SULUH NUSA, JAKARTA – Banjir Apresiasi Dipertunjukan Mencari Bung.
Pementasan teater di panggung Taman Izmail Marzuki menjadi pengalaman pertama bagi kami semua. berrada di ruang Teater sebagus dan semodern Wahyu Sihombing Taman Ismail Marzuki adalah kesempatan membanggakan.
Wajar jika kami belum terbiasa tapi tak ada waktu untuk mengeluh. Ac yang terlalu dingin , ruang yang bingung , suara yang terendam oleh ruang kedap suara , lampu yang belum terbiasa yang membuat kita grogi.
Hari kedua kami berada di Jakarta 24 November 2022 kami dituntut untuk bisa cepat beradaptasi dengan ruang teater arena dan pada percobaan pertama kami gagal. Sutradara Silvester Petara Hurit meminta kami untuk mengulangi kembali salah satu yang menjadi perhatiannya adalah bagaimana pemain diminta untuk meningkatkan vokalnya, karena pada blocking panggung pertama hampir seluruh pemeran gagal. Faktor lelah perjalanan jauh dari Larantuka menuju Jakarta juga memberi pengaruh. Blocking panggung kedua kali juga gagal. Bahkan ada pemeran yang drop.
Telat dan nekat yang kuat. Pementasan Teater Mencari Bung harus berhasil. Waktu tinggal sehari. Keesokan harinya harus pertunjukan. Semua pemeran istirahat untuk menjaga stamina.
Para pemeran saling menyemangati menyemangati, bertekad untuk tidak gagal karena datang ke ibukota di Taman Ismail Marzuki untuk mengharumkan Lewotana dan tak ingin mengecewakan panitia serta para penonton yang ingin menyaksikan pertunjukan kami.
Para pemain mulai mensiasatinya dengan berdoa di sudut sudut ruang demi untuk menguatkan hati, yang lain mulai terus menghapal dialog berharap tidak lupa saat pementasan
Hari H pementasan yang bertepatan dengan Hari Guru Nasional yang diperingati para guru se Indonesia termasuk IGI yang memilih merayakan di Taman Ismail Marzuki.
Kami memulainya dengan mengunjungi Gedung DPR untuk mengikuti agenda yang telah dipersiapkan oleh panitia dan ketua DPR RI hadir dalam bentuk Virtual dalam penyampaian pembukaan hari guru , lalu setelahnya kami beranjak ke Kemendikbud dam kami di terima baik oleh Mas Menteri.
Selanjutnya menuju Taman Ismail Marzuki guna mempersiapkan segala sesuatu.
Para pemwran melakukan pemanasan secara mandiri lalu terakhir sutradara meminta kami untuk pemanasan dengan lagu daerah yang biasa kami nyanyikan dalam pertunjukan.
Kami awali dengan doa. . Setelah itu kami stand by di back stage. Pelan pelan para penonton memasuki ruangan mayoritas adalah para guru yang tergabung dalam IGI dan ada juga dari Paguyuban Titehena Jakarta dan para Seniman yang turut mendukung aktivitas seni ini diantaranya Jose Rijal Manua, Herman Syahara dan juga Bambang Prihadi selaku ketua komite Taeter Dewan Kesenian Jakarta yang turut memberikan sambutan.
Pertunjukan dimulai dengan suara sirine dan penampilan manusia manusia kalah sembari mempertanyakan dirinya dan berubah menjadi setengah zombie menjadi pembuka kisah Teater Mencari Bung. Semua pemain tampil apik dan maksimal.
Lalu adegan mengalir begitu dinamis emosi yang naik turun turut menjaga mood penonton untuk tetap hadir di dalam ruangan pertunjukan pada beberapa adegan haru tak terasa mata penonton berkaca kaca.
Karena mungkin merasakan atau menyaksikan kondisi para guru yang belum banyak berubah . Adegan ditutup dengan membentangkan bendera merah putih yang merajut kebhinekan.
Diakhiri pertunjukan penonton nampak bahagia dan senang memberikan apresiasi yang luar biasa diantaranya mereka menulis di media sosial.
Begitu pula para aktor dan aktris yang terlibat antusias mengabarkan kesuksesan mereka . Pertunjukan ini juga turut disaksikan para penonton yang ada di Flores Timur lewat live youtube IGI Pertunjukan Mencari Bung.
Pertunjukan ditutup dengan dolo dolo massal Tim Produksi Mencari Bung bersama para pemain melakukan evaluasi kecil bersama paguyuban Titehena diantara Ketua Paguyuban Titehena Fidelis Lein , Simon Lamakadu.
Hal hal yang dibicarakan tak sebatas pertunjukan namun hal lain berkaitan dengan kemajuan daerah kita.
Suasana yang akrab dan keluargaan. Namun hal baik juga mesti terhenti oleh waktu.
Ya sudah tentu mendapat apresiasi karena pesan moral atas gambaran fakta para guru di daerah tersampaikan lewat teater “Mencari Bung” termasuk pesan kepada Mas Menteri, untuk meningkatkan perhatian terhadap kondisi guru guru di daerah. +++habis