suluhnusa.com – Bengkel Seni Milenial (BSM) adalah salah satu wadah ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sura Dewa Larantuka yang dibina oleh Guru Kesenian, Zaeni Boli.
Di BSM ini, para siswa (Program Keahalian Keperawatan dan Rekayasa Perangkat Lunak/RPL) dilatih berbagai keterampilan seni seperti teater, baca puisi, drama, pantomim,monolog, dan lain-lain.
Pada momentum pembagian Buku Laporan Pendidikan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018, tengahan Januari lalu BSM mengemas acara ini dengan tajuk parent’s day.
Pertunjukan pembuka adalah penampilan vokal group dari kelas X Keperawatan dengan lagu O Ina O Ama; para siswa (berjumlah 14 orang) diiringi suara gitar dengan penuh semangat menyayi dan menari di atas pangggung yang disambut dengan tepuk tangan meriah oleh para orang tua/wali siswa dan seluruh undangan.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi. Zaen sapaan Zaeni Boli membacakan 2 buah puisi. Doa adalah judul puisi pertama yang dibacakan oleh Zaen. Mengenakan jubah panjang dan selembar selendang mengalungi lehernya sambil membawa lilin yang menyala dan sebuah kitab, Zaen berlutut sembari memanjatkan doanya untuk kesejahteraan negeri Indonesia tercinta. Suasana hening, seluruh undangan terhanyut dalam kekusyukan mengikuti doa yang dilantunkan Zaen.
Dengan seketika Zaen berdiri sambil melepas resleting (sambungan) celana pada bagian lutut beliau meneriakkan AKU karya Chairil Anwar. Sambil menepuk dadanya yang membusung Zaen mengatakan AKU…
Kalau sampai waktuku.Ku mau tak seorang kan merayu…Tidak juga kau…Tak perlu sedu sedan itu…Aku ini binatang jalang. Dari kumpulannya terbuang…Biar peluru menembus kulitku.Aku tetap meradang menerjang…
(Sambil melompat dari atas panggung kemudian berlari di tengah para undangan ke luar gedung sambil melantunkan puisinya);
Luka dan bisa kubawa berlari.. Berlari…Hingga hilang pedih peri
(sampai kembali ke atas panggung Zaen melanjutkan puisinya)
Dan aku akan lebih tidak perduli. Aku mau hidup seribu tahun lagi…
Penampilan Zaen membakar semangat anak-anak binaannya. Ada rasa iri muncul di dada mereka terhadap gurunya yang menampilkan acting yang luar biasa. Adalah siswa kelas XI Keperawatan, mereka dengan penuh semangat dan percaya diri menapilkan aksi teatrikal “Tanah Air Mata”.
Siswa berjumlah 12 orang menampilkan aksi mereka yang mengkisahkan tentang perampasan hak rakyat kecil atas tanah mereka oleh sekelompok pengusaha. Menurut mereka bahwa di jaman kemerdekaan sekarang ini masih saja terjadi perampasan hak seperti ini, hal ini tidak boleh dibiarkan. Di bagian akhir mereka menyanyikan lagu “Indonesia Tanah Air Beta”.
Kepala SMK Sura Dewa Larantuka, Ahmad Taher, mengapresiasi karya guru dan siswa pada momen itu. Dihadapan orang tua Wali Ahmad Taher menyampaikan terima kasih kepada orang tua wali murid yang telah mendukung SMK Sura Dewa dengan menitipkan anaknya di sekolah untuk dididik dan dilatih.
“Bapa Mama orang tua wali sekalian, acara pembagian Laporan pendidikan hari ini, warnanya berbeda. Ini sengaja dikemas untuk memberikan ruang kepada anak anak kita menampilkan kreativitas dan inovasinya. Kita mau bapa mama juga bisa melihat langsung kreasi anak anak dalam setiap acara yang mereka bawahakan.
Dan hasilnya bisa kita lihat. Anak anak mampu tampil luar biasa mengembangkan bakat dan kemampuan mereka. Hal positif ini mesti terus didorong untuk meminimalisir prilau prilaku ke arah negatif, kata Ahmad Taher.
Pengurus Yayasan Pendidikan dan Sosial Mahardika. Ahmad M. Kasim mewakili pengurus Yayasan menyampaikan terima kasih, penghargaan dan apresiasi kepada orang tua/wali siswa, kepala sekolah, para guru, pengurus osis, pembina BSM dan seluruh siswa SMK Sura Dewa Larantuka karena telah mengemas acara Parent’s Day.
“Ini adalah momentum yang luar biasa dimana orang tua bisa menyaksikan kehebatan anaknya yang telah dibimbing dan dididik selama 1 semester di sekolah ini. Mari terus mendampingi anak anak kita untuk mengasah bakat dan minatnya meraih cita – cita”, kata Ahmad
Penampilan dance oleh siswa kelas XII Keperawatan menjadi acara penutup pada momen parent’s day.
Ahmad Kasim
Maksi Masan