
LEWOLEBA – Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus, dr. Fajar Firdawati, M.K.M. menggantikan peran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Kepala BKKBN (Mendukbangga /KepalaBKKBN) Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd. yang gagal melawat ke Lembata karena terhalang erupsi dua Gunung Berapi.
Menteri dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Kemudian Menteri juga menyerahkan bantuan kepada Keluarga Beresiko stunting, juga memantau pelaksanaan program Lansia Berdaya di Lamahora Timur.
Rombongan juga memantau pelayanan KB di Puskesmas Kota Lewoleba, program untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui jarak Kelahiran.
Namun rencana tersebut terpaksa ditangguhkan karena Menteri dan rombongan gagal landing baik di Bandara Wunopito Lewoleba di Kabupaten Lembata, maupun di Bandara Gewayan Tanah di kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Meski tidak dihadiri Menteri, 4 lokasi yang disediakan dapat dikunjungi Direktur yang sudah lebih dahulu tiba di Lembata.
Disaksikan wartawan, Selasa 24 Juni 2025, proses distribusi MBG di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan pun akhirnya di saksikan oleh Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus, dr. Fajar Firdawati, sekalipun dibarengi kejadian yang tidak mengenakan, ada sehelai rambut dalam nasi.
Nampak Bupati Lembata, Kanisius Tuaq dan Wakil Bupati, Mohamad Nasir, serta rombongan Forkopimda Lembata, menemani Direktur dalam lawatan ke empat titik di dalam kota Lewoleba.
Distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) yang dilakukan ini ditujukan kepada 81 penerima Sasaran di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timurpun terpantau berjalan lancar.
Menu maupun proses penyaluran MBG terpantau lancar. Tampak distribusi MBG diberikan kepada Bayi balita sebanyak 70, menyusui 5 orang dan ibu hamil 5 orang.
Menu yang disajikan pun lengkap, mulai nasi, sayuran, daging serta buah buahan.
Ironisnya, distribusi Makan Bergizi Geratis itu seharusnya disaksikan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN (Mendukbangga/ KepalaBKKBN) Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd. ternodai keluhan adanya sehelai rambut yang ditemukan di dalam nasi.
Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus, dr. Fajar Firdawati, M.K.M. kepada Wartawan di Lembata menjelaskan, Tujuan Menteri datang ke Lembata adalah untuk memantau program, ada pemberian makan geratis bagi ibu hamil, ibu menyusui dan bayi balita.
“Pa Menteri ingin melihat apakah sudah berjalan program ini, karena kita Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemendukbangga/BKKBN) ada 10 Persen dri target MBG adalah untuk 3 B, Ibu Hamil, menyusui dan non PAUD,” ujar Firdawati.
Ia nenjelaskan, Pemberian MBG ini untuk pencegahan stunting.
“Kita tau bersama bahwa stunting harus dicegah agar anak anak kita dapat menjadi generasi emas 2045,” ujar Firdawati.
Kemudian, Kata Firdawati, Menteri juga sebenarnya ada memberi bantuan kepada Keluarga Beresiko stunting dan ada program Lansia Berdaya.
“Umur harapan hidup kita sudah membaik, usia lansia kita juga semakin banyak, nah bagaimana lansia kita tetap berdaya, menjadi produktif,” ujar Firdawati.
Program ini untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui jarak Kelahiran. +++sandro.wangak