suluhnusa.com – Harusnya kita saling menyembah tawa, Mestinya kita saling mengungkap duka, Sebab kita satu, Satu dalam darah dan sejarah, ini adalah penggalan terakhir puisi ‘Dendam Dalam Darah’ yang memenangi Agupena Award tahun 2018.
Puisi ini ditulis oleh seorang pelajar kampung yang duduk di bangku sekolah menengah atas di Tanjung Bunga, Flores Timur. Puisi “dendam dalam Darah’ ini ditulis untuk menggambarkan kondisi sosial kemasyarakatan antara masyarakat Keka dan masyarakat Riangkroko yang sekarang berperang.
Pada bait pertama penulis mengungkapkan perasaannya. Bahwa dia gugup. Oleh karena menyaksikan aksi perang seperti penjajah bertumpa darah. Dalam diam aku gugup menyaksikan aksi yang sedang beraksi, Aku ditikam keris aksara yang sedang menjajah sejarah darah.
Viktorianus Suban Hokon, siswa SMAN 1 Tanjung Bunga, yang menulis puisi ini.
Dendam Dalam Darah
(Puisi untuk keka dan Riangkroko yang sekarang berperang)
Dalam diam aku gugup
menyaksikan aksi yang sedang beraksi
Aku ditikam keris aksara yang sedang menjajah sejarah darah
Para pelakor melakor
di antara dendam darah yang membara
Berbalut benci berselubung serakah
Berlatar neraka yang menjarah amarah
Hiruk pikuk
Pihak memihak terus berteriak
Ruh deru amarah kian membara
Merebut hak yang tak berhak
Menegak tegak adil yang sigap
Hunus bengis, tampang berpapasan
Bisu sulit melambung salam
Ah
Kita adalah saudara dari satu darah
Untuk apa berebut bumi
Yang dihuni sesama insani
Mengapa harus bertengkar dengan belukar
Harusnya kita saling menyembah tawa
Mestinya kita saling mengungkap duka
Sebab kita satu
Satu dalam darah dan sejarah
Viktor menulis puisi ini, saat mengikuti lomba cipta puisi tingkat sekolah, kategori SMA yang disele nggarakan oleh Agupena Flotim jelang Hari Lahir Agupena ke 12 di SMK Sura Dewa, 20 Oktober 2018 lalu.
Puisi ini dipilih oleh Tim Juri Agupena, untuk memenangi Agupena Award yang akan diserahkan pada puncak perayaan Hari Lahir, 28 Nopember 2018 mendatang.
Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu, 20 Oktober, SMK Sura Dewa, Larantuka dipadati 84 peserta workshop menulis puisi dan lomba cipta puisi jenjang SD, SMP/MTs, SMA/SMK se-Kabupaten Flores Timur.
14 (empat belas) peserta dari 7 SD. 45 (empat puluh lima)peserta 25 SMP/Mts. 26 (dua puluh sembilan) dari 15 sekolah. Jenjang SD menulis puisi dengan tema pendidikan. Jenjang SMP/MTs menulis puisi dengan tema alam. Sementara tingkat SMA/SMK menulis puisi dengan tema humaniora.
Selama dua minggu karya anak-anak dan remaja Flores Timur diseleksi oleh tiga juri, yakni, Muhammad Soleh Kadir (Pion Ratuloli), Asy’ari Hidayah Hanafi (Ary Toekan) dan Benediktus Bereng Lanan (Amber Kebelen.
Peserta yang masuk 5 (lima) besar tiap jenjang akan menerima apresiasi dari Agupena Cabang Flotim pada puncak Harlah Agupena ke-12 (28/11) di Larantuka. Dan 10 (besar) yang dirangkum dari 3-4 teratas tiap jenjang akan menerima apresiasi khusus dari Bupati Flore Timur.
Ari Toekan
DOWNLOAD HASIL KEJUARAAN SELENGKAPNYA
Selamat untuk Agupena Flotim
Sukses selalu membina masyarakat muda flotim
Tetap pada prinsip dan semoga tidak tersentuh politik praktis
Maju terus untuk lewotanah
Profisiat anak, teruslah berpuisi untuk nadimu tegar menggemah karena anda pelaku dalam diam dibalut emas