suluhnusa.com_Warga di Desa Pacung Kecamatan Tejakula Buleleng Bali telah beberapa bulan mengalami kekeringan.
Mereka kesulitan mendapatkan air karena terletak di daerah perbukitan yang kering. Sekalipun untuk air minum, mereka mengadalkan air hujan yang mereka tampung dalam bak. Sedangkan warga di daerah yang letaknya lebih di bawah, yang dekat dengan pantai, bisa membuat sumur atau menggunakan air laut untuk kehidupan mereka.
Kekeringan ini mengakibatkan kemiskinan. Tak ada pekerjaan yang diharapkan dari tanah yang kering ini. Mereka lebih banyak merantau ke daerah lain sebagai buruh bangunan.
Melihat warga miskin di desa kekeringan seperti ini, menarik perhatian Gubernur Bali dan jajarannya untuk memberikan bantuan berupa tong air untuk menampung air saat musim hujan yang berukuran 750 liter air. Bantuan tong air ini sepaket dengan bantuan bedah rumah bagi puluhan waga yang sebelumnya telah diseleksi.
“Bantuan tong ini diharapkan mampu membantu warga miskin di Desa Pacung, bantuan sepaket dengan bantuan bedah rumah. Di tahun 2014 ini, Desa Pacung sudah menerima sebanyak 20 rumah yang sumbernya dari berbagai pihak termasuk dari pihak pribadi, pembaca Fajar Bali, dan Pos bali”, jelas Made Mangku Pastika, Gubernur Bali saat penyerahan tong sampah kepada warga.
Ditanya soal kurangnya lapangan kerja di daerah kering tersebut, Made Mangku Pastika menjelaskan masyarakat harus berani ke luar daerah untuk mencari penghidupan.
“Kami juga siap memberikan kursus nyetir bagi yang berminat untuk menjadi sopir”, tambah Pria yang kerap berbaju serba putih ini.
Made Astra Widiasa, salah satu warga Dusun Allasari Desa Pacung, penerima bantuan bedah rumah dan tong merasa sangat bersyukur mendapat bantuan bedah rumah.
Made Astra yang menderita kebutaan sejak remaja karena kecelakaan sehingga sangat terbatas dalam melakukan pekerjaan. Akibatnya Ia hanya membantu istrinya bekerja ringan di rumah. sementara itu, istrinya bekerja serabutan dan sering juga ikut sebagai buruh bangunan yang hasilnya cukup untuk makan sehari-hari beserta suami dan tiga orang anaknya.
Di Desa Pacung banyak terdapat warga miskin sebab daerahnya kering yang hanya bisa dimanfaatkan untuk bertani pada saat musim penghujan. Sedangkan pada musim kemarau, lahan mereka tidak bisa ditanami apapun, rumput pun kering, sehingga beternak pun susah karena kesulitan mendapatkan pakan ternak. Pakan ternak bisa mereka siasati dengan mengeringkan dan menyimpan makanan ternak pada saat musim hujan.
Menurut orang nomor satu di Provinsi Bali ini, kekeringan yang berkepanjangan merupakan bencana bagi warga, yang harus disikapi dengan serius oleh pemerintah.
Berdasarkan keterangannya, pemerintah kabupaten dan provinsi memiliki ratusan ton cadangan beras untuk bencana, seperti kekeringan ini, hanya saja aparat desa belum ada yang melakukan permohonan bantuan.(ninyomansunuasih)