Puisi ‘Aku Papua’ sendiri merupakan karya putra asli Bali, Prof. Dr. I Wayan Rai yang kebetulan saat ini duduk sebagai Rektor Institut ISBI Tanah Papua. Dalam sambutannya Prof. Rai mengatakan, pementasan 29 mahasiswa dan dosen ISBI Tanah Papua ke Bali kali ini merupakan bagian dari kunjungan balasan dari kunjungan Ny. Putri Koster ke Papua beberapa waktu lalu.
suluhnusa.com – Memasuki hari ketiga Pesta Kesenian Bali XLI terasa istimewa, selain munculnya berbagai inovasi dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo, Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster juga berkesempatan tampil di atas panggung mempersembahkan bakat seninya.
Kali ini istri Gubernur Bali Wayan Koster yang dikenal sebagai seniwati multitalenta ini mempersembahkan pembacaan puisi berjudul ‘Aku Papua’ dalam pagelaran musik, tari dan puisi berkolaborasi bersama Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua di Panggung Ayodya, Taman Budaya Art Center, Minggu (16/6) malam.
Pagelaran bertajuk ‘Nggo Wor Bai Do Na Nggomar’ yang berarti ‘Kalau Tidak Menyanyi dan Menari Kami Akan Mati’ menyedot rasa penasaran pengunjung Art Center ketika orang-orang berpakaian khas Papua menarik sebuah rakit di sepanjang sungai Art Center dimana diatas rakit tersebut duduk Ny. Putri Suastini Koster.
Pementasan kemudian beralih ke panggung Ayodya dengan dibuka oleh tarian Isoholo. Tarian khas Sentani ini menggambarkan suka cita sebagai simbol kerukunan antar suku di Papua. Pagelaran yang berlangsung selama dua jam ini mengundang decak kagum para penonton dengan memberikan aplaus kepada para seniman.
Puisi ‘Aku Papua’ sendiri merupakan karya putra asli Bali, Prof. Dr. I Wayan Rai yang kebetulan saat ini duduk sebagai Rektor Institut ISBI Tanah Papua. Dalam sambutannya Prof. Rai mengatakan, pementasan 29 mahasiswa dan dosen ISBI Tanah Papua ke Bali kali ini merupakan bagian dari kunjungan balasan dari kunjungan Ny. Putri Koster ke Papua beberapa waktu lalu. Ia menambahkan meski baru akan berumur lima tahun, ISBI Tanah Papua berusaha menunjukkan penampilan terbaik dari seni dan budaya Papua.
Sementara Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, lahirnya UU No. 5 Tahun 2014 tentang Pemajuan Kebudayaan yang digagas dirinya saat menjadi anggota DPR, diantaranya bertujuan untuk menggairahkan pembangunan seni dan budaya di seluruh Indonesia dengan karakter seni dan budaya yang menjadi kekayaan daerah masing-masing.
“Karena dulunya Indonesia sebelum dijajah oleh Belanda dan Jepang, Indonesia sangat kuat dengan tradisi dan budayanya,” ujar Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini. Sayangnya, setelah merdeka seni dan budaya pun tidak mendapat ekosistem yang baik. Menurutnya ini sebabnya banyak terjadi kekerasan, radikalisme dan terorisme di sejumlah daerah di Indonesia.
Itu sebabnya Gubernur Koster menata kembali Pesta Kesenian Bali di awal pemerintahannya. Ia menginginkan agar PKB benar-benar menjadi ajang pesta yang sesungguhnya bagi masyarakat Bali. Oleh karena itu ia sangat mengapresiasi keikutsertaan ISBI Tanah Papua untuk meramaikan Pesta Kesenian Bali XLI Tahun 2019 ini. Ini adalah momentum untuk mempererat rasa persaudaraan dan kebhinnekaan di Indonesia.
luhdias / A.P