamanan karena yang protes itu juga masayarakat Lembata,” ungkap Wabup.

Demikian juga ketika dikonfirmasi terkait kebenaran Wabup yang baru meminta dokumen proyek saat rapat koordinasi beberapa waktu lalu, dirinya mengakui.

“Ya kalau disampaikan bahwa saya baru meminta dokumen pada saat rapat koordinasi minggu lalu maka teman teman wartawan pasti menulis, saya belum mendapat dokumen itu. Jadi kalau mau bicara kepada wartawan mesti dipikirkan terlebih dahulu,” tutup Wabup Lembata sembari menuruni tangga Kantor Bupati Lembata dan pulang ke rumah jabatan di bilangan Lamahora, Kota Lewoleba. ***

sandro wangak

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *