suluhnusa.com – Putus sekolah di Sandominggo. Sempat menjadi penjual tuak di pasar Lewoleba. Lalu menghilang. Dan kabar mengejutkan itu datang, bahwa Anak Lelaki Bungsu itu sudah mengenakan “Juba Maria”.
Dia adalah Petrus M. Kare Balawangak. Anak kedelapan pasangan Gaspar Laba Balawangak dan Bernadete Deran Rau. Setamat SMP dia melanjutkan ke Seminari Sandominggo di Hokeng. Sayangnya hanya bertahan enam bulan. Hengkang dari sekolah milik Keuskupan Larantuka yang membina pemuda katolik menjadi imam projo itu, Rus atau Petrus kembali ke Waipukang.
Dia Lalu pulang ke kampung. Masuk SMA St. Darius di Larantuka. Setelahnya, dua tahun tinggal di kampung. Tapi niatan untuk menjadi seorang Gembala umat terus tumbuh. Niatnya ini ternyata tidak mendapat restu dari ayahnya Gaspar Laba Kare Balawangak.
Bahkan kehidupan rohaninya pun sempat terganggu karena ayahnya Gaspar Laba Kare sempat memberi tekanan dan penilaian bahwa mengurus yang rohani hanya sekedar membuang waktu. Tekanan dan penilaian ini disebabkan karena ibunya Bernadete Rau adalah anggota aktif konggregasi Santa Ana. Bagi Gaspar mengikuti kegiatan konggregasi adalah hal yang sia sia. Aka tetapi Puji Tuhan, tekanan ini tidak lalu mmbuat Petrus putus asa, dia semakin mendekatkan diri dengan Tuhan seembari memberi kekuatan dan peneguhan rohani kepaa ibunya.
Rus tidak patah semangat. Niatnya menjadi pastor tetap dipelihara. Dan suatu ketika, di tahun 2006, setelah menjual uak, ketupat dan lawar di Pasar Lewoleba, selama dua tahun 2004 s/d 2005, Rus pamit kepada ibunya, Bernadete Deran Rau pergi ke Larantuka.
“Dia hanya pamit katanya dia pergi ke larantuka beberpa hari saja dan pulang,” kenang Dete Rau, kepada suluhnusa.com usai pentahbisan anak bungsunya.
Ibunya percaya bahw anaknya hanya pergi ke Larantuka. Ternyata Rus pergi sekian lama. Tanpa ada kabar. Tanpa ada berita. Keluara besar Balawangak sempat mencari melalui berbagai media termasuk bertanya kepada beberapa karabat, kenalan dan keluarga lewat email, surat, telepon, sms dan media lainnya.
Pun informasi tentang keberadaan anak bungsu dari delapan bersaudara ini tak penah di ketahui. Sebagai seoran ibu yang melahirkan Ibu Dete Rau, merasa gelisah. cemas. Kuatir. Bahkan sempat jatuh sakit. Sedangkan ayahnya, Gaspar Laba Kare, menyimpan semua perkara ini diam diam dalam hatinya, sembari diam diam pula mendekatkan diri kepada Tuhan dan Bunda Maria.
Suatu ketika, sebuah kabar datang. Kabar melalui surat. Alamanya ada di Mexico, di Amerika Latin sana. Surat itu dari Rus Balawangak. dia menyampaikan kabar bahwa dirinya sedang berada di satu negara namanya Mexico dan sudah mengenakan juba, Maria Hamba Allah warna hitam. Dete Rau nyaris lemas. Gaspar Laba tak bisa berkata apa apa. Rus sudah masuk seminari di Mexico sana.
“Kami tidak bisa buat apa apa. Bapanya hanya diam. Kami pasrah. Anak bungsu masuk seminari. Mau halang bagaimana.? Dia sudah milik Tuhan,” ungkap Dete Rau.
Kisah ini kembali menjadi bagian dari perjalanan imamat Pater Petrus M. Kare Balawangak, OSM, imam ke empat dari Ordo Hamba-Hamba María, yang dalam bahasa latinnya Ordinis servorum Maríae (OSM), asal Indonesia. Ketiga Imam Pater asal Indonesia lainnya adalah Pater. Tadeus M.Transi, OSM; Fr. Serilus M.Subin dan Pater Damianus M.Gare Gili, OSM. Ketiganya merupakan Pater angkatan pertama asal Indonesia.
Dan, 26 Juli 2017, di Halaman Rumah Patoral Paroki Santa Maria Bintang Laut Waipukang, dihadapan ribuan umat dan disaksikan oleh sekitar 20 an pastor selebran, Petrus Kare Balawanga ditahbiskan menjadi imam OSM oleh Yang Mulia Uskup Frans Kopong Kung, PR.
Rus ditahbiskan dengan memilih moto, ‘terjadilah padaku menurut perkataanmu,” sebab Rus sadar benar bahwa dirinya adalah hamba Tuhan dan dia ingin menjadi Hamba Bunda Maria.
Misa tahbisan itu pula dihadiri oleh P. Ruben, OSM Pimpinan Provinsial dari Mexico bersama delapan Pater OSM lainnya, juga hadir oleh Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday dan Ketua DPRD Lembata, Ferdinanus Koda.
Dan ini sekedar untuk diketahui. Bahwa pentahbisan P. Petrus M. Kare Balawangak, OSM, adalah Imam kedua dari keluarga Besar balawangak, setelah Sang Sulung P. Mans Balawangak, C.Ss.R ‘Congregatio Sanctissimi Redemptoris. Selain itu, yang paling dahulu bekerja di ladang Tuhan adalah Br. Gabriel Kesape Balawangak, SVD, lalu Sr. Kidi Balawangak, Frater Gabriel Hali Balawangak, BHK, Sr. Malin DsT dan Sr. Mardin. Pater Petrus Kare OSM dan Sr. Marlin, DST bersaudara kandung. Profisiat dan selamat bekerja di ladang Tuhan melayani umat. (sandrowangak)
Congratulation Fr. Petrus, OSM. Terima Kasih Tuhan karena sudah ada buah OSM dari Lembata.