
LEWOLEBA – DESA Lamawolo dan Desa Waimatan di Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT menjadi desa sasaran DREAMS (Disaster Resilience through Education, Adaptation, and Mitigation Strategies) oleh IDEP.
Program ini dilakukan oleh IDEP menggandeng Barakat Lembata.
Hal ini disampaikan Project Manager dari IDEP Selaras Alam, Ketut Listyani Rejeki, kepada wartawan usai menggelar kegiatan Lokakarya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di Tanah Merah, Lewoleba, Kabupaten Lembata. Jumat, 23 Mei 2025.
“Lokakarya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim,” Kata Ketut Listya.
Lanjutnya kegiatan ini memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengemas informasi lokal menjadi media komunikasi yang edukatif, kreatif dan mudah dipahami untuk meningkatkan kesadaran dan aksi kolektif dalam hal permakultur dan pengurangan risiko bencana.
Menyebarluaskan informasi terkait PRB dan mitigasi iklim berbasis permakultur kepada penerima manfaat maupun masyarakat umum yang belum mengikuti pelatihan sebelumnya. Mendorong kesepakatan dan kemampuan peserta dalam memproduksi berbagai media komunikasi untuk topik kebencanaan dan permakultur.
Memverifikasi dan memvalidasi konten dari berbagai media yang telah diproduksi oleh para penerima manfaat. Memvalidasi peta hasil pemetaan partisipatif bersama para pemangku kepentingan dan masyarakat di
Desa Waimatan dan Desa Lamawolo.
“Hasil yang Diharapkan dari rangkaian pelatihan ini adalah dapat meningkatnya pemahaman peserta terhadap praktik-praktik yang telah diperkenalkan dalam pelatihan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan mitigasi iklim berbasis permakultur,” Harap Listya
Dalam kegiatan itu peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga dan anak muda dilatih dengan berbagai materi termasuk cara membuat konten mitigasi.
Kepala Desa Lamawolo, Antonius Ngaji mengatakan Lokakarya ini penting dan menjadi sarana penyampaian informasi
“Lokakarya KIE ini menjadi penting sebagai sarana penyampaian informasi secara lebih luas, baik kepada para penerima manfaat maupun masyarakat umum yang belum mengikuti pelatihan sebelumnya,” Ucap Antonius..
Antonius pun merasakan bersyukur lantaran DREAMS hadir untuk membantu masyarakatnya bangkit dengan pendekatan permakultur dan pengurangan risiko bencana dan memperkuat ketahanan komunitas dari tingkat keluarga hingga masyarakat luas.
Tanda alam sebagai mitigasi yang tidak dipahami masyarakat lokal
Dalam kegiatan tersebut masyarakat diminta untuk menceritakan beberapa kejadian atau tanda bahkan kearifan lokal sebagai tanda tanda awal akan terjadinya bencana.
Yustina Peni mengungkapkan ada beberapa tanda alam dan kearifan lokal yang memang menjadi alarm akan terjadinya bencana.
Menurut Peni, berdasarkan cerita lokal kampung lamawolo adalah kampung banjir bandang.
“Satu minggu sebelu terjadi banjir bandang tahun 2021 serangga Agas menumpuk di kaki. Itu tanda yang kami tidak tau. Ternyata itu tanda bahwa akan ada banjir bandang. Karena itu mitigasi bencana berdasarkan kearifan juga menjadi penting dan dibutuhkan”, ungkap Peni sembari mengucapkan terimakasih kepada IDEP dan Barakat yang melakukan pendampingan program DREAMS di Desa Lamawolo dan Waimatan. +++sandro.wangak
Kiranya dapat memberikan manfaat dan ilmu tentang tanda awal dan mengatasi pengurangan resiko bencana alam kedepannya, untuk masyarakat ke dua desa.