suluhnusa.com – Pagi gagah perkasa datang mengusir gelap malam
Segelas kopi hitam yang agak pahit tersaji di meja yang penuh berserakan kertas sajak semalam
Ketika asap rokok memenuhi isi tenggorokan, seketika itu pula rasa rindu memenuhi fikiran tapi tidak di dalam hati hanya di fikiran saja
Berhamburan keluar bersama dengan suasana pagi yang agak bising karena suara motor tetanga yang mau berangkat kerja
Aku teguk kopi hitam yang agak pahit perlahan
Seketika ampas kopi tertelan pahit
Rasanya seperti rindu yang orang-orang pujangga bilang bahwa merindu itu pahit
Mungkin karena yang kita rindu itu adalah penawarnya yang manis
Karena aku belum pernah bertemu sama yang manis, kalah cepat sama semut
Pagi harusnya ada semangat di jam dinding yang menunjukan pukul 8.30 pagi Karena dia harus bekerja keras untuk berputar lagi menuju angka selanjutnya
Mengukur hari dengan cermat Dan aku menikmati pagi dengan nada detik yang berbunyi gitu-gitu aja dari dulu
Selembar kertas sajak tadi malam mencuri pandanganku “Aku Rindu” judulnya Entah aku sedang berimajinasi ketika menulis sajak itu
Kata-katanya penuh dengan kalimat rindu Hampir memenuhi beberapa paragraf
Biarlah mungkin hanya itu yang bisa aku lampiaskan jika aku merindu
Karna sajak itu hanya akan aku baca sendiri nantinya tanpa yang di rindu membacanya (sambil senyum- senyum kegirangan ,karena masih ada lelaki di luar sana yang merinduinya)
Tak terasa sebatang rokok habis terbakar
Asapnya separuh ke udara dan separuh lagi tertelan dan membekas di paru-paru
Kopi hitam’pun hanya tinggal ampas dan beberapa semut yang sudah menanti giliran untuk menikmatinya
Beranjak ke kamar sambil merebahkan tubuh dan mata yang belum terpejam semalaman
Hei mata, tutup jendelamu, aku ingin tidur dan berharap bermimpi akan dia yang ku rindu !!
Maret, 2018
hellfrog