Suatu Pagi

Kau masih diam setelah lumba-lumba terakhir berlalu

Seolah hari itu adalah hari puisi terakhir

Dimana kau tak lagi melihat akar-akar mengikat batang

Dan rumput-rumput menderai pekarangan

 

Desau nafasmu memukul rapat gendang telingaku

Perlahan tapi memasti. Kau patahkan segalaku

Aku membeku. Dramatisasimu berlanjut

Suatu pagi. Ketika aku. Tak lagi mengingatmu.

 

Jogja, 2018

Perempuan Tanpa Titik

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *