
suluhnusa.com – Prostitusi berkedok usaha salon, terus diobok-obok penegak hukum di Kabupaten Buleleng. Bahkan baru saja menggerebek mini teater Pazha karena diduga menjadi tempat prostitusi.
Dari lokasi yang berada di Jalan Pulau Komodo, Gang Strawberry, Kelurahan Banyuning, Buleleng ini, polisi mengamankan dua orang pemilik usaha itu yang diduga sebagai mucikari. Bahkan polisi juga mengamankan dua orang PSK.
Menariknya dua orang pemilik lokasi prostitusi berkedok usaha mini teater, merupakan pasangan selingkuh. Mereka yakni, IAPS (40) warga Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, dan KDW (38) warga Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu.
Penggrebegan lokasi prostitusi yang kedua kali di wilayah Kota Singaraja ini, berawal dari informasi masyarakat. Anggota Polsek Kota Singaraja bahkan telah memantau usaha tersebut sejak beberapa minggu belakangan ini. Dan terbukti saat penggerebekkan kali ini polisi menemukan dua orang PSK sedang melayani dua pria berhidung belang.
Dari penggrebegan itu, polisi menyita beberapa alat kontrasepsi (kondom, red). Kedua PSK itu berinisial KMB (29) asal Kelurahan Banyuning dan KYA (27) asal Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada.
Bikin miris, ternyata mereka adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).
Bahkan salah satu diantara mereka masih memiliki anak yang usianya 6 bulan. Saat salah satu PSK itu bekerja, PSK itu menitipkan sang buah hatinya kepada temannya yang membuka salah satu salon. Usaha haram ini disinyalir telah berlangsung sejak 4 bulan terakhir ini.
Dikonfirmasi seizin Kapolres Buleleng, Kapolsek Kota Singaraja, Kompol. AA. Wiranata Kusuma membenarkan, jika anggotanya melakukan penggerebekan tempat esek-esek berkedok mini teater tersebut dan mengamankan 2 orang sebagai mucikari.
“Kami grebeg lokasi itu berdasarkan informasi masyarakat,” kata Kapolsek Wiranata, Rabu, 28 Nopember 2018.
Dari keterangan IAPS bersama KDW, mereka mengaku hanya mempekerjakan dua orang PSK. Namun berdasarkan hasil penyelidikan, diduga mereka sudah memperkerjakan 10 orang PSK.
Menurut Wiranata, saat dilakukan pengecekan di lokasi, memang terdapat ruangan untuk nonton bioskop. Dan ditempat itu, para PSK dan lelaki hidung belang bisa melakukan hubungan badan.
“Ditempat menonton bioskop itu sudah disediakan langsung, tapi kalau mereka menginginkan di tempat lain, itu ada di belakang ruangan mini teater dan sudah disediakan kamar-kamar khusus disana. Artinya, memang sudah disiapkan oleh mucikarinya,” jelas Kapolsek Wiranata.
Untuk melayani pria hidung belang, hanya dibayar Rp200 ribu oleh mucikarinya. “Deal-dealan harga dilakukan antara mucikari dan si hidung belang. PSK-nya menerima masing-masing Rp200 ribu. Saya prihatin dengan adanya tempat-tempat seperti ini,” demikian Kapolsek Wiranata.
Khusus di wilayah Kota Singaraja, memang tidak dipungkiri jika masih ada beberapa lokasi esek-esek berkedok usaha salon, mini teater, warung kopi. Untuk itu diingatkan, bagi usaha-usaha terselubung itu agar segera dihentikan, sebelum diambil tindakan tegas.***


