![](https://suluhnusa.com/wp-content/uploads/2019/04/unbk.....jpg)
suluhnusa.com – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Lembata, NTT berjalan aman dan lancar.
Senin, 1 April 2019, pantauan suluhnusa.com di SMAN I Ile Ape pada hari pertama pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Berbasis Komputer berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Hal ini juga diakui oleh Kepala Sekolah SMAN I Ile Ape Timur, Aloysius Aba Boro Halimaking saat ditemui suluhnusa.com, mengatakan sekolahnya untuk pertama kali menggelar UNBK Mandiri dan berjalan dengan lancar.
“awalnya kami kuatir dengan listrik yang kerap mati hidup. Tetapi hari ini listrik tidak mati dan tidak ada hambatan UNBK Mandiri di sini,” ungkap Aloysius.
Dia mengakui bahwa pihaknya sejak awal mengkuatirkan pemadaman listrik yang kerap terjadi di Lembata akhir akhir ini. Akan tetapi pihaknya sudah mengantisipasi dengan mengirim surat kepada pimpinan PLN Ranting Lembata untuk tidak memadamkan listrik selama pelaksanaan USBN BK.
“Awalnya kami kuatir dengan pemadaman listrik. Dan karena itu, kami sudah antisipasi dengan mengirim surat kepada PLN Lembata agar tidak memadamkan listrik selama pelaksanaan USBN BK. Dan yang mengirim surat tersebut atas keputusan Musyarawarah Kerja Kepala Sekolah Kabupaten Lembata,” ungkap Aloysius yang juga Sekretaris MKKS Lembata ini.
Untuk SMAN I Ile Ape, tahun 2019 diselenggarakan UNBK secara mandiri walau masih offline.
Menurut Aloysius, karena kondisi sekolahnya tanpa listrik, tanpa tanpa komputer, tanpa laboratorium maka penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer sejak tahun 2016, 2017 dan 2018 dititipkan di sekolah sekolah lain. Mereka harus menempuh perjalanan sejauh 12 km untuk melakukan ujian di SMK I Ile Ape di Desa Muruona sembari menginapkan peserta UNBK di rumah penduduk setempat.
Kementrian Pendidikan RI melalui Dinas Pendidikan Propinsi NTT berdecak kagum. Heran. SMAN I Ile Ape sukses menyelenggarakan UNBK tanpa listrik dan tanpa komputer.
“Bagaimana caranya ?” demikian pertanyaan dari Kementrian Pendidikan RI, seperti yang diceritakan Alo Aba kepada suluhnusa.com, 11 Maret 2019 di ruangan kerjanya.
“Saya jawab, pertanyaannya bukan bagaimana caranya kami berhasil menyelenggarakan UNBK tanpa listrik dan tanpa komputer. Karena kami sudah selesai melaksanakan dan hasilnya sudah dikirim ke kementrian melalui Dinas Pendidikan Propinsi NTT,” kisah Alo Aba.
Saat itu pula Kementrian Pendidikan RI, memanggil Alo Aba, menghadap ke kementrian karena SMAN I Ile Ape mendapat bantuan satu ruangan Laboratorium yang sudah selesai di bangun pertengahan tahun 2018 silam.
Walau sudah mendapat bantuan ruangan Laboratorium Komputer, Alo Aba tidak hilang akal. Dirinya merasa kseulitan jika tanpa sarana prasarana pendukung lainnya.
“Pada saat saya mendapat bantuan ruangan Laboratorium, dihadapan dirjen saya sampaikan bahwa lebih baik anak anak didik saya duduk di bawah pohon di tanah lapang tetapi bisa mengakses ujian berbasis komputer dari pada mendapatkan gedung laboratorium tapi tidak bisa bikin apa apa,” ungkap Alo Aba.
Usaha yang tekun pasti membuahkan hasil. Sebanyak 63 peserta UNBK SMAN I Ile Ape, tetap mengikuti UNBK yang diselenggarakan secara mandiri di sekolah tersebut pada tahun 2019, karena jaringan listrik sudah terpasang di sekolah tersebut tahun 2018 bersamaan dengan pemasangan jaringan listrik oleh PLN ke lima desa di Tanjung Ile Ape.
“Tahun ini kami menyelenggarakan UNBK mandiri pertama kali. Ada 63 peserta UNBK. Kami sudah melakukan gladi bersih bersama anak anak peserta UNBK dengan menggunakan 10 Komputer dan 12 Laptop pinjaman dari guru guru,” jelas Alo.
Dan benar, seperti disaksikan suluhnusa.com, 1 April 2019, di ruangan Laboratorium, sebanyak 20 siswa sedang mengikuti UNBK. Karena keterbatasan laptop dan komputer, peserta UNBK dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama sebanyak 22 orang yang mengikuti ujian dari pkl. 7.00 sampai 9.00. kelompok kedua sebanyak 21 orang yang mengikuti ujian pada pkl. 09.00 sampai 12.00. Dan kelompok ketiga sebanyak 20 orang yang dijadwalkan akan mengikuti ujian pada pkl. 14.00 sampai 16.00.
“Karena tidak ada jaringan internet kami memutuskan menyelenggarakan UNBK offline. Semua laptop dan komputer sudah terhubung dengan LAN lokal ke server dan setelah itu dilakukan online dengan membawa server ke Kota Lewoleba yang memiliki jaringan internet lebih stabil.” ungkap Alo Aba.
“Sekolah ini memang didirikan didaerah sulit. Walau sulit semangat anak anak untuk sekolah sangat tinggi. Terbukti setiap tahun jumlah siswa yang mendaftar cenderung naik. Sehingga kami harus tetap berkomitmen untuk membangun sekolah ini menjadi ldebih baik agar terwujud visi sekolah, Cerdas berkarakter. Saya selalu bilang kepada guru guru bahkan siswa orang tua bahwa sekolah ini didirikan di ‘negeri tanpa madu dan susu’ tapi karena tanpa madu dan susu itulah kita bangkit bersama agar ada madu dan susu di negeri ini,” tutup Alo Aba yang juga merupakan kepala sekolah berpretsasi tingkat nasional tahun 2018 itu.
Ada yang menarik dalam pelaksanaan UNBK di SMAN I Ile Ape karena anak anak pramuka ditugaskan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan ujian dengan mendirikan tenda sampai selesai ujian. ***
Sandro Wangak