Suluh Nusa, Madiun – Kurang lebih tiga bulan, berbagai elemen masyarakat di dunia dihantam wabah Covid-19 atau yang populer di Indonesia disebut virus korona, tanpa terkecuali dunia pendidikan. Semua elemen, termasuk dunia pendidikan mau tidak mau harus menyesuaikan diri, agar tidak terombang-ambing di tengah badai virus yang telah memakan korban ratusan ribu ini. Dalam dunia pendidikan tersedia banyak pilihan media, dan masyarakat akademik tinggal memilih media yang tepat dan cocok digunakan. Saat ini pembelajaran daring memang tepat dan dibutuhkan untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid atau dosen dengan mahasiswa. Itulah satu-satunya jalan terbaik agar kehidupan akademik terus memanjang.
Pada mata kuliah Kreativitas Sastra Anak semester ini, pembelajaran daring tepat diberlakukan, karena peraturan dari pemerintah, peserta didik harus belajar di dan dari rumah dengan menggunakan media yang tersedia. Mahasiswa yang menempuh mata kuliah ini merupakan mahasiswa Program Studi PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya angkatan 2016 tingkat akhir (semester 8). Seperti semester-semester sebelumnya tugas akhir mahasiswa, yaitu menulis karya sastra (cerpen dan puisi) untuk dibukukan dan diterbitkan ber-ISBN.
Sebelum cerpen dan puisi mahasiswa dibukukan dan diterbitkan, ada semacam seleksi ketat yang tujuannya berkaitan dengan ontentisitas dan kualitas karya. Sebelum mahasiswa mulai menulis cerpen dan puisi, saya sebagai dosen pengampu memberikan seremonial berupa teknik menulis karya sastra (terutama cerpen), dari membuat kerangka hingga mengembangkan kerangka tersebut. Salah satu teknik yang diperkenalkan kepada mahasiswa untuk membuat kerangka, yaitu teknik cilukba. Sedangkan, teknik untuk mengembangkan kerangka, yaitu teknik 5 mekanisme pikir. Dua teknik tersebut diberikan secara daring melalui aplikasi WhatsApp.
EPISODE SATU BABAK COVID 19 DAN BANJIR KIRIMAN KISAH LAINNYA