suluhnusa.com_Kita lupa anak-anak perlu dibekali dengan cerita-cerita yang mengandung pesan moral. Dan itu ada dalam cerita dongeng.
Hari itu adalah hari temu sastrawan Nus Tenggara Timur. Hari berkumpulnya penyair top, cerpenis handal, penulis hebat. Mereka semua berbaur persahabatan yang kental. Persahabatan para sastrawan.
Diantara ratusan sastrawan ada seorang guru TKK Kober Yopertif Ende. Dari kampung pedalaman Ende. Namanya Wilibrodus. Semua sastrawan NTT maupun sastrawan dari luar tentu terkenang dengan Willy-demikian ia dipanggil.
Seperti para penyair. Dia tampil memukau. Menyihir Gerson Poyk. Dia tampil elegan memantik rasa Natudin Pituin, penulis buku kritikus puisi kontemporer asal Kota Bandung. Dalam beberapa kejap, Yoseph Yapi Taum, Mezra Pellandou, Cecep Syamsul Hari dan Fanny J. Poyk terpukau. Mereka kagum dengan gaya dan cirri khas willy dalam mendongeng.
Willy, Guru TKK itu mengaduk aduk rasa ratusan penonton seperti Putri Suhartini membawakan puisi Yoseph Yapi Taum, yang dalam penggalan ada Arakiann itu.
Dengan santai. Berciri khas gelitik. Undangan berikut para satrawan, sontak sumringah. Mereka menikmati dongeng Willy. Guru TK itu.
Hasilnya Willy, meraih nominasi juara satu dalam lomba mendongeng dalam temu sastrawan NTT II di Kota Pancasila itu.
Menurut Willy, usai mendongeng, sesungguhnya dongeng mempunyai nilai luhur. Ada nilai religi, sejarah juga nilai sosial. Sebuah dongeng sudah teruji keampuhannya.
“Generasi yang sering didongengin orang tua di rumah atau guru di sekolah, memiliki moral dan perilaku lebih baik ketimbang generasi sekarang yang sudah jarang mendengar dongeng dari guru maupun orang tua. Jangan heran jika anak-anak sekarang memiliki moral yang sangat berbanding terbalik dengan orang tuanya yang dulu sering didongengin,” tuturnya.
Dia berharap bukan saja guru di sekolah, orang tua di rumah juga perlu mendongeng anak-anaknya sebelum tidur. Jika kebiasaan ini terpupuk baik di rumah dan di sekolah, saya yakin moral anak-anak akan menjadi lebih baik.
Sebab, ketika kita berbicara tentang pendidikan nilai, kita seolah lupa bahwa anak-anak kita perlu dibekali dengan cerita-cerita yang mengandung pesan moral. Dan mendongeng adalah sebuah amunisi yang akurat untuk merawat moral anak-anak kita sejak dini.
Dongeng dan Sastra Anak
Karya sastra adalah sebuah hasil atau bentuk dari kegiatan kreatif yang bersifat indah dan mempunyai nilai. Karya sastra yang mempunyai nilai kegunaan dan juga berfungsi sebagai penghibur bagi setiap orang yang membacanya. Dan salah satu pembacanya yaitu anak-anak, karya sastra untuk anak-anak bisa disebut dengan sastra anak.
Sastra anak di sini bukanlah karya sastra tentang anak-anak melainkan sastra untuk anak-anak. Karya sastra anak berbeda dengan karya sastra untuk dewasa. Sastra anak memiliki karakteristik, fungsi, dan jenis tersendiri yang dinilai cocok untuk anak-anak. Biasanya sastra anak mempunyai manfaat untuk pengembang daya pikir seorang anak. Sastra anak juga mempunyai tingkatan, dimana tingkatan tersebut dilihat dari umur anak tersebut.
Sastra anak yang mengadung nilai-nilai didalamnya yakni nilai estetika dan nilai moral. Dengan begitu dapat dimanfaatkan untuk pengajaran. Karena pada umumnya anak-anak senang membaca karya sastra, maka apabila karya sastra dijadikan bahan ajar bahasa, mereka diharapakan akan senang belajar bahasa.
Demikian juga, karya sastra dijadikan bahan ajar mata pelajaran lain, misalnya ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya. Pengajaran tersebut salah satunya bisa dilakukan dengan membacakan dongeng.
Dongeng yang merupakan sebuah cerita, baik cerita itu nyata maupun khayalan, dan biasanya dongeng di dalamnya mengandung petuah-petuah. Dan petuah-petuah tersebut baik diajarkan untuk anak, Disamping itu dongeng bisa membuat anak merasa senang dan juga nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng, yaitu nilai keindahan dan nilai moral akan meresap dan berkembang dalam diri anak secara alami.
Ini pesan moral dari lomba mendongeng, pada festiva sastra NTT di Ende Flores 2015. Salam Sastra, Semoga semua kita menjadi lebih baik. Sebab hidup adalah sastra. (amber kebelen/sandrowangak)