suluhnusa.com – Sejak dua tahun lalu. Pejabat Sekda Lembata, Petrus Toda Atawolo, secara tiba tiba diberhentikan oleh Eliazer Yentji Sunur, Bupati Lembata.
Keputusan Sunur ini memantik reaksi publik. Lembata menjadi heboh. Banyak pihak tidak setuju dengan keputusan bupati ini. Atawolo resmi diberhentikan jadi sekda Lembata dan nonjob. Walau diprotes, Sunur tenang tenang saja.
Petrus Toda Atawolo yang diangkat menjadi Sekda Lembata sejak zaman Bupati Ande Manuk dinilai berhasil oleh publik Lembata. Sayangnya dimata Eliazer Yentji Sunur, Atawolo dinilai gagal. Tanpa membeberkan alasan yang jelas, Sunur mengangkat Antanasius Aur Amuntoda menjadi Pelaksana Harian Sekretaris Daerah. Sius Amuntoda menduduki jabatan itu selama dua tahun.
Salah satu alasan kenapa Sekda Atawolo diberhentikan oleh Eliazer Yentji Sunur saat menjabat Bupati Lembata periode kedua, baru dibeberkan diawal tahun 2020 di Bukit Cinta.
“Sekda harus berdiri benar benar diantara Pemda dan DPRD. Jaga keharmonisan. Sesekali pergilah ke DPRD dan bertemu dengan bapak bapak anggota DPRD Kita. Bukan dalam rapat dengar pendapat, tetapi juga membangun komunikasi agar keseimbangan tetap dijaga. Hal ini saya sampaikan karena saya pernah mengalami itu di periode pertama. Kisruh antara pemerintah dan DPRD terjadi saat itu karena Sekda tidak benar benar berdiri ditengah antara legislative dan eksekutif. Tinggalkan pola pola lama itu. Pa Paskal harus memediasi kepentingan eksekutif dan legislatif agar ada keharmonisan antara DPRD dan Bupati,” beber Bupati Eliazer Yentji Sunur.
Selain itu, Sunur berharap, Sekda harus berani mengambil langkah-langkah agar Bupati dan Wakil Bupati juga mempunyai keberanian untuk mengambil kebijakan untuk membangun daerah ini.
“Kadang-kadang kita membangun ini tidak seluruhnya ada di dalam APBD, tetapi kita merobah. Ini kita butuhkan Skda yang luar biasa apalagi tidak ada di dalam DIPA. Kita bisa bangun di dalam DIPA dan diluar DIPA, itu ruang yang sudah kita pakai beberapa kali selama ini, tetapi masih memenuhi ketentuan dan aturan. Tinggal keberanian kita,” ungkapnya.
Sabtu, 11 Januari 2020 suasana di kawasan Bukit Cinta Lembata, Wolorpass, Desa Bour ramai. Tempat parkir dijejali mobil para pejabat dan kendaraan roda dua milik ASN dan undangan yang hadir, termasuk wartawan.
Ratusan ASN terlihat mengenakan nowing dan kwatek dipadu baju putih dan bersyal selendang tenun daerah.
Begitupula pakaian yang dikenakan Bupati Lembata, eliazer Yentji Sunur dan Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday. Kompak mengenakan motif daerah. Syal selendang berbis kuning dipadu motif daerah, dipilih bupati Lembata Eliazer Yentji saat itu.
Bukan saja pejabat eksekutif tetapi beberapa pejabat Legislatif pun turut hadir di tenda kehormatan. Ada Piter Bala Wukak, anggota DPRD dari Partai Golkar juga Paulus Makarius Dolu dari Partai Gerindra.
Para pejabat ekseutif dan pejabat legislative menempati tenda kehormatan di pelataran Bukit Cinta. Sementara ASN berjejal di panas terik persis dibelakang tenda kehormatan dengan seragam nowing-kwatek baju putih dan syal selendang.
Bupati Lembata Eliazer Yentji Sunur tiba di BCL sekira pkl. 14.45 menit dari jadwal Pkl. 14.00 wita. Sesaat setelah menempati kursi kehormatan didamping Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday dan Ketua DPRD Lembata, Piter Gero, protokol dari Humas Setda lembata langsung membacakan seremonial pelantikan.
Dua pejabat eselon III dilantik. El Mandiri ditarik dari Sekretaris KPU Kabupaten Lembata untuk menempati jabatan baru sebagai Sekretaris Kesbangpol menggantikan Silvester Samun yang sudah naik menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga.
Dalam Surat keputusan Bupati Lembata Nomor 09 tahun 2020 tertanggal 10 Januari 2020 tersebut, juga mengangkat Petrus Arakei dari Sekretaris Camat Lebatukan menjadi Camat Lebatukan.
Usai melantik pejabat eselon III, Yentji Sunur tidak langsung melantik sekda yang ditunggu tunggu. Para pejabat, undangan dan ASN disuguhkan terlebih dengan selingan lagu ‘Tanah Lembata Helero’. Suasana santai di kawasan Bukit Cinta kembali hening ketika Deken Lembata, Rm. Sinyo Da Gomez, PR didaulatkan memberi pesan natal.
“Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang. Itulah tema natal tahun 2019 yang ditetapkan oleh KWI dan saya merasa tema ini masih relevan dizaman ini. Dan untuk peristiwa hari ini, memang banyak yang terpanggil tetapi satu yang terpilih. Berilah dukungan sepenuh hati kepada yang terpilih itu. Dan yang terpilih hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang,” ungkap Romo Deken.
Pesan natal tersampaikan. Sabda diresapi. Hening. Yang terpilih segera diberi meterai pelantikan. Meterai sahabat bagi semua ASN. Paskalis Tapo Bali, Ap.MT dilantik menjadi sekda Lembata oleh Bupati Lembata. Ia terpilih dari sekian yang dipanggil.
Sarjana peternakan itu dipilih oleh Bupati Lembata setelah mempertimbangkan banyak aspek, misalnya pertimbangan geopolitik dan wilayah.
Hari ini tidak ada lagi yang namanya wilayah utara, timur, barat dan selatan. Begitupula dengan kelompok kelompok. Tidak ad alai kelompok A, B, C dan D. Semua bermuara pada satu kelompok yakni kelompok yang dinahkodi satu orang sekda. Namanya Paskalis Ola Tapobali.
Selain mengangkat sumpah, Paskalis Ola Tapobali juga menandatangani pakta integritas dan surat pernyataan untuk bekerja secara tansparan, jujur, objektif dan akuntabel. Sekda juga diwajibkan Menghidari konflik of interest, menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai tupoksi jabatan, memberi contoh dalam melaksanakan tugas terutama kepada pegawai yang berada di bawaah pengawasan Sekda, akan menyampaikan informasi penyimpangan integritas, serta turut menjaga kerahasiaan saksi atas pelanggaran yang dilaporkannnya.
Paskalis Ola Tapobali dilantik berdasarkan SK Bupati Nomor 7 tahun 2020 tentang pemberhentian dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Pimpinan tinggi pratama, sekretaris derah kabupaten Lembata.
Paskalis Ola Tapobali juga di rekomendasikan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara dalam suratnya bernomor B-4109/KASN/11/2019, tanggal 28 November 2019, tentang rekomendasi hasil seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama, Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat juga menyetujui penetaan Paskalis Ola Tapobali dalam Surat Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor: BKD.013.1/1/308/PK-GS/XII/2019, tanggal 9 Desember 2019, tentang persetujuan penetapan Sekretaris Daerah.
Jabatan tertinggi ASN itu diperoleh Paskalis Ola Tapobali melalui seleksi terbuka yang di laksanakan Pemerintah Kabupaten Lembata. Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Lembata itu menyingkirkan dua calon Sekda lainnya yakni Ambrosius Leyn (Kepala Dinas BKKBN kabupaten Lemata) dan Said Kopong (Kepala Dinas Bapelitbangda).
Disaat bersamaan, Bupati Lembata meminta Ambros Lein dan Said Kopong untuk berjabatantangan sekaligus mencium pipi kiri dan kanan Sekda Paskalis sebagai bentuk dukungan sepenuh hati.
Bahkan saat pembcaan SK oleh Kepala BKD SDM Lembata, Patrisius Udjan tamu undangan dan ASN yang hadir langsung memberikan applause, tepuk tangan meriah.
Paskal Tapobali sudah terpilih dan dilantik jadi Sekda dengan harapan menjadi sahabat bagi semua ASN dan tidak menjadi pemicu kisruh antara Bupati dan DPRD seperti pada Periode Pertama Eliazer Yentji Sunur dan Viktor Mado Watun menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lembata.
Sebab jika melanggar pakta integritas dan surat pernyataan serta tidak sejalan dengan visi misi Bupati Lembata, maka bukan perkara muda bagi Eliazer Yentji Sunur mencopot jabatan sekda yang sudah diemban Paskalis Ola Tapobali.
“Kalau tidak sejalan dengan visi misi bupati dan wakil bupati serta melanggar pakta integritas juga surat pernyataan, maka saya merujuk pada dictum terakhir dalam Surat Keputusan. Apabila dikemudian hari …….. Saya tinjau kembali,” ungkap Sunur. ***
sandro wangak