
suluhnusa.com – Kesepuluh sekolah/madrasah tersebut yaitu SDK Baopukang, SDI Tokojaeng, SDK Atawatung di Kecamatan Ile Ape Timur, SDK Mawa, SMP Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, SMP Sinar Swasembada di Kecamatan Lebatukan, SDI Wailolong di Kecamatan Omesuri, serta SDI Bareng, SDI Leuwohung, SDI Mulewaq di Kecamatan Buyasuri
Plan International Indonesia menyerahkan 10 Sekolah/Madrasah aman bencana kapada Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata.
Kegiatan ini dilakukan secara simbolik dengan penandatanganan plakat oleh Plan International Indonesia, Perwakilan Plan International Jerman sebagai donator, Yayasan Bina Sejahtera sebagai mitra implementasi proyek Ketangguhan Pulau (Resilient Island) serta Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur.
Setelah satu tahun berjalan sejak luncurkan oleh Bupati Lembata yang diwakili Paskalis Tapobali staf Ahli Bupati Lembata pada tanggal, 20 Juli 2017 proyek Ketangguhan Pulau atas kerja sama Plan International Indonesia Program Implementasi Area Lembata dan Yayasan Bina Sejahtera (YBS) sebagai mitra pelaksana project Ketangguhan Pulau telah mengujicobakan dan menerapkan 10 Sekolah/Madrasah dampingan project Ketangguhan Pulau untuk memastikan Fasilitas Sekolah yang Aman dari Bencana dan inklusif, menerapkan Manajemen Bencana dan Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di sekolah/Madrasah.Menerapkan standar sekolah/Madrasah Aman Bencana adalah upaya mitigasi dan bentuk kesiapsiagaan untuk menghadapi dan mengurangi resiko bencana di sekolah.
Untuk memperkuat struktur bangunan (Retrofitting) di 10 sekolah/Madrasah ini melalui project ketangguhan pulau yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Jerman telah memberikan bantuan dana sebesar Rp 2,364,727,598.
Penggunaan dana untuk penguatan struktur sekolah dan madrasah tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh Komite Sekolah dan sebagian ditanggani langsung oleh Plan.
“Kami harap ada komitmen bersama antara Pemerintah Daerah, Plan International Indonesia, LSM Lokal dan komunitas sekolah di Kabupaten Lembata untuk menjamin kelangsungan penerapan sekolah Aman Bencana pada sekolah-sekolah yang sudah diinisiasi dalam Proyek Ketanguhan Pulau serta upaya perluasan penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari bencana termasuk desa tangguh bencana di Kabupaten Lembata,” kata Erlina Dangu, Deputy Field Sponsorship Manager Plan International Indonesia PIA Lembata dalam sambutannya.
“Kami punya mimpi besar bahwa beberapa tahun ke depan Pulau Lembata menjadi pulau yang tangguh bencana pertama di Indonesia. Dan ini perlu kerjasama yang kuat dari semua pihak,” lanjutnya.
“Kami juga sangat mengapresiasi kerja Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Lembata, yang sangat konsen dan mendukung kerja-kerja PRB API di Kabupaten Lembata. Kami juga berterima kasih kepada TNI juga yang sangat membantu dan mendukung proyek ini,” ungkap Erlina.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan bahwa, untuk menjadi desa yang tangguh ataupun sekolah yang tangguh bencana, infrastruktur di sekolah dan di desa harus aman dan kuat termasuk orang-orang atau masyarakat di dalamnya pun harus tangguh dan siap menghadapi bencana. Untuk itu perlu dilatih terus menerus.
“Pemerintah daerah sangat menyambut baik dan berterima kasih kepada Plan International atas inisiasi dan kepedulian terhadap pengurangan risiko bencana. Untuk sekolah aman, ini akan menjadi perhatian yang besar bagi Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (PKO) sehingga dapat direplikasi di sekolah lain” kata Yantji Sunur pada saat pembukaan kegiatan “Demikian juga Desa tangguh bencana ini akan kita tambah lagi, tidak hanya sepuluh tapi lebih agar mimpi Pulau Lembata menjadi pulau tangguh bencana dapat terwujud. Lembata, Zero Korban Bencana,” tutup Yentji.
[tari*/sandrowangak]
*[berita ini diterbitkan atas kerjasama suluhnusa.com dan PLAN International Program Area Lembata]