suluhnusa.com_Ada sekian obyek pembangunan yang sedang dibangun di Nusa Tenggara. Akan tetapi kedatangan Presiden Jokowi ke Kupang pergi ke Raknamo. Apa sebab ?Karena presiden tau orang NTT, sangat butuh air.
Presiden Jomowi paham benar akan kebutuhan orang NTT. Sejak dahulu dan sekarang orang NTT mengeluh air. Keluhan ini kerap terdengar sejak Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur Solo. Bahkan sampai dia menjadi presiden pun Orang NTT masih berteriak karena kekurangan air.
Teriakan orang NTT ini merasuk kecemasan Jokowi. Jangan jangan hanya karena air orang NTT mau meredeka ? Ahh..barangkali prediksi terlalu berlebihan. Akan tetapi menurut Jokowi persoalan air di NTT bukan perosoalan biasa. Sudah menjadi persoalan yang luar biasa. Bahkan bila mungkin, persoalan NTT kekurangan air sudah menjadi Kejadian Luar Biasa. pasalnya, 25 Juli 2015, secara tiba tiba Jokowi mendarat di Bandara Eltari. Bukan siang pula. Malam hari RI I dengan pesawat khusus mendarat disambut seluruh pejabat tinggi di NTT.
Hal ini membuktikan bahwa kedatangan sang presiden malam malam karena kecemasannya terhadap kondisi NTT yang senantiasa kekurangan air.
Benar adanya. Presiden saat tiba di bendungan Raknamo,
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan memberikan pernyataan bahwa dirinya datang tiba tiba karena ingin melihat langsung pekerjaan fisik bendungan Raknamo yang diperkirakan mampu mengatasi kekurangan air untuk orang NTT di Pulau Timor.
“Saya sangat senang dengan perkembangan pembangunan bendungan di Raknamo ini. Sengaja saya ke sini mendadak untuk melihat apakah betul dikerjakan atau tidak,” ujar Jokowi dengan mimik serius.
Kunjungan mendadak inik dilakukan sebagai bukti keseriusan Jokowi atas persoalan air di NTT menjadi masalah paling besar. Semua masalah tidak akan selesai kalau tidak ada air.
Saking luar biasanya persoala air di NTT, hingga Jokowi memberitahukan bahwa tahun 2015 akan dibangun tujuh waduk, dan diharapkan selesai dalam waktu 2-3 tahun.
Jokowi pun menambahkan, akan dibangun 100 embung (waduk kecil) dan 1.000 sumur di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS).
Pembangunan waduk, bendungan, embung dan sumur ini dilakukan agar kekurangan air dapat diatasi. Sebab dampak dari kekurangan air di NTT memunculkan berbagai masalah misalnya, kekeringan, rawan pangan dan gizi buruk.
“Kuncinya ada di air kalau sudah tersedia air, baru berbicara apa yang mau kita tanam. Tanam jagung bisa, padi ada beberapa wilayah di sini bisa, sorgum juga bisa, tebu juga bisa. Lalu ternak juga bisa,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden meninjau Bendungan Raknamo didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Ia mengharapkan, pembangunan bendungan yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 20 Desember 2014 itu dapat diselesaikan pada tahun 2017.
“Semoga pembangunan waduk bisa cepat selesai dan mengairi daerah pertanian di Raknamo ini,” ujar Presiden.
Bendungan ini dibangun di aliran Sungai Noel Puamas, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefete, Kabupaten Kupang, NTT. Luas area genangan bendungan ini derncanankan mencapai 147,3 hektar.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, keberadaan Bendungan Raknamo diharapkan bisa membantu menuntaskan permasalahan penyediaan air baku di Kabupaten Kupang dan pengembangan daerah irigasi di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak dapat teratasi.
“Bendungan ini bisa menyediakan air untuk irigasi untuk wilayah seluas 1,250 hektar dengan kapasitas penyediaan air baku 0,10 meter kubik per detik,” jelasnya.
Selain menampung air untuk penyediaan air baku dan pengairan sawah dan irigasi, bendungan senilai Rp 710,6 miliar ini diharapkan bisa menanggulangi permasalahan banjir. Selain itu juga bisa diberdayakan untuk pembangkit listrik.
“Bendungan Raknamo bisa mengurangi debit banjir sebesar 310 meter kubik per detik. Kemudian bisa juga untuk pembangit listrik,” tutur dia.
Adapun pada bendungan ini rencananya akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 0,216 mega watt.
Progres bendungan yang dibangun sejak Desember 2014 tersebut saat ini sudah mencapai 15,76 persen.
Bendungan Raknamo adalah satu dari 49 bendungan yang pembangunannya ditetapkan dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019.
Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan 49 waduk baru pada 2015.
Selain Bendungan Raknamo, bendungan lain yang ada di NTT yakni Bendungan Rotiklod, Bendungan Kalhua, Bendungan Napunngete, dan Bendungan Mbay.
Apakah semakin banyak bendungan, embung dan sumur yang dibangun di NTT akan mampu mengatasi kekurangan air di NTT? Mudah-mudahan. Kita lihat sajalah. Yang pasti saat ini presiden Jokowi Cemas akan kekurangan air di NTT. (sandrowangak)