suluhnusa.com_Hari itu, Balai Desa Wonocepokoayu tampak tak biasa. Sebab kebiasaan yang terlihat saat itu tidak biasa dilakukan. Masyarakat beramai-ramai ke Balai Desa. Tua dan muda. Pria juga wanita. Bahkan anak-anak berbaur dalam pada suasana awal Maret 2014 itu.
Wonocepokoayu, adalah sebuah desa kecil dan terpencil persisi di Kaki Gunung Semeru. Di luar kebiasaan, Balai Desa Wonocepokoayu, pada hari senin dan selasa, 10 s/d 11 Maret 2014, begitu ramai.
Keramaian itu bukan karena alunan musik atau semacam pertunjukan hiburan lainnya seperti beberapa minggu yang lalu saat Desa ini menggelar kegiatan Sedekah Bumi atau Syukuran Desa.
Tampak puluhan orang pria wanita, tua muda berbincang serius bersama para perangkat Desa. Para ketua RT, Kepala Dusun, Ketua dan anggota BPD serta LKMD, Pengurus PKK dan Kader Posyandu sampai Pengurus Karang Taruna yang sengaja diundang oleh Kepala Desa untuk berembug bersama menentukan arah pembangunan Desa selama 5 tahun ke depan.
Wonocepokoayu, salah satu desa di kaki gunung Semeru, secara administratif berada di wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Warga desa ini, tampak bahagia. Ada kebanggan terpancar dari sana. Kebanggan akan kecerdasan mereka dalam menentukan pemimpin mereka pada lima tahun mendatang. Desa ini baru saja memilih pemimpin baru.
Adalah Sukidi, seorang aktifis Serikat Petani yang mendapatkan mandat dari warga desanya untuk memimpin desa. Ada sorak sorai. Juga tepukan tangan. Ada gemuruh didada para Petani untuk terus bekerja dengan bangga sebagai petani. Ada alunan merdu suara anak-anak untuk terus bernanyi tatkala petang menghampiri di Kaki Gumung Semeru. Mereka bangga menjadi warga desa Wonocepokoayu.
Sebut saja, Namanya Rohim. Salah satu tokoh masyarakat kepada suluhnusa.com, dengan bangga memberikan dukungan kepada Sukidi. Sebab, sepanjang sejarah desa ini berdiri, dirinya bersama warga desa lain atar manut nurut, akan apa yang dikehendaki oleh kepala desa.
Tak ada musyawarah. Tak urung rembuk. pun tak pernah ada pertemuan semacam hari itu, antara masyarakat desa dengan pemimpinnya. Dia bersama warga lain sungguh menyayangkan itu. dan hari itu, kebahagiaan sungguh terlihat.l sebab pertama kali mereka dilibatkan dalam pembangunan bersama kepala desa terpilih Sudiki.
“Semestinya, Desa ini dengan segala Potensi Sumberdaya Alamnya bisa menjadi desa yang mampu menyejahterakan Warganya, dan hal itu akan terwujud manakala terjalin komunikasi dan kerjasama antara Kepala Desa bersama Perangkatnya dengan seluruh Elemen Masyarakat. Inisiatif Kepala Desa untuk mengawali kepemimpinannya dengan berembug bersama ini menjadi sinyal ke arah sana dan patut mendapat apresiasi serta penghargaan setinggi-tingginya” kata Pak Rohim, salah seorang Tokoh Masyarakat yang aktif mengikuti kegiatan ini.
Apa yang disampaikan Pak Rohim ini tidaklah berlebihan, sebab kegiatan seperti ini belum pernah dilakukan oleh para Kepala Desa sebelumnya, bahkan menurut keterangan seorang fasilitator PNPM yang tidak mau disebut namanya.
“Selama ini dokumen pembangunan (RPJMD) hanya copy paste, pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES) sekedar formalitas dan tidak semua elemen masyarakat terakomodir.
Saat ditemui suluhnusa.com di sela kegiatan diskusi, Sukidi, Kepala Desa terpilih menyatakan dalam kepemimpinannya, seluruh kebijakan pembangunan Desa harus murni dari aspirasi dan kebutuhan real warga Desa.
“Kebijakan Pembangunan Desa tidak boleh lagi hanya berdasarkan kemauan atau kepentingan Kepala Desa bersama Perangkatnya, tetapi ini kepentingan masyarakat desa Wonocepokoayu” tegas Sukidi.
Untuk tujuan itulah selama dua hari Sukidi bersama seluruh warga Wonocepokoayu berkumpul berembug menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) 2015 -2020.
Atas berbagai aspirasi yang muncul, forum kemudian melakukan proses menganalisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang serta Ancaman yang mungkin timbul-KEKEPAN atau keren disebut Analisis SWOT, dengan beberapa program prioritas.
Misalnya, Pembangunan Saluran Air bersih dari Sumber baru, Pembangunan Sarana Pendidikan (PAUD di semua Dusun), Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan (Pengolahan dan Pemasaran berbagai komoditi khas Desa), Pelatihan Keterampilan life skill sampai pembangunan infrastruktur Desa bersih dan sehat.
“Dengan semangat Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014, kita sambut paradigma pembangunan baru, dari Membangun Desa menjadi Desa Membangun,” demikian Sukidi diakhir pertemuan itu. (misbakhun nafik)
Mantaaap.. salut untuk Anda-Anda semua…
salut juga untukmu Invalid.
UU No. 6 2014, selain menjanjikan harapan baru bagi keberdayaan Desa dalam membangun, juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan anggaran secara bersih dan transparan, atau justru akan mengantar para Kades ke gerbang penjara…..
Desa lain jg mesti bgini