suluhnusa.com_Pemahaman banyak kalangan tentang tingginya angka kriminal diperbatasan antar Negara, nyaris tak tebukti. Bahwa, banyak menilai masyarakat diperbatasan sulit diajak kerja sama, nyaris salah. Bahkan mereka lebih sadar hukum. Dan menyerahkan ratusan senjata rakitan dengan senyuman kepada aparat TNI.
Selain sadar akan hukum dan saling menghargai cara pendekatan dialogis sambil merangkul warga perbatasan sebagai bagian dari keluarga adalah cara santun aparat TNI membangkit rasa kesadaran itu.
Bahwa tingkat kesadaran masyarakat ternyata masih sangat bagus. Patut diberikan aplaus walau pun sebelumnya sempat dicap sebagai “pengganggu” sesamanya.
Terbukti Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI – RDTL yang diwakili oleh Yonif 743/ PSY, semenjak diberikan mandat oleh Markas Besar TNI untuk menjaga perbatasan pada tanggal 15 September 2014 menggantikan Yonif 503, bertekad mewujudkan impian untuk mengalang pengertian dari masyarakat agar sesegera mungkin menyerahkan kembali senjata rakitan beserta amunisinya yang masih dimiliki oleh mantan milisi serta warga masyarakat eks pengungsi Timor Timur.
Sebab, jika pihak Satgas Pamtas RI RDTL tidak membujuk dan mengimbau warga untuk menyerahkan kembali senjata rakitan beserta amunisinya, maka tentunya akan berdampak negatif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
“Semenjak kami menggantikan posisi Yonif 503 untuk menjaga perbatasan di sini, kami sudah mempunyai mimpi dan impian untuk mengajak warga eks timor timur agar dapat menyerahkan kembali segala jenis dan bentuk senjata rakitan yang masih dipegang oleh mereka. Jika kami tidak mengajak mereka untuk menyerahkan kembali senjata rakitan, maka akan berdampak buruk terhadap sesama dan dirinya sendiri,” ucap Komandan Satuan Petugas Pengamanan Perbatasan RI – RDTL, Kolonel Infanteri Budi Prasetyo yang didampingi Kepala Seksi (Pasi)Intel Yulius S, ketika menggelar Jumpa Pers di Markas Komando di Sesekoe, Atambua, Selasa 18 Maret 2014 siang.
Dansatgas Budi Prasetyo, lanjutnya, dalam temuan kali ini pihaknya berhasil menemukan sebanyak 30 senjata rakitan lengkap dengan amunisi dan granat yang masih aktif. Dirinya juga memberikan pujian dan penghargaan terhadap anak buahnya yang telah bekerja dengan baik dan berhasil membujuk masyarakat untuk menyerahkan senjata rakitan.
“Granat aktif buatan Korea sebanyak 6 buah. Tabung Pelontar sebanyak 2 buah. Magasen sebanyak 5 buah. Pistol sebanyak 7 pucuk. Senjata rakitan laras panjang sebanyak 13 pucuk. Total sebanyak 30. Lalu amunisi yang masih aktif buatan lokal dan Korea sebanyak 141 buah. Saya selaku Dansatgas Pamtas dari Yonif 743/ PSY, menilai bahwa masyarakat di perbatasan sini masih mempunyai niat baik. Dan mereka mau menyerahkan kembali. Itu merupakan hal yang sangat luar biasa sekali,” pujinya tersenyum.
Ditanya, senjata rakitan beserta amunisinya akan dikemanakan?? Dengan tetap tenang sembari melemparkan senyum.
“Kita akan serahkan ke atasan untuk dihancurkan. Karena ini tidak bisa dipakai lagi, apalagi telah rusak. Amunisi yang masih aktif tetap kita kasih ke atasan untuk dihancurkan karena ini buatan Korea. Dan dalam waktu dekat, Yonif 742 yang akan menggantikan kami. Soal kapannya, kami belum tahu. Kita menanti petunjuk dari atasan,” tutur pria humoris ini.(felix)
Daftar Jenis Senjata yang diserahkan warga perbatasan RI-RDTL
Jenis Senjata |
Jumlah |
Buatan |
Status |
Granat |
6 buah |
Korea |
akitf |
Tabung pelontar |
2 buah |
Korea |
aktif |
Magasen |
5 buah |
Korea |
aktif |
Pistol |
7 buah |
Korea |
aktif |
Laras Panjang |
13 buah |
rakitan |
aktif |
Amunisi |
141 |
Korea dan rakitan |
aktif |
Sumber : Satgas Pamtas Yonif 743/ PSY/olahan suluhnusa.com