“Pagi ini, 18 Oktober 2024 sudah divisite dan rencana pulang besok pagi, 19 Oktober 2024 selanjutnya kontrol hari Rabu, 23 Oktober 2024. Rencna tadi siang CT scan hidung dan telinga”, urai Yos Paun.Disinggung saat dipulangkan untuk perawatan mandiri, Meisya akan tinggal sementara bersama keluarga dan Yayasan Maci Angi Bali.Disinggung terkait apakah Meisya akan menjalani operasi transpalntasi Kornea, drg. Yos Paun mengungkapkan menjadi kewenangan dokter penanggungjawab untuk melakukan assesment.
“Belum tau dan menjadi kewenangan dokter penanggung jawab untuk melakukan assesment, proses penanganan ini masih panjang”, jelas Paun.
Diberitakan sebelumnya, siswi SMPN I Nubatukan korban penyiraman air keras (soda api-red) akan dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Semua biaya rujukan ditanggung Pemerintah Kabupaten Lembata bersama beberapa komunitas yang menggalang dana peduli Meisya.
Meisya Chtalin Witak (13) korban siraman air keras di Lembata, Nusa Tenggara Timur yang menjalani perawatan intensif oleh dokter mata dan tim medis RSUD Lewoleba beberapa hari pasca kejadian naas itu sudah melewati masa akut.
Gadis yang akrab disapa Meisya dengan luka parah di mata, kedua pelipis dan bibir akibat siraman air keras oleh pelaku berinisial CA (45) alias Ko Ci pada Senin (14/10) pagi di bilangan Kota Baru, Lewoleba diizinkan tim medis untuk dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar hari ini, 17 Oktober 2024. +++sandro.wangak