
suluhnusa.com – Untuk mengembangkan sekelompok masyarakat yang mandiri secara ekonomis, membantu menciptakan ketentraman, kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, dan meningkatkan keterampilan berpikir, membaca dan menulis atau keterampilan lain yang dibutuhkan.
Inilah tujuan dari program Iptek Bagi Masayarakat (IBM) kementrian Riset dan pendidikan Tinggi bagi dosen peneliti di seluruh Indonesia.
Setiap Dosen peneliti harus melakukan program pengabdian yang disebut Iptek Bagi Masyarakat (IBM). IBM adalah penerapan hasil penelitian untuk memberdayakan masyarakat. Untuk itu di Kecamatan Ile Ape Timur, tim pelaksana IBM dari Politeknik Negeri Kupang, melaksanakan kegiatan IBM melalui program monotahun 2017.
Dan 9 Agustus 2017, bertempat di desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, tim pelaksana IBM Politeknik negeri Kupang berhasil menerapkan IBM untuk Kelompok usaha nelayan rumpon rakit bambu apung.
Program IBM ini diberi judul “IBM kelompok Usaha Nelayan Rumpon Rakit Bambu Apung”, dengan ketua Pelaksana program, Ambrosius Raha Lelang Wayang, anggota pelaksana, Ahmad Nainudin, Lodovikus Dumin, Duran Hore dengan melibatkan tiga mahasiswa Politeknik Negeri Sipil Kupang. Karena diisyaratkan harus melibatkan masyarakat, kegiatan IBM ini, melibatkan masyarakat sebagai Mitra Iptek.
Rumpon Rakit Bambu Apung ini, menurut Duran Hore, salah satu anggota peneliti sekaligus pelaksana IBM, ide untuk melahirkan penelitian dan pelaksanaan IBM ini dari gambar rumpon rusak dengan latar belakang gunung Gunung Ile Ape.
Dari rumpon rusak ini, Duran Hore bersama tim mengidentifikasi masalah, membuat kajian dan menciptakan penerapan sistem sebagai solusi rumpon yang tidak mudah rusak.
Sebab, bagi mereka, rumpon yang kerap terbalik, rusak, putus jangkar bahkan tenggelam ke dasar laut karena persoalan tekanan angin dan arus yang kuat. Untuk itu, sebagai salah satu solusi adalah tim pelaksana IBM Politeknik Negeri Kupang, merancang sistem untuk mengatasi tekanan angin dan arus ini.
Para pelaksana IBM dan mitra terlibat aktif dan saling mendukung. Semua kegiatan IBM yang diterapkan dimasyarakat sebagai mitra, mendapat petunjuk dari tim pelaksana IBM. Rumah Rumpon rakit bambu disiapkan oleh mitra tim IBM yakni Marthin Lemau di Watodiri dan Simon Kesaman, di Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur.
“Semua bahan yang digunakan berbahan bambu, dengan ukuran 9 x 5 m2, dan diapungkan dengan menggunakan pelampung ± 80 cm berjumlah 7 pelampung. Bahan bambu jenis petung dipilih oleh mitra karena bisa bertahan di dalam air selama beberapa tahun,” ungkap Duran Hore kepada suluhnusa.com, usai pelepasan rumpon bersama mitra, 9 Agustus 2017.
Identifikasi masalahnya adalah, rumpon suka putus tali, dapat terbalik ketika dihempas angin. Sehingga tim IBM merancang atap rumpon ini dirancang dengan sistem atap datar moveable, dinding ½ terbuka, rumah jaga terletak ditengah rakit bambu untuk menjaga keseimbangan rumpon, rakitnya tidak tersentuh air karena (tidak terendam didalam air) karena bambunya dirancang di atas pelampung.

“Meskipun disebut rakit bambu tetapi rancangan rakitnya, tidak berada didalam air tetapi berada di atas pelampung, sehingga bisa bertahan lebih lama dan tidak mudah rusak,” tegas Duran Hore, tamatan ITB bandung ini.
Atapnya juga dirancang datar dengan menggunakan bahan tarpal yang bisa dilepas ketika terjadi tekanan angin tinggi dapat dilepas. Selain itu, agar rumpon dan rakit bambu tidak mudah putus jangkar atau terbawa arus, diakibatkan tekanan angin kuat, aka selain atap dirancang moveable, dinding juga dirancang moveable.
Rumah rumpon yang dibuat di atas rakit bambu, berukuran 2,5 x 2 m2, dan diletakan ditengah rakit untuk menjaga keseimbangan sehingga tidak dapat terbalik ketika tekanan angin tinggi. Pelampung bertekanan udara berfungsi untuk mengapungkan rakit agar rakit bambu tidak terendam air.
Kegiatan ini diusulkan tahun 2016 ke Pendidikan Tinggi dan dilaksanakan tahun 2017, di Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur. Pengerjaan kegiatan perakitan rumpon rakit bambu ini, dilaksanakan oleh mitra IBM selama kurang lebih 3 bulan sejak memilah Bambu petung yang berkualitas, merakit, menyusun bambu, mengikat bambu menggunakan tali nilon, membangun rumah dan menarik ke tengah laut.
Harapan dengan kehadiran Rumpon Rakit Bambu Apung ini maka nelayan bisa bekerja degan nyaman, tangkapamembmn nelayan meningkat, pendapatan meningkat. Dan bisa memberi pengetahuan tambahan bagi kelompok nelayan rumpon lainnya tentang cara mengatasi tekanan angin tinggi.
Sekedar diketahui, Iptek bagi Masyarakat (IBM) merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat (PPM) yang dirumuskan dan dikembangkan DP2M Ditjen Dikti pada tahun 2009. Program IBM dibentuk melalui integrasi dua program PPM sebelumnya, yaitu penerapan Ipteks dan Vucer, yang masing-masingnya telah dilaksanakan sebelum tahun 1992 dan sejak 1994.
Sebagaimana telah diketahui bahwa program penerapan Ipteks difokuskan pada penerapan hasil-hasil Ipteks perguruan tinggi untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman ipteks masyarakat. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pendidikan, pelatihan, dan pelayanan masyarakat, serta kaji tindak dari ipteks yang dihasilkan perguruan tinggi.
Mitra sasarannya adalah masyarakat luas, baik perorangan, kelompok, komunitas maupun lembaga, di perkotaan atau perdesaan. Sedangkan program Vucer fokus pada solusi persoalan teknologi atau manajemen, termasuk pembukuan dan pemasaran untuk mitra sasaran industri kecil dan koperasi.
Di sisi lain, DP2M mencoba menerapkan paradigma baru dalam kegiatan PPM yang bersifat problem solving, komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan (sustainable) dengan sasaran yang tidak individual. Hal-hal inilah yang menjadi alasan dikembangkannya program Iptek bagi Masyarakat.
Dalam program Iptek bagi Masyarakat (IbM), khalayak sasarannya adalah sekelompok masyarakat atau sejumlah pengusaha mikro. Kegiatan IBM merupakan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi mitra melalui pendekatan secara terpadu, melibatkan berbagai disiplin ilmu, baik serumpun maupun tidak. Program IBM menghasilkan luaran yang terukur, bermakna, dan berkelanjutan bagi kelompok masyarakat atau kelompok pengusaha mikro.
Kegiatan IbM dapat dilakukan di perkotaan atau perdesaan dari berbagai bidang ilmu, teknologi, seni suatu perguruan tinggi, sesuai kebutuhan mitra sasarannya agar bisa meningkat kualitas hidup mitra sasaran. ***
[sandrowangak]