SULUH NUSA, KUPANG – Sejak akhir tahun 2020 sampai awa tahun 2021, banyak informasi yang beredar bahwa Perum Bulog Divre NTT, akan menutup Rumah Pangan Bulog (RPK) di seluruh NTT.
Diduga kuat, alasan penutupan ini dikarenakan banyak yang tidak aktif selama tahun 2020 sampai awal tahun 2021. Berdasarkan evaluasi keberlangsungan RPK yang tidak aktif tersebut, menyebar informasi bahwa Bulog NTT akan menutup RPK yang tidak aktif selama tiga bulan belakangan.
Menanggapi informasi ini, salah seorang pengelolah RPK di Kota Kupang mendatangi kantor Bulog NTT untuk menanyakan kebenaran informasi tersebut.
Pria asal Lembata yang lama berdomisili di Kupang tersebut kepada Suluh Nusa (weeklyline media network), Selasa, 12 Januari 2021, menjelaskan, informasi terkait penutupan RPK itu tidak benar. Dia mengakui banyaknya RPK yang tidak aktif karena kesulitan selama masa pandemi covid 19, bukan sebuah kesengajaan atau keteledoran dari pemilik RPK binaan Bulog NTT.
Akan tetapi informasi tersebut, dapat memacu pemilik RPK Binaan Bulog NTT, untuk segera mengaktifkan kembali usaha RPK mereka.
“Usaha RPK tidak aktif selama ini, selain karena factor keuntungan yang diperoleh terlau kecil, juga akibat terdampak pandemic covid-19,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Divre Bulog NTT, Amsal, membantah adanya ancaman Bulog NTT untuk mennonaktifkan RPK yang dinilai tidak aktif selama 3 bulan. Bahkan RPK yang kurang aktif tetap akan dibina oleh Bulog NTT untuk menjadi RPK yang berhasil.
“Itu tidak benar. Mereka (RPK, red) tetap kita bina sebagai outlet,” kata Amsal ketika dikonfirmasi melalui pesan whatsapp (WA), Selasa (12/1/2021).
Amsal lebih jauh menjelaskan keberadaan Rumah Pangan Kita (RPK) cukup membantu dalam memasarkan produk Bulog, di antaranya beras, tepung, dan gula pasir.
Selain itu, dikatakannya, RPK juga berfungsi untuk mengendalikan inflasi sekaligus bisa membantu masyarakat dalam memiliki bisnis rumahan. (m.maxi.um/SN/weeklyline media network)