suluhnusa.com – Sejalan dengan salah satu Misi Pembangunan Lembata yakni mempercepat pembangunan dan pengembangan Pariwisata berkelanjutan serta meningkatkan pasar dan promosi daerah tujuan wisata, maka Pemerintah Kabupaten Lembata dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lembata wajib mengelolah Pariwisata Lembata.
Pengelolaan Potensi Wisata berarti pengelolaan berbagai potensi sumber daya alam dan budaya sebagai daya tarik wisata dapat menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat menunjang pembangunan daerah secara maksimal, Ungkap Plt.Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata Apolonaris Mayan, S.Pd dalam memberikan materi pelatihan terkait Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarkat pengelolahan Pariwisata Senin, (17/6/2019).
Menurut Apol Mayan, Kekayaan alam, flora dan fauna, hasil karya manusia, serta peninggalan sejarah dan budaya merupakan modal bagi pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di Kabupaten Lembata. Daya tarik wisata seluruh Kabupaten Lembata terbagi menjadi tiga bagian yaitu; daya tarik wisata buatan, daya tarik wisata alam dan daya tarik wisata budaya. Adapaun daya tarik wisata kabupaten lembata antara lain; daya tarik wisata buatan seperti Bukit Doa, Bukit Cinta, bukit Susu, Pelepasan Tukik di Loang kecamatan Nagawutung.
Daya tarik wisata alam seperti pantai waijarang Kecamatan Nubatukan, pantal Tanjung Tuak Kolipadan Kecamatan lle Ape, UnikVulcano lle Lewotolok, Pulau Gunung batutara, Underwater Hukung Waijarang dan Teluk Lewoleba Kecamatan Nubatukan, Pantai Wai Lei dan Atawua Palace Kecamatan Nagawutung, Pantai Lolong Kecamatan Nagawutung,Pantai Watanlolo Kecamatan Nagawutung, Pantai Pasir Putih Mingar Kecamatan Nagawutung, Tanjung Naga Kecamatan Nagawutung, Batu Tengkorak Atadei, Pantai Sunur Opalolon Kecamatan Lebatukan, Underwater Nuhanera, Pantai Pasir Putih Tanjung baja Kecamatan Omesuri dan Pantai Wowong matan Buyasuri.
Apol Mayan juga membeberkan daya tarik wisata budaya Lembata antara lain; Budaya Pesta Kacang di Kecamatan Ile Ape, Wisata Budaya dan Haritage, serta Travel Village, Budaya dan Haritage Desa Lusilame Kecamatan Atadei, Budaya Paun Kemer Desa Leuwayang Kecamatan Buyasuri, Atraksi Hadok dan Ahar Desa Atakore atan Atadei, Budaya Heritage Uyelewun Raya-Expo Kecamatan Buyasuri dan Omesuri serta Penanglapan lkan Paus Secara Tradisioanal di Lamelera Kecamatan Wulandoni.
Lebih jauh, Apol Mayan membeberkan Tantangan terberat Kabupaten Lembata dalam membangun sektor pariwisata adalah belum optimalnya pengelolaan daya tarik wisata karena masih terbatasnya fasilitas pendukung yang memadai dan kualitas SDM pariwisata. Apabila semuanya ditangani dan dikembangkan tentunya akan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah.
Dalam tabel Data Kunjungan Wisatawan, terdapat penambahan angka tetapi tidak signifikan. Bahkan wisatawan yang datang ke Lembata belum terkelola secara baik sehingga masih sulit untuk dideteksi dan diakses datanya baik yang melakukan kunjungan langsung dan kunjungan ke titik destinasi wisata lainnya. Salah satu hal yang harus dipertimbangkan secara serius oleh Pemerintah Kabupaten Lembata dalam mengembangkan kepariwisataan adalah peran Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam pengembangan kepariwisataan.
Dalam upaya mengembangkan kegiatan pariwisata, Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Lembata perlu meningkatkan kapasitas masyarakat sebagai pemangku kepentingan pariwisata stakeholder. Selain itu perlu melakukan perencanaan pengembangan usaha pariwisata untuk mendukung pembangunan pariwisata di Kabupaten Lembata, ungaknya.
Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan pariwisata daerah, caranya mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing serta menciptakan kondisi kondusif bagi wisatawan.
“Karena faktor sumberdaya manusia penting, untuk itu diperlukan upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola usaha di destinasi wisata, khususnya bagaimana mengelola homestay dan Hotel (tempat tinggal bagi wisatawan) yang ada dalam lingkungan masyarakat di kabupaten Lembata, ungkap Apol Mayan.