SULUH NUSA, LEMBATA – Puluhan Mahasiswa yang mengikuti program magang muda berdaya kedaulatan pangan mulai berdatangan ke Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, 19 September 2024.
Sebanyak 41 mahasiswa dari 300 mahasiswa tersebut tiba di Lembata bersama para pendamping dari Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek. Mereka disambut kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaa Kabupaten Lembata, Apol Maya bersama Kepala Dinas Perhubungan Lembata, John Arimon, Hadir juga Sekretaris Bappelitbangda Lembata, Sahali.
Kepala Dinas Porabud Lembata, Apolonaris Mayan, dalam kata sambutannya mengungkapkan, selamat datang ke Lembata bagi semua peserta magang program muda berdaya kedaulatan pangan, kampus merdeka, kemendilbudristek.
“Inilah Lembata. Selamat datang bagi semua peserta magang, mahasiswa seluruh Indonesia melalui kampus merdeka. Silakan menikmati Lembata. Bantu orang orang desa karena semua peserta akan tinggal bersama masyarakat di desa. Silakan menyesuaikan diri dengan kehidupan di desa”, ungkap Apol Mayan.
Apol meminta agar mahasiswa selalu menjaga nama baik kampus, nama baik orangtua juga nama baik kampus merdeka kemendikbudristek.
Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan, ungkap Apol, merupakan program yang dirancang khusus untuk mengembangkan potensi mahasiswa dalam menjawab berbagai isu dan masalah sosial melalui pendekatan kebudayaan serta pengembangan kedaulatan pangan di Indonesia.
“Program ini merupakan inisiatif yang menggabungkan upaya akademik dan lapangan untuk membantu meningkatkan kedaulatan pangan di wilayah pedesaan. Nantinya mahasiswa akan berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk merencanakan, mengembangkan, memperbaiki, dan mengevaluasi strategi kedaulatan pangan yang efektif dan berkelanjutan”, tegas Apol Mayan.
Ketua Tim Kerja Program MSIB-MBKP Kabupaten Lembata, Mathias Beyeng yang ditemui di ruangan kerjanya, 19 September 2024 berharap mahasiswa dapat menambah pengalaman selama magang di desa desa di Kabupaten Lembata, yang terkenal dengan keanekaragaman hayati dan budaya lokalnya.
Selain itu, program ini diakui oleh beberapa universitas sebagai kegiatan yang dapat dikonversi menjadi Satuan Kredit Semester (SKS). Mahasiswa juga akan mendapatkan pelatihan teknis dalam pengumpulan data kedaulatan pangan serta pengembangan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kerja sama tim. Program ini juga memberikan kesempatan untuk membangun jaringan profesional dengan mentor dan narasumber berpengalaman di bidang kedaulatan pangan.
Mathias mengungkapkan di Lembata, program tersebut dilaksanakan mulai September hingga Desember 2024 di 30 desa dengan fokus pada pengembangan potensi pangan lokal dan menyertakan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam prosesnya.
Beyeng, yang juga Kepala. Bappelitbangda Kabupaten Lembata ini, mengungkapkan sesuai pesan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, saat penandatanganan MoU dengan Pemda Lembata, bahwa isu strategis terkait makan siang gratis di sekolah-sekolah, yang merupakan salah satu aspek dari program MSIB dengan tema Muda berdaya kedaulatan pangan.
“Kehadiran program MSIB keluarannya adalah menghasilkan pangkalan data di desa, untuk menjadi bahan kajian seberapa persen ketahanan pangan di desa dan rumah tangga dalam satu tahun untuk membangun kemandirian ketahanan pangan dengan mengkonsumsi pangan lokal yang kaya nutrisi,” ungkap Beyeng, menirukan pesan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, PhD.
Untuk kedatangan 41 mahasiswa, 19 September 2024, akan dikirim ke desa Puor, Labalimut, Bour, Wuakerong, Balauring, Watodiri, Pada, Lolong dan Katakeja.
Beberapa mahasiswa yang tiba di Desa Labalimut langsung disuguhkan makanan lokal ubi goreng, jagung titi dan kopi boto.
Dari 300 mahasiswa yang ikut program ini secara bertahap tiba di Lembata dan menyebar di 30 desa. +++sandro.wangak