Matematika sering menjadi ‘hantu’ yang menakutkan bagi semua siswa di seluruh dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Sebagian besar siswa tidak suka jika pada jadwal pelajaran tertera pelajaran matematika. Mungkin ada yang menyukai matematika namun itu hanya sebagian kecil, sangat jarang terjadi.
Tujuan Mempelajari Matematika
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan tehnologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan tehnologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Pelajaran matematika membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kreatif dan kreatif serta kemampuan kerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif
Adapun tujuan Pembelajaran Matematika adalah memahami konsep matematika secara logis serta keterkaitan antara konsep atau algoritme secara luwes, akurat, efesien dan tepat serta mampu memecahkan masalah sehari hari dengan konsep yang dimiliki.
Hubungan Erat Bahasa Indonesia dan Matematika
Matematika dasar merupakan kemampuan literasi numerasi yang diharapkan dimiliki oleh setiap orang dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari untuk menunjang semua aktivitas baik personal maupun komunitas atau hubungan antara personal.
Kemampuan matematika dasar seperti menghitung angka atau sebaliknya menerjemahkan bahasa ke dalam angka. Kemampuan menerjemahkan bahasa ke dalam angka angka dapat ditemui dalam kompetensi dasar menyelesaikan soal cerita matematika.
Kemampuan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan berbahasa seseorang. Seperti disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Indriyani Restuti (2017) bahwa antara kemampuan berbahasa dan matematika khususnya soal cerita erat kaitannya artinya prestasi dalam pelajaran bahasa Indonesia berbanding lurus dengan prestasi dalam menyelesaikan soal cerita pada pelajaran Matematika. Dengan demikian perlu adanya usaha usaha untuk meningkatkan prestasi bahasa Indonesia dalam usaha meningkatkan prestasi matematika.
Bahasa mampu mengungkapkan gambaran maksud, gagasan dan perasaan. Dalam konteks pembelajaran fungsi ini mampu berperan dalam kegiatan mengungkapkan ide ide peserta didik secara logis dan sistematis. Misalnya dalam menangkap maksud soal cerita melalui alur cerita sederhana yang disajikan. Sebagai contoh soal cerita sebagai berikut. “Seekor katak melompat enam langkah ke kanan, kemudian melompat ke kanan lagi sebanyak tiga langkah, lalu katak tersebut berbalik melompat dua langkah ke kiri, dimanakah posisi katak sekarang?” Dengan memahami alur cerita langkah katak tersebut maka siswa akan bisa menentukan jawaban dari soal cerita tersebut.
Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal juga penting dipelajari untuk mendapatkan bekal kemampuan berbahasa dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Dalam matematika, menyimak soal soal cerita sehingga menjadi jelas dan mampu diterjemahkan dalam kalimat matematika adalah salah satu manfaat dalam fungsi ini. Sebagai contoh “Ibu membeli tepung sebanyak 2 kilogram, kemudian menggunakannya untuk membuat kue sebanyak 1 kilogram, berapa sisa tepung yang dimiliki ibu ?” Untuk menyelesaikan soal tersebut siswa harus mempunyai kemampuan menerjemahkan kata ‘membeli’ sebagai tambah dan ‘menggunakan’ sebagai kurang.
Belajar Bahasa Indonesia yang Mendukung Matematika
Sebagai suatu ilmu yang mendukung, maka bahasa Indonesia seyogyanya diajarkan dengan benar baik di rumah oleh orang tua maupun di sekolah oleh guru. Selama ini bahasa Indonesia di rumah seringkali bercampur baur dengan bahasa prokem yang tidak jelas struktur kalimat dan gramatikalnya, karena itu di sekolahlah tumpuan harapan untuk mengajarkan bahasa Indonesia yang benar.
Dalam hal peningkatan prestasi bahasa Indonesia guru dapat melakukan beberapa tips dalam mengajar bahasa Indonesia tertama di sekolah dasar sebagai pembentukan kemampuan dasar peserta didik. Beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya sebagai berikut.
Pertama, membiasakan peserta didik menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, Putri Oktavia (2010). Bahasa yang benar berbeda dengan bahasa yang baik. Bahasa yang benar adalah bahasa baku, sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai situasi saat digunakan. Dalam pembelajaran di kelas, sebaiknya guru selalu menggunakan dan mengajarkan bahasa Indonesia yang benar, misalnya, “Bang, ke Tanjung Bungkak, berapa ?” Ini contoh bahasa yang baik digunakan pada situasi dalam angkot tapi tidak benar. Yang benar adalah “Berapa ongkos ke Tanjung Bungkak, Bang ?” Guru seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pendapat baik lisan maupun tulisan dan menuntun siswa menyusun kalimat dan menggunakan kata kata sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Kedua, meningkatkan kemampuan berbahasa dengan menggalakkan program ‘rajin membaca, rajin menulis’ . Memaksimalkan kegiatan literasi yang sudah dicanangkan pemerintah akan sangat bermanfaat bagi peningkatan minat membaca peserta didik. Minat baca harus dimulai dari contoh terdekat. Guru memberi contoh bagaimana menggunakan waktu luang dengan membaca, atau mendesain pembelajaran sedemikian rupa sehingga ‘memaksa’ anak untuk membaca agar mendapatkan informasi atau menyelesaikan tugas misalnya pendekatan saintifik dengan salah satu tahapannya ‘ayo membaca’.
Ketiga, memberi motivasi kepada peserta didik berupa penghargaan misalnya berupa pembaca buku terbanyak di perpustakaan, membukukan karya karya tulis siswa, memberi ruang untuk bercerita tentang apa yang pernah dibaca, dll. Motivasi penting untuk menumbuhkan semangat dan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri secara perlahan.
Demikian besar fungsi dan peran bahasa Indonesia sehingga selayaknya mendapat perhatian yang serius dari orang tua dan pendidik sehingga pembelajaran bahasa Indonesia mampu membentuk seorang peserta didik yang bukan hanya bisa berteori bahasa tapi juga mempraktekkannya dalam kehidupan sehari hari baik bahasa tulis maupun bahasa lisan dengan benar. Bila bahasa yang digunakan tepat, maka belajar matematika tidak lagi menjadi ‘hantu’ bagi peserta didik.
*Calon Pengajar Praktik PGP Provinsi Bali Angkatan 4