suluhnusa.com – Ordo hamba-hamba María atau yang dikenal dengan OSM, baru saja melahirkan anak keempat mereka asal Indonesia dengan urapan Tuhan melalui tangan YM Uskup Fransiskus Kopong Kung PR.
Mereka mereka kembali memberikan persembahan kepada umat Allah, Rabu, 26 Juli 2017 di Paroki Santa Maria Bintang Laut Waipukang di tanah lahir Sang Yubilaris.
Adalah Pater Petrus M. Kare Balawangak, OSM. Imam keempat asal indonsia dari Ordo Hamba Hamba Maria, yang ditahbiskan menjadi pelayan umat Allah.
Hal ini disampaikan pimpinan Provinsial OSM Mexico, Pater Ruben, OSM ketika memberikan sambutan usai upacara pentahbisan di halaman rumah pastoral Paroki St. Maria Bintang Laut Waipukang.
Pater Ruben dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya karena masih ada warga Indonseia yang mau menjadi imam pada ordo Hamba Hamba Maria.
“Terimakasih Indonesia. Terimakasih Ile Ape. Terimakasih Balawangak. semoga Padre Petrus ini bisa memberikan pelayanan bagi umat allah dan tetap setia bekerja di ladang Tuhan. Mohon doa dari kita semua,” ungkap Pater Ruben.
Bagi Pater Ruben, kehadiran OSM di Indonesia berada di tiga tempat, yakni OSM Malang, OSM Ruteng dan OSM Pontaianak. Sejauh ini, sudah menghasikan empat imam, Pater. Tadeus M.Transi, OSM; Fr. Serilus M.Subin dan Pater Damianus M.Gare Gili, OSM adalah buah dari imam angkatan pertama asal indonesia.
“Sementara Padre Petrus (P. Petrus Balawanga, OSM) adalah pater keempat pada angkatan kedua setelah sebelas tahun mengenyam studi di biara OSM Provinsial Mexico,” jelas Pater Ruben.
Pater Ruben juga berharap bahwa kehadiran Ordo OSM di wilaya Indonesia semoga bisa membawa perubahan dan mampu memberikan pelayanan terbaik untuk umat dan Tuhan.
Pada kesempatan itu Pater Ruben yang berbicara dalam bahasa Spanyol dengan penerjamahan itu menjelaskan ordo hamba-hamba María atau yang dikenal dengan OSM lahir di kota Florensia Itali pada abad XIII atau tepatnya tahun 1233 Masehi.
Ordo ini didirikan oleh tujuh pria yang pencinta Bunda María. Ketujuh pria ini, awalnya adalah para pedagang kain Sutra, sangat terkenal dan kayaraya di jamannya.
Ketujunya meninggalkan kekayaan mereka, meninggalkan segala kemewahan hidup mereka, untuk meluangkan waktu sepenuhnya didalam doa dan devosi kepada Bunda perawan María. Ketujuhnya bernama: Amadeo, Alejo Falconieri, Bonayunta, Bonfilio, Maneto, sostegno, dan Hugo. Menurut Legenda Ordo Hamba-hamba María, mereka diiringi dalam mimpi oleh Bunda perawan María, untuk hidup sebagai saudara dan melayaninya seumur hidup mereka. Dan pada akhirnya, mereka bertemu dan memulai hidup bersama diluar kota Florensia yang bernama Cafaggio.
Cafaggio adalah sebuah kawasan yang saat itu berada diluar tembok kota florensia, dan disana mereka meluangkan waktu sepenuhnya untuk memuji Allah dan Bunda María.
Namun kegiatan mereka tidak hanya sebatas doa, mereka juga membantu, orang sakit, orang yang lapar, orang miskin, mereka yang membutuhkan bantuan spiritual dan lain sebagainya. Ketenaran mereka terdengar sampai keseluruh penjuru, dengan demikian banyak orang datang untuk berdoa bersama mereka, dan meminta bantuan spiritual.
Lambat laun, mereka mengundurkan diri ke sebuah bukit bernama Monte Senario yang terletak kurang lebih sepuluh km dari kota Florensia, yang diberikan oleh Uskup Ardingo, untuk lebih meluangkan waktu didalam doa serta memanjatkan puji-pujian kepada yang Mahakuasa dan kepada Bunda yang tercinta Perawan María.
“Saat Ini di Monte Senario terdapat sebuah basilika yang diberi nama tujuh Bapak Pendiri. Dan disanalah awal lahirnya Ordo Hamba-hamba María. Ketujuh Bapak Kudus ini di kanonisasi oleh Paus Leon XIII pada tahun 1888,” kisah Pater Ruben.
Ordo ini memiliki tiga teladan hidup yang menjadi inspirasi kehidupan para frailes atau biarawan. Ketiganya adalah, Pertama, Inspirasi kepada Bunda Perawan Maria. María merupakan inspirasi hidup para biarawan dalam mengikuti jejak menjadi murid Yesus Kristus. Kehidupan María merupakan teladan dan model kehidupan setiap anggota. Pujian dan hormat diberikan hanya kepada Allah terinspirasi oleh hidup Bunda María. Inispirasi ini lahir karena Bunda Maria sosok yang sempurna dalam berdialog dengan Allah, dalam menjawab panggilan Allah, dalam melayani, dalam kesetiaanya menjadi pengikut Kristus, dan menjadi jembatan agar kasih Allah menjadi nyata di dalam kehidupan manusia.
Kedua, Persaudaraan. Hidup persaudaraan merupakan jati diri bagi kaum biarawan Ordo hamba-hamba María. Didalam persaudaraan, setiap biarawan hidup saling mengasihi, membantu, membagi, melayani, membimbing, menasehati, dan menguatkan.
Dan Ketiga, Melayani. Melayani merupakan sebuah aksi kongkrit kepedulian setiap biarawan kepada saudara se komunitas dan kepada sesama manusia. dalam melayani, setiap biarawan memancarkan cinta kasih Kristus, dengan demikian, setiap orang yang dilayani, merasakan kehadiran dan kesetiaan Kristus didalam hidupnya.
Saat ini Ordo Hamba-hamba María memiliki beberapa orang kudus seperti: Santo Antonius María Pucci, Santo Felipus Benizi, santo Peregrinus Laziozi, Santa Yuliana Falconieri, dan banyak beato. Juga saat ini, Ordo ini berada di beberapa belahan dunia seperti: di, Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan Australia. Di indonesia, OSM sudah hadir di tiga kota yakni OSM Ruteng, OSM Malang dan OSM Pontianak. (sandrowangak)