GEBYAR LITERASI DI TBM PELANGI AGUPENA MEWARNAI HARDIKNAS 2019
suluhnusa.com – Gebyar Literasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pelangi Agupena Flotim dalam rangka menyongsong memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 diisi dengan berbagai kegiatan. Mulai dari jalan santai, latihan membaca puisi kreatif, menulis puisi untuk guru, menulis surat untuk Menteri Pendidikan Republik Indonesia (RI), apresiasi puisi dan berpidato.
Jalan santai menjadi pembuka gebyar literasi pada Rabu 1 Mei 2019. Kegiatan ini melibatkan anggota TBM.Pelangi didampingi orang tuannya. Peserta menempuh jarak kurang lebih 4 km dimulai dari halaman TBM. Pelangi di Kelurahan Sarotari Tengah, terus menuju ke jalan bawah hingga ke Kelurahan Puken Tobi Wangi Bao hingga kembali ke titik star dan dilanjutkan dengan Senam Flobamora.
Pada hari yang dama, tepat pkl. 15.00 WITA, anak -anak TBM Pelangi, TBM Mutiara dan TBM. Sarotari, kembali berkumpul bersama mengikuti kegiatan latihan membaca puisi kreatif, menulis puisi untuk guru dan menulis surat untuk Menteri Pendidikan Republik Indonesia.Zaeni Boli dan Eva Larantukan pada kesempatan itu memberi tips-tips membaca puisi kreatif.Selanjutnya mendampingi peserta mempraktekan cara membaca puisi kretaif.
Menurut Zaeni Boli, Seniman Nara Teater, membaca puisi kreatif artinya membaca puisi dengan gaya, ekspresi dan intonasi yang tidak biasa atau pada umumnya. “Jika adik-adik ingin menampilkan puisi yang kreatif dan menatik simpati. Pertama harus tampil keren. Percaya diri dan menikmati puisi yang dibaca. Jangan ada beban.Masuk dan rasakan kekuatan puisi itu sendiri,”kata Zaeni.
Eva Larantukan, penyair cilik Flores Timur menambahkan. Untuk bisa tampil percaya diri dalam membacakan puisi di hadapan publik, ketekunan latihan itu penting. “Orang mengatakan saya membaca puisi bagus, rahasia saya sederhana, saya sering latihan sendiri di depan cermin, nonton orang membaca puisi yang kreatif di YouTube dan saya mengikuti gaya -gaya mereka menyesuaikan dengan gaya khas saya,”ungkap Siswa yang meraih juara I Lomba membaca puisi tingkta Kabupaten tahun 2018 ini.
Setelah mempraktek cara membaca puisi yang kreatif, beberapa peserta diberikan kesempatan secara kelompok membacakan puisinya. Acara dilanjutkan dengan menulis puisi untuk guru dan menulis surat untuk Menteri Pendidikan RI.
Anak-anak nampak antusias mengikuti kegiatan ini. Banyak menulis puisi terima kasih untuk guru, jasa guru, pengorbanan guru dan lain-lain. Sementara, pada sesi menulis surat untuk Menteri Pendidikan, anak-anak menyampaikan cita-cita mereka, menuliskan harapan untuk perhatian pemerintah dalam menyumbangkan buku, perbaikan fasilitas sekolah dan bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi dan pendidikan gratis untuk anak-anak yatim piatu.
Beberapa anak, diberikan kesempatan membacakan surat yang ditulis untuk Menteri Pendidikan. Ian Boleng, salah satu peserta mengatakan, menulis surat untuk Menteri Pendidikan adalah pengalaman pertama kali, dalam surarnya ia meminta Pak Menteri untuk menyumbangkan buku ke sekolah-sekolah pelosok dalam mendukung gerakan literasi.
“Saya senang ikut kegiatan ini. Pengalaman pertama menulis surat untuk Bapak Menteri Pendidikan.Saya menulis harapan saya, semoga bapak Menteri bisa membantu buku untuk sekolah-sekolah di pelosok dalam membantu gerakan literasi,”kata siswa SDI Supersemar ini.
Dihari berikutnya, tepatnya di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Kamis 2 Mei 2019, anak -anak kembali berkumpul dan merayakan bersama Hardiknas dengan dua kegiatan yakni apresiasi puisi dan membawakan pidato dengan tema pendidikan. Anak-anak dengan busana daerah, tampil percaya diri membawakan puisi bertemakan pendidikan dan juga membawakan pidato tentang pentingnya pendidikan moral, pendidikan karakter, pentingnya literasi dan cita -cita dalam jalan pendidikan. Kegiatan bersama diselingi juga dengan tarian bersama dan puncak kebersamaan ditandai dengan makan bersama dari makanan yang dibawah oleh peserta.
Maksimus Masan Kian, Ketua Agupena Flotim sekaligus pengelola TBM. Pelangi mengatakan semakin banyak ruang kreasi yang disiapkan akan sejalan dengan tumbuhnya kreativitas anak.”Membaca puisi kreatif, melatih anak tampil percaya diri, menulis puisi untuk guru mengajarkan anak menghargai jasa dan pengorbanan guru, menulis surat untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, membina mental anak, untuk berani memberi aspirasi dan mendekatkan anak dengan pemangku kepentingan dan pemegang kebijakan dalam dunia pendidikan. Sementara berpidato melatih anak untuk cakap dan berani berbicara di hadapan publik,”kata Maksi.***
amber kabelen