
LARANTUKA – TINDAKAN penyerangan yang dilakukan oleh KKB OPM yang menewaskan satu orang dan enam orang luka di Yahukimo, dikecam oleh berbagai pihak. Keluarga Guru Rosalia Rerek Sogen dan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Lakalena, mengutuk keras tindakan biadab KKB OPM ini.
Yogen Sogen, salah satu keluarga Rosalia Rerek Sogen mengungkapkan sebagai warga NTT dan keluarga korban, dirinya mengutuk keras tindakan KKB OPM dengan aksi biadabnya menghilangkan nyawa Rosalia Rerek Sogen.
“Kami mengutuk keras tindakan KKB-OPM dengan aksi biadabnya menghilangkan nyawa saudari kami (Rosalia Rerek Sogen-red) yang mengabdi di Yahukimo”, kecam Yogen.
Keluarga tidak menyangka tindakan brutal KKB OPM merenggut nyawa Rosalia yang juga saudarinya.
“Perlu kami pertegas, saudari kami adalah warga sipil yang datang ke Papua untuk mengabdi dan membangun generasi tanah Papua. Di tangannya hanya pena dan buku, bukan senjata. Saudari kami bukan agen intelijen seperti yang diklaim oleh KKB-OPM. Kami mengutuk aksi biadab ini dan meminta kepada negara mengusut secara tegas kejahatan ini”, tegas Yogen, 23 Maret 2025.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, pun mengecam keras aksi keji yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang menewaskan seorang guru asal NTT.
Gubernur Melki mengungkapkan keprihatinannya atas insiden tragis tersebut. Sejak menerima kabar pada Sabtu malam, dirinya langsung berkomunikasi dengan berbagai pihak di Papua dan Jakarta untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.
“Sebagai kepala daerah, saya sangat prihatin. Apalagi, saya sudah cukup mengenal situasi di Papua, termasuk banyak warga NTT yang bekerja dan mencari nafkah di sana. Ini menyentuh hati saya karena yang menjadi korban adalah warga NTT,” ujar Gubernur Melki.
Menurutnya, komunikasi intensif telah dilakukan baik secara terbuka maupun tertutup dengan tokoh masyarakat, aparat keamanan, serta pihak-pihak terkait untuk menjamin keselamatan warga NTT di Papua.
“Saya sudah berkoordinasi dengan pihak TNI, baik yang bertugas di Papua maupun di Mabes TNI di Jakarta. Saya berterima kasih kepada aparat keamanan yang bergerak cepat dalam merespons situasi ini,” tambahnya.
Gubernur Melki menyampaikan pihaknya sedang mengupayakan pemulangan jenazah korban ke kampung halamannya di Flores Timur.
“Tadi pagi saya sudah berkomunikasi dengan Bupati Flores Timur dan sejumlah tokoh NTT di Jayapura untuk mengatur pemulangan jenazah secepat mungkin. Warga NTT di Papua saat ini turut membantu proses tersebut,” katanya.
Di tengah situasi ini, Gubernur Melki mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan menjaga perdamaian.
“Saya telah berkomunikasi dengan tokoh-tokoh Papua yang saya kenal untuk meredam situasi agar tidak ada lagi kekerasan yang menimpa warga sipil, khususnya warga NTT yang bekerja di Papua,” ucapnya.
Lenike Saban dan Erens Masih Bertahan di Yahukimo
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2025 Brigjen Faizal Rahmadani menegaskan kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan. “Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua,” kata Faizal.
Adapun proses evakuasi yang dilakukan melalui operasi bersama (join operation) antara TNI di bawah Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) bersama Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 dan Polda Papua. Mereka berhasil mengevakuasi korban serangan KKB di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu.
Proses evakuasi berhasil dilakukan meskipun terkendala medan yang sulit dan hanya dapat diakses melalui transportasi udara ke Distrik Anggruk, dan seluruh korban berhasil dievakuasi dengan lancar ke Jayapura. Kejadian tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia, tiga korban mengalami luka berat, dan empat lainnya menderita luka ringan.
Sementara dua korban lainnya yang merupakan warga asli Yahukimo dalam kondisi aman dan tidak dievakuasi karena atas permintaan sendiri. Para korban merupakan tenaga pendidik hingga tenaga kesehatan yang tengah bertugas memberikan layanan di wilayah pedalaman Papua.
Seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka, telah dievakuasi ke Jayapura dan dirujuk ke RSAD Marthen Indey Kota Jayapura. Sebanyak delapan korban yang berhasil dievakuasi, yaitu Rosalia Rerek Sogen, meninggal dunia; Doinisiar Taroci More; Vantiana Kambu; Paskalia Peni Tere Liman; Fidelis De Lena; Kosmas Paga; Penus Lepi; dan Irawati.
Sementara dua korban lainnya yang tidak ikut dievakuasi karena permintaan sendiri serta dalam kondisi aman, yaitu Lenike Saban dan Erens.+++SN/viktor.binsi/yos.w/tina.ar
Selamat jalan adik Guru terkasih. Kamu pernah ada sekeluarga hidup di Desa Waibao, Tanjung Bunga semasa kecil mu. Kami pun turut berdukacita mendalam.
Atas peristiwa ini saya sepakat dengan saudara Yogen bahwa di tangan para guru dan nakes hanya ada buku, pena dan alkes. Kecurigaan itu perlu dibuktikan terlebih dahulu, kenapa langsung dibantai dan tebang rata secara sadis ??? Adik kami ini menguras kekayaan yang ada di Papu untuk diri dan keluarga ??? Atau sedang memberantas orang Papua dengan senjata ??? Justru membantu kamu untuk terbuka dan memiliki pengetahuan dan keterampilan. Tapi sayang kebrutalan mu Orang Asli Papua telah merenggut banyak nyawa ikhlas tak berdosa. Mereka berjuang sampai ke pedalaman ke hutan-hutan karena tugas untuk menolong kamu Orang Asli Papua. Negara harus terbuka mata dengan peristiwa akhir-akhir ini yang merenggut sekian banyak nyawa. Selamat jalan adik, doa kami menyertai mu.