
SULUH NUSA, LEMBATA – KISAH toleransi di negeri ini tidak pernah berakhir. Beberapa waktu lalu kisah toleransi antar umat beragama datang dari gereja St. Laurensius, Tangerang. Adalah seorang wanita beragama Islam yang saban hari bekerja membersihkan gereja. Namanya Firda Silvia. Bukan sendirian, Silvia bekerja di Gereja itu tetapi bersama belasan warga muslim lainnya.
Contoh toleransi yang patut ditiru. Kisah tentang toleransi antar umat beragama mirip kisah Firda Silvia juga datang dari Paroki St. Maria Banneux Lewoleba, Lembata, Keuskupan Larantuka.
Beberapa murid dari MTS Negeri 2 Lembata diutus dari sekolahnya untuk membersihkan gereja. Kegiatan ini dilakukan menjelang perayaan Paskah bertepatan dengan masa puasa umat Katolik, 30 Maret 2022.
Ketua DPP St. Maria Banneux Lewoleba, Philipus Bediona, kepada suluhnusa.com (weeklyline media network), 30 Maret 2021 mengaku terharu dengan kedatangan duta duta toleransi antar umat beragama dari MTS Negeri 2 Lembata.
“Terima kasih untukmu Duta2 Agama dari MTS Negeri 2 Lembata di Gereja St Maria Banneux Lewoleba. Terima kasih tulus kami Umat Gereja Katolik St. Maria Banneux pada Siswa/i MTS Negeri 2 Lembata, yang pagi ini datang, masuk dan membersihkan Gereja, tanpa merasa risih dan tanpa takut atau jijik. Ini bagi kami menyejukkan, ” Ungkap Bediona.
Kedatangan para siswa/i MTS ini tanpa merasa risih langsung menyapu dalam gereja dan di halaman gereja didampingi guru guru dari MTS.
Menurut Bediona, ini pemandangan yang luar biasa, Altar dan bagian dalam Gereja dibersihkan putri-putri berjilbab. Sedangkan anak laki2 mengambil bagian di halaman Gereja.
Dua orang ibu Guru fokus mendampingi Anak anak di bagian dalam Gereja, dan dua orang lainnya mendampingi Anak2 yang bekerja di luar bangunan Gereja.
“Ini bagian dari cara institusi pendidikan Islam di Lembata membangun Anak anak Lembata berkarakter dan berjiwa lembut, sejuk dan damai, dalam keberbedaan agama. Memang Agama boleh berbeda tetapi penerimaan dan penghargaan terhadap teman teman yang berbeda agama, musti tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari jiwa Anak anak Lembata.”tegas Bediona.
Bediona juga mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Kepala Sekolah Ibu Ramlah Budiman, S,Ag, yang sudah mendidik anak anak di MTS Negeri 2 Lembata untuk mencintai sesama yang berbeda agama.
Anak anak didampingi 4 orang Guru, dua orang Guru beragama Islam Ibu Siti Sahara dan Ibu Supartini dan dua orang Guru Katolik Ibu Maria Nogo dan Yoviani Tolok.
Lebih jauh Bediona menegaskan cara ini secara tidak langsung bagian dari pendidikan karakter atau jiwa anak anak didik untuk memandang dan menerima bahwa perbedaan agama itu hal yang wajar. Biasa. Tidak perlu dipersoalkan.
Jika ini yang ditanamkan, Bumi Lembata, NTT, Indonesia akan damai. Umat berbeda agama akan hidup berdampingan secara damai.
“Apresiasi saya bersama 9.372 umat Paroki Banneux kepada Guru, kepala Sekolah dan siswa/i MTS 2 Negeri Lembata, ” Tutup Bediona. +++sandrowangak




















Toleransi baik yang harus kita pelihara untuk menjaga keharmonisan di negeri ini, terimakasih adik2 tercinta.
Indahnya toleransi