suluhnusa.com_Paroki St.Lodovikus Waiklibang desa Ratulodong kecamatan Tanjung Bunga kabupaten Flores Timur pada hari minggu 31 Agustus 2014, merayakan pesta emas berdirinya Gereja di Wilayah itu.
Segala Rangkaian acara menyongsong pesta emas berdirinya Gereja St. Lodovikus Waiklibang yang sudah berlangsung bulan bulan sebelumnya, diantaranya lomba baca kitab suci, lomba mazmur, bidang olaraga lomba bola kaki dan bola voli, ditutup dengan perayaan misa syukur dan resepsi bersama yang berpusat di Waiklibang desa Ratulodong.
Pantauan suluhnusa.com, umat di Paroki St. Lodovikus Waiklibang, sejak pagi sudah memadati pelataran gereja mengikuti penjemputan yang mulia Bapa Uskup Larantuka Mgr.Fransiskus Kopong Kung, dari kota Larantuka, dilanjutkan dengan pentas hiburan diantaranya kasida, tarian, dan musik gambus yang dibawahkan oleh, umat muslim dari kelompok remaja mesjid dari Waiklibang.
Misa syukur pesta emas berdirinya gereja St. Lodovikus Waiklibang, dipimpin langsung oleh Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, didampingi oleh tujuh belas (17) imam. Misa syukur yang berlangsung minggu sore pukul 16.30 ini dihadiri oleh hampir seluruh umat di Paroki tersebut. Nampak ruangan gereja tidak cukup untuk menampung semua umat yang hadir mengikuti misa.Umat yang tidak mendapat tempat di dalam gereja mengambil tempat di luar gereja di bawah tenda yang sudah disiapkan.
Uskup Larantuka Fransiskus Kopong Kung, dalam sapaan pembukaan pada misa syukur tersebut, menyampaikan bahwa, momentum perayaan pesta emas berdirinya gereja St. Lodovikus Waiklibang adalah momen untuk kita bersyukur. Hingga hari ini diusia yang ke 50 tahun, Gereja ini masih berdiri, menunjukan akan kesetiaan Allah kepada kita.
“Eksistensinya dari sejak berdiri hingga saat ini mau menegaskan bahwa paroki ini adalah kita, milik kita. Untuk itu pada kesempatan ini bagaimana kita harus bisa memperbaharui janji dan semangat kita untuk terus melanjutkan pembangunan paroki ini menjadi lebih dewasa dan mandiri sesuai cita – cita keuskupan Larantuka.Marilah bersatu hati dan tetap setia dalam membangun Paroki ini, seraya memohon bimbingan Tuhan dalam karya – karya pelayanan kita di Paroki,” kata Uskup.
Dalam Khotbahnya, Bapa Uskup Larantuka menyampaikan bahwa menurut keyakinan leluhur, disetiap kampung selalu ada kekuatan. Ada sesuatu yang membuat orang merasa aman, damai, sejuk dan nyaman tinggal di kampung tersebut. Kekuatan lewotanah (Kampung halaman) itu adalah iket kewaat. Penting sebuah kampung memiliki iket kewaat (Kekuatan kampung). Adanya iket kewaat, maka kita tidak perlu takut. Semisal, untuk berperang kala itu, walau sebuah kampung kecil, tetapi mereka berjalan dengan seluruh kekuatan lewo, maka saat perang, yang nampak bisa ribuan orang, walau kenyataannya hanya beberapa orang saja yang turun berperang. Ungkapnya.
Uskup lanjut bertanya; Apakah di dalam gereja katolik, sebagai umat katolik juga memiliki Iket Kewaat sebagai sebuah kekuatan? Walau sedikit, Iket Kewaat harus kita miliki sebagai umat Katolik.Iket Kewaat umat katolik tidak bisa digangu oleh kekuatan apapun. Dan, kita harus bangga sebagai orang katolik. Kita mempunyai nafas kekuatan yang membuat kita merasa aman, merasa teduh dan damai.
Salib adalah kekuatan kita. Tidak ada yang lebih kuat dari Salib. Jangan menghindar dari salib kalau mau mengikuti Yesus.Salib adalah kekuatan kita, kata Uskup Kopong kung. Kita harus berani bersaksi dengan memikul salib. Salib adalah Kasih. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang menyerahkan nyawanya bagi keselamatan umat. Salib adalah pengorbanan yang besar untuk sebuah pelayanan yang sunguh- sunguh. Salib adalah Iket Kewaat nya orang katolik.Sebagai umat katolik, kita harus berani menjadi saksi salib Tuhan dalam kehidupan kita sehari- hari.
Momentum perayaan pesta emas hari ini adalah momentum bagaimana kita bersyukur. Bahwa sepanjang 50 tahun Tuhan Allah setia menyertai kita, membentuknya hingga saat ini. Semua ini adalah penyelenggaraan Tuhan. Dengan usia ini, menegaskan bahwa paroki yang didirikan oleh Tuhan ini adalah milik kita.Harus bangga menjadi umat di paroki ini. Mari membangun komitmen dan semangat baru membangun paroki ini semakin lebih kuat, maju dan mandiri.
Kesunguhan, keseriusan dan tangung jawab yang besar akan menjadikan paroki ini semakin dewasa.Mari berbuat kasih yang lebih besar, Salib mengharuskan kita melakukan yang lebih besar. Untuk membangun paroki menjadi lebih dewasa dan mandiri mari kita mulai dari keluarga. Kekuatan paroki ada pada rumah tangga.
Salib tidak hanya di pajang ditembok rumah, tetapi baik untuk dijadikan sebagai kesaksiaan dalam hidup sebagai umat Katolik. Hidupkan Komunitas Umat Basis (KBG) kita, yang menjadi pilihan pembangunan di keuskupan Larantuka.KBG kuat akan mendukung kekuatan Paroki ajak Uskup menutup kohtbahnya.
Setelah misa Syukur acara dilanjutkan dengan menggelar resepsi bersama di halaman Gereja St. Lodovikus Waiklibang. Kegiatan resepsi dihadiri oleh Bapa Uskup Larantuka, Pastor Paroki Waiklibang dan rekan – rekan Imam, Bapak Drs. Mikhael Fernadez mewakili bapa Gubernur Nusa Tenggara Timur, Bupati Flores Timur, Wakil Ketua DPRD Flores Timur Anton Hadjon, Kepala Dinas dan kepala- kepala Bagian pada beberapa SKPD lingkup Kabupaten Flotim, Camat Tanjung Bunga, Kepala- kepala desa se- Kecamatan Tanjung Bunga, Tokoh masyarakat, kepala – kepala Sekolah, Imam Mesjid, Umat dari delapan (8) stasi pada paroki St. Lodovikus Waiklibang, umat muslim, putra –putri Tanjung Bunga yang ada di luar daerah, juga anak – anak sekolah.
Yohanes Milan Liwun, Ketua Panitia Perayaan pesta emas Geraja St. Lodovikus Waiklibang dalam sambutan pembukaannya pada acara resepsi menyampaikan bahwa untuk menyukseskan perayaan pesta Emas Gereja St. Lodovikus, panitia sudah terbentuk dan bekerja sejak tahun 2013.
Walau banyak kendala namun atas kerja sama semua pihak yang berniat luhur, hingga kegiatan bisa terlaksana dengan baik dari sejak pra kegiatan hingga hari ini. Saya sebagai Ketua Panitia secara khusus menyampaikan terimahkasih yang berlimpah untuk yang mulia Bapa Uskup Larantuka yang sudah bersedia meluangkan waktu memimpin misa Syukur,Pastor paroki dan rekan imam lainnya, Anggota koor dan seluruh petugas saat perayaan misa, Bapa Gubernur Nusa Tenggara Timur yang diwakili, Bapak Bupati Flores Timur, pimpinan DPRD dan seluruh umat yang dengan kontribusinya masing- masing menyukseskan pesta emas Gereja St. Lodovikus Waiklibang.
Yoseph Lagadoni Herin Bupati Flores Timur dalam sambutannya, mengatakan bahwa sesuai dengan tema perayaan pesta emas bertolaklah ketempat yang lebih dalam, merupakan kata – kata Yesus kepada murid –muridnya yang sementara menebar jala untuk mendapatkan ikan.
Untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak maka tebarlah jala ke tempat yang dalam.Dengan momentum hari ini, mari kita kembali pada sabda, Koda kiri sebagai iket kewaat kita, untuk hidup lebih baik pada hari – hari yang akan datang dalam pembangunan paroki di wilayah ini.
Acara hiburan malam itu, dibawahkan oleh umat Islam berupa musik kasida, musik gambus dan tarian – tarian.Sementara acara lain di isi oleh kelompok doa legio maria dari Ibu – ibu dengan membawakan tarian sasa, juga teater yang dibawahkan oleh siswa- siswi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) 01 Tanjung Bunga.
Acara ditutup dengan makam malam bersama. Untuk hidangan makan malam, masing- masing stasi dan lingkungan menyiapkan menu masing – masing dan bervariasi dengan sekian jenis masakan. Umat dan semua undangan yang hadir bersama – sama secara bebas memilih menikmati makanan yang dihidangkan. Makanan dihidangkan dengan penataan meja makan melingkari posisi duduk umat, nampak suasana penuh persaudaraan dan kekluargaan antara umat beragama katolik dan umat beragama Islam pada malam itu.
Gereja Paroki St. Lodovikus Waiklibang sejak lahir, pada tanggal 25 Agustus 1964 genap berumur 50 tahun pada 25 Agustus 2014. Hingga saat ini Paroki St. Lodovikus Waiklibang telah mengembangkan sayapnya dengan lahirnya delapan stasi diantaranya; pusat Paroki stasi di Waiklibang, stasi di Riangkoli, Beloaja, Ebak, Lamanabi, Koteng, Basira, dan Kolotobo. (maksimus masan kian)