SULUH NUSA, LEMBATA – BENCANA erupsi Gunung Api Ili Lewotolok dan bencana banjir bandang yang melanda wilayah Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT menyisahkan banyak persoalan yang belum diselesaikan.
Banyak infrastruktur yang rusak, warga kehilangan tempat tinggal, bekas material banjir bandang yang masih menumpuk di beberapa kampung sampai gedung sekolah yang ditinggalkan guru dan siswa mengungsi dan berakhir dengan relokasi penduduk.
Untuk infrastruktur Pendidikan di dua kecamatan ini, terhitung ada empat sekolah yang terpaksa ditutup akibat bencana erupsi dan banjir bandang.
Empat sekolah tersebut berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, tiga sekolah berada di Kecamatan Ile Ape Timur berstatus negeri dan satu sekolah di Ile Ape berstatus Swasta.
Kepala Dinas Pendidikan Lembata, Anselmus Asan Ola, membenarkan penutupan empat sekolah tersebut karena siswa/inya direlokasi ke tempat baru di wilayah Tanah Merah, Podu dan Waisesa.
Ansel Ola kepada wartawan di Lewoleba, 15 Juni 2022 merincikan empat sekolah yang ditutup tersebut adalah tiga Sekolah Dasar dan satu Sekolah Menengah Pertama.
“Tiga di Ile Ape Timur dan Satu di Ile Ape. Tiga Sekolah Dasar Satu SMP. Tiga berstatus negeri dan satu berstatus swasta. Sekolah ini ditutup karena siswa siswi dan guru gurunya sejak bencana banjir bandang menjadi penyintas di Lewoleba dan direlokasi. Kegiatan belajar mengajar tetap berjalan di lokasi relokasi sehingga sekolah lama kita tutup,” Ungkap Ansel Ola.
Sekolah di Kecamatan Ile Ape Timur yang ditutup adalah SD Inpres Tokojaeng di Desa Lamawolo, SD Inpres Hamahena dan SMP Satu Atap Hamahena di Kelar Desa Waimatan. Sementara satu sekolah swasta di Lewotolok juga ditutup yakni SD Katolik Lewotolok.
Untuk mengatasi persoalan ini, Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata sudah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk menutup sekolah sekolah tersebut di lokasi lama dan membangun sekolah baru di lokasi relokasi.
Akan tetapi, Ansel mengungkapkan pihaknya sampai saat ini hanya mengusulkan untuk menutup tiga sekolah yang berstatus negeri sementara yang berstatus sswasta menjadi kewenangan pihak Yayasan pengelolah sekolah Katolik.
“Sekolah yang berstatus negeri sedang kita usulkan untuk ditutup. Sekaligus membangun sekolah baru di lokasi Relokasi tanah Merah untuk melayani Pendidikan warga penyintas dari desa Waimatan dan Lamawolo. Sementara yang swasta menjadi kewenangan Yayasan yang pengelolah, ” Ungkap Ansel.
Disinggung terkait kapan sekolah baru tersebut akan dibangun, Ansel Ola menjelaslan pihaknya sedang proses pengusulan dan dokumen pengusulan penutupan sekaligus pembangunan sekolah baru sudah dikirim ke pemerintah pusat.
“Kita berharap alokasi dana DAK dapat mengakompdir usulan kita. Setelah ada persetujuan untuk penutupan sekolah di lokasi lama maka kita akan proses izin operasionalnya. Kalau izin operasional sekolah baru tersebut sudah keluar secara otomatis gedung baru akan dibangun di lokasi relokasi. Mudah mudahan tahun 2023 semua proses sudah berjalan dengan baik dan mendapat tanggapan positip dari pusat. Karena ini terkait dampak bencana, ” Tutut Ansel Ola.
Dalam usulan Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, dua SD yang berstatus negeri yakni SD Inpres Tokojaeng dan SD Inpres Hamahena akan ditutup dan dibangun satu sekolah negeri di Tanah Merah, tempat relokasi Desa Waimatan dan Lamawolo.
Sedangkan SMP Satu Atap Hamahena dalam usulan ditutup dan dibangun sekolah baru juga di Tanah Merah.
Sementara untuk SD Katolik Lewotolok dikembalikan kepada Pihak Yayasan pengelolah sekolah Katolik. Jika mereka menutup sekolah di lokasi lama dan meminta penerintab untuk membangun sekolah baru, maka pihak Dinas Pendidikan Lembata akan merespon dengan baik.
“Untuk sekolah swasta kita akan komunikasikan dengan Yayasan pengelolah sekolah Katolik. Tergantung hasil komnukasi,” Ungkapnya.
Pantauan Suluh Nusa (weeklyline media network), 16 Juni 2022, di SD Inpres Tokojaeng di Desa Lamawolo, keadaan sekolah sepih dan tidak terawat. Kursi dan meja sudah tidak ada karena dipindahkan ke tempat relokasi untuk kegiatan belajar mengajar sementara di sana.
Semua ruangan terkunci, lampu di selasar sekolah terlihat masih menyalah. Pohon dan rumput rumput tumbuh liar di halaman sekolah.
Pihak Dinas saat ini sedang merencanakan membongkar sekolah lama agar bahan bahannya dapat dipakai untuk membangun sekolah darurat di tanah Merah. +++sandrowangak