suluhnusa.com – Sebagai pendidik, tentunya guru wajib menjadi mata air hikmah dan keteladanan bagi siswanya, karena dampak dari keteladanan, akan muncul rasa hormat, wibawa, dan rasa cinta siswa terhadap sang guru. Pepatah bijak mengatakan “satu perbuatan lebih utama dari seribu kata-kata.” Keteladanan adalah refleksi dari kompetensi kepribadian seorang guru.
Keteladanan akan memudahkan guru dalam mendidik siswa, karena sebelum guru memerintah siswa melakukan sebuah hal yang baik, dia sudah terlebih dahulu melakukannya. Mengapa siswa banyak suka melawan atau abai terhadap perintah guru? jangan-jangan karena sang guru belum menjadi teladan.
Dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lewolema, pecahkan rekor sebagai sekolah pertama di Kabupaten Flores Timur (Flotim) yang meluncurkan buku karya siswa. Momentum bersejarah ini terjadi pada Rabu (31/10/18) di Aula SMPN 1 Lewolema, Dusun Welo, Desa Painapang, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur (Flotim).
Buku “Mata Pena” dihasilkan dari goresan pena 30 penulis cilik yang tergabung dalam Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema. Kurang lebih 45 tulisan terdiri dari puisi, berita dan cerita pengalaman terangkum dalam buku dengan ISBN 9786025997211 ini. Karya ini merupakan hasil perbuatan Maksimus Masan Kian, guru di sekolah tersebut.
Perbuatan Maksimus Masan Kian dalam mengajak siswa menulis dan menerbitkan buku ini, secara sederhana dapat digambarkan bahwa tugas guru adalah mengajar dan mendidik. Sebagai seorang pengajar, guru mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)kepada para siswanya. Hal ini berkaitan dengan penguasaan pada ranah kognitif dan membekali keterampilan pada ranah psikomotorik, sedangkan tugas guru sebagai pendidik adalah menanamkan sejumah nilai, moral, normal (transformation of value)kepada siswa agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain, mendidik bergerak pada ranah afektif, dan hal ini menjadi fondasi terhadap ranah kognitif dan psikomotor.
Berkaitan dengan karakter guru, William Arthur Ward menyampaikan bahwa “guru biasa hanya memberitahu, guru baik menjelaskan, guru yang sangat baik menunjukkan, guru hebat menginspirasi.” Kalimat inspiratif tersebut sudah sangat sering dikutip atau disampaikan kepada baik melalui buku, poster, atau pada saat pelatihan. Tujuannya untuk memotivasi guru agar jangan hanya jadi guru biasa-biasa saja, tapi meraih level yang paling tinggi, yaitu guru yang hebat.
Dan siswa siswi SMPN Lewolema mampu menyamai kehebatan gurunya karena menulis dan menerbitkan buku.
“Luar biasa,” ungkap Feliks Janggu, Wartawan Pos Kupang yang juga ikut memberi andil dalam proses menulis siswa siswi sekolah tersebut yang hadir memberikan testimoni.
Hadir pada acara itu diantaranya, Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, Asisten Administrasi Pemerintahan Umum Sekretaris Daerah Flotim, Mikhael Bulet Ruron, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur, Bernadus Beda Keda, Pimpinan Bank NTT, Kabupaten Flores Timur,Christo Langkamau, Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu, Pemimpin Redaksi Media Online suluhnusa.com, Sandro Balawangak, Pengurus Agupena Flotim, Tobias Ruron, Kepala SMPN 1 Lewolema, Petrus Kia Kedang, Kepala Desa se- Kecamatan Lewolema, Kepala Sekolah se- Kecamatan Lewolema, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, guru, dan siswa.
Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, dalam sambutanya sebelum meluncurkan buku “Mata Pena” menyampaikan apresiasi atas terbitnya buku karya siswa SMPN 1 Lewolema, yang tergabung dalam komunitas literasi. Bagi Agus Boli, ini hal langka, unik dan membanggakan. “Saya pastikan, momen peluncuran buku karya siswa, mungkin baru pertama kali terjadi di Flores Timur, hari ini di Lewolema. Ini langka, unik dan membanggakan. Skala NTT juga mungkin bisa dihitung. Belum banyak sekolah yang lakukan. Menulis adalah salah satu kemampuan yang tinggi. Anak -anak yang mampu menulis, pasti cerdas. Mereka-mereka inilah, generasi muda sebagai agen perubahan, masa depan,”kata Agus Boli.
Kepala Dinas PKO Flores Timur, Bernadus Beda Keda, menyampaikan apresiasi dan bangga dengan karya buku yang dihasilkan oleh siswa-siswi SMPN 1 Lewolema.”Saya tidak heran lagi, kalau karya buku ini dihasilkan oleh siswa SMPN 1 Lewolema. Pantauan kami, sekolah ini sangat konsisten dengan gerakan literasi, maka hasil yang diperoleh ini memang layak. Profisiat. Karya mulia ini diharapkan mampu merangsang sekolah lain. SMPN 1 Lewolema, layak untuk diteladani oleh sekolah lain di Kabupaten Flores Timur,”kata Bernad Beda
Dari 200 eksmplar buku yang dicetak, laku terjual 300 eksmplar dengan rincian 50 eksmplar dibeli oleh Bupati Flores Timur, 50 eksmplar oleh Wakil Bupati Flores Timur, 50 eksmplar oleh Kepala Dinas PKO Flotim, 50 eksmplar oleh Pimpinan Bank NTT, dan biaya cetak ulang 100 ditanggung Mikhael Bulet Ruron, Asisten Administrasi Pemerintahan Umum Setda Flotim.
Sementara itu, Sandro Balawangak, Pemimpin Redaksi Media Online, suluhnusa.com, dalam testimoninya menyampaikan, memang benar ada ribuan pasang mata didunia, tetapi hanya ada satu mata pena, yakni di SMPN 1 Lewolema.
***
thobias ruron