SULUH NUSA, WULANDONI – Tiga instruktur dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata, terus mengingatkan agar seluruh tahapan dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dan standar Kesehatan.
Puluhan difabel di Desa Pasir Putih, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata, belajar membuat stik kelor, keripik ubi ungu, keripik keladi dan keripik pisang. Berbagai varian rasa yakni original, manis dan balado diperkenalkan kepada para difabel.
Kegiatan pengolahan hasil pertanian dengan pendampingan berkelanjutan tersebut digelar Forum Peduli Kesejahteraan Difabel dan Keluarga (FPKDK) Kabupaten Lembata, Selasa (12/1/2021), di Desa Pasir Putih.
Pelatihan dengan instruktur dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata tersebut, dimulai dari proses pembuatan hingga pengemasan untuk dijual ke pasaran. Kepada para difabel, ketiga instruktur terus mengingatkan agar seluruh tahapan dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dan standar Kesehatan.
Sementara Pemerintah Desa Pasir Putih bahkan memberi ruang khusus UKM, bagi kelompok difabel di desa tersebut.
“Kami memberi satu ruang UKM untuk produk keripik berbagai bahan dasar olahan dan tenun ikat. Sebab para difabel di sini memiliki ketrampilan seperti itu. Karena itu pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para difabel sehingga mereka bisa memanfaatkan ruang yang sudah diberikan pemerintah,” ujar Kepala Desa Pasir Putih, Isidorus Pasing, yang menyempatkan diri mendatangi tempat kegiatan pelatihan di kediaman salah seorang difabel.
Terhadap perhatian pemerintah tersebut, Ketua FPKDK Kabupaten Lembata, Ramsia Langoday menyatakan apresiasi.
“Mingar ini beda dengan pengalaman di tempat lain di Kabupaten Lembata. Pemerintah desa punya perhatian serius terhadap para difabel. Hal yang sangat positip dan patut diapresiasi. Kelompok difabel Mingar juga menurut kami, adalah kelompok difabel yang berkembang bagus dan mau mandiri,” ujarnya.
Kepada para difabel, Ramsia berharap ruang yang diberikan pemerintah desa, bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Apalagi, ini daerah wisata dan setiap minggunya, tempat ini selalu dikunjungi orang dengan tujuan wisata. Manfaatkan peluang dan ruang yang sudah diberikan pemerintah ini. Kami akan memfasilitasi dengan memberikan beberapa peralatan pendukung usaha,” ujarnya.
Hal senada juga diharapkan Eky Habel, dari HI. Kepada pada difabel, Eky mengatakan kelanjutan dari kegiatan pelatihan ini adalah para sahabat difabel dari Mingar bisa mandiri.
“Ini peluang usaha yang bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok.”
Ketua Kelompok, Feliksia Bola Wuhan, Ketika dimintai komentarnya atas kegiatan pelatihan tersebut menyatakan terima kasih.
“Ini pertama kalinya difabel dikasih pelatihan seperti ini. Kami akan mengembangkan usaha ini di kelompok kami,” ujarnya.
Sebelumnya, kegiatan serupa dilakukan di Lewoleba dan diikuti para difabel dari kelompok Wangatoa, Waikomo, Lewoleba dan Lamahora. Intruktur untuk kegiatan pelatihan tersebut adalah ibu Mery Kotan, Ibu Yus Langkeru dan Ibu Halima dari PKK Kabupaten Lembata. ***
Fince Bataona
Bunda Pengasuh Difabel Lembata